Sementara Wil atau wanita idaman lain justru sebaliknya sang prialah yang memiliki usaha terbesar dalam mendapatkan cinta sang wanita , sang wil (wanita idaman lain) posisinya hanya pasif lain halnya dengan pelakor yang posisinya aktif dibandingkan sang pria.
Kemudian Persamaan antara pelakor dan Wil keduanya sama sama memiliki daya menghancurkan kehidupan rumah tangga dan bahtera mahligai sebuah pernikahan yang dibangun atas kesucian cinta, ketika pelakor dan wil sudah ada dalam kehidupan seorang pria beristri maka dipastikan kehancuran sebuah bahtera rumah tangga telah terjadi dan tergoncang.
Pelakor maupun wil keduanya merupakan sebuah perbuatann dosa yang tentunya tidak sesuai dengan ajaran agama manapu, selain itu kedua perbuatan tersebut merupakan perbuatan yang sangat dibenci masyarakat di indoensia temasuk di Sulawesi selatan.
Tak bisa dipungkiri wanita yang menjadi pelakor tentunya memiliki kelebihan atau daya tarik yang begitu mempesona, dan tentunya lelaki yang tidak kuat iman pasti akan tergoda dengan pesona pelakor,karena itu melawan pelakor salah satu kuncinya adalah menguatkan peranan istri, sang istrilah yang harus menjaga sang suami , berikan cinta, tentramkan hati suami dan berikanlah pelayanan yang terbaik ,maka yakinlah sang suami akan betah dirumah.
Selain itu istri sekali-kali jangan lupa menghubungi suami setiap hari ,menyapahnya melalui telpon. Namun jika segalah usaha telah dilakukan maka tentunya sang suamilah yang memiliki peranan besar untuk tidak tergoda dengan senantiasa mengingat keluarganya termasuk anak-anaknya.
Menjadi pelakor maupun WIL pada umumnya disebabkan oleh faktor ekonomi tak bisa dipungkiri wanita wanita yang menjadi pelakor maupun Wil akan mendapatkan keuntungan finasial yang besar dari sang lelaki, karena itu kasus pelakor biasanya menimpah kalangan menengah keatas karena adanya kematangan ekonomi, karena itu tidak salah plato mengatakan The root of evil is money bahwa akar kejahatan sebenarnya adalah uang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H