Mohon tunggu...
Edi Abdullah
Edi Abdullah Mohon Tunggu... Administrasi - Bekerja Sebagai Widyaiswara Pada Lembaga Administrasi Negara RI

RIWAYAT PEKERJAAN.\r\n1. DOSEN PADA UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR TAHUN 2008-2011.\r\n2.DOSEN PADA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR. TAHUN 2008.\r\n3. DOSEN PADA STIH COKROAMINOTO TAHUN 2009-2012.\r\n4. DOSEN PADA STMIK DIPANEGARA TAHUN 2009-2012.DENGAN NOMOR INDUK DOSEN NASIONA(.NIDN ) 09101182O1. \r\n6.BEKERJA SEBAGAI ADVOKAT PADA TAHUN 2008-2011.\r\n7. BEKERJA SEBAGAI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI PKP2A II LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA RI. SEJAK TAHUN 2011-SEKARANG\r\n.\r\nPENGAMAT KEBIJAKAN PUBLIK,HUKUM, POLITIK LAN MAKASSAR, WIDYAISWARA BIDAnG HUKUM LAN MAKASSAR\r\n\r\nKARYA ILMIAH ;BUKU PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA,merobek demokrasi\r\nFROM PINRANG TO MAKASSAR\r\n\r\

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ahok Akhirnya Meminta Maaf Ke Rosianna Silalahi Terkait Sanksi KPI Kepada Kompas TV

25 Maret 2015   08:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:04 1869
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber foto;www.pikiranrakyat.com

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau yg akrab disapa (Ahok)mengaku kepada beberapa media telah melakukan komunikasi kepada Pemimpin Redaksi Kompas TV Rosianna Silalahi dan meminta maaf atas sanksi yg diberikan KPI kepada Kompas TV.

seperti diketahui beberapa waktu yang lalu Kompas TV menyiarkan wawancara eksklusif bersama Gubernur Ahok dengan presenter acara Aiman Wicaksono itu dan program wawancara tersebut disiarkan secara Live pada Selasa, 17 Maret 2015 lalu.


Bahkan Ahok sempat melontarkan kalimat yang berbau Tai dalam wawancara tersebut akibatnya Presenter Kompas TV Aiman Wicaksono,sempat mengingatkan Ahok bahwa sementara ini kita Live dan ditonton jutaan pemirsa dan meminta Ahok sedikit memperhalus kata-katanya, namun apa boleh buat Ahok sudah terlanjur emosional

Akibat dari tayangan wawancara Eksklusif Aiman dan Ahok tersebut maka KPI Memberikan sanksi administratif kedapa Kompas TV untuk tidak menayangkan lagi program tersebut dan memerintahkan meminta maaf selama tiga kali berturut-turut karena Kompas TV dianggap telah melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar Program Siaran(SPS) berdasarkan Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia Nomor 01/P/KPI/02/2012 Tentang pedoman perilaku penyiaran Komisi Penyiaran Pasal 9 tentang pernghormatan terhadap Nilai dan norma kesopanan dan kesusilaan, Pasal 14 ayat (2),

Pasal 17 Program bermuatan kekerasan, dan Pasal 22 ayat (3) serta Standar Program Siaran (SPS) Pasal 9 ayat Penghormatan terhadap norma kesopanan, Pasal 15 ayat tentang perlindungan Kepada Anak, dan Pasal 24 tentang larangan ungkapan kasar dan makian disiarkan.

Bahkan selain meminta maaf Ahok juga sempat mengusulkan jika mendapat tawaran wawancara lagi baiknya presenternya adalah seorang wanita.

Namun sentah apa maksud Ahok meminta diwawancarai presenter wanita saja namun kemungkinan alasan ini adalah untuk membuat Ahok lebih terasa tenang pada saat wawancara dan mampu mengendalikan emosinya

Dalam ilmu psikologi seorang pria jika menatap wanita cantik maka sang pria tersebut akan merasakan ketenangan bathin tersendiri dan kondisi psikologisnya jika berada pada tingkat amarah maka secara otomatis akan turun secara drastis ,dan kalau anda percaya perhatikan saja pria yg ada di Mall Kelapa gading lihat reaksi si pria jika melihat wanita cantik tentunya reaksinya sangat lembut dan halus.

Dan permintaan maaf Ahok tentunya kita harus apresiasi karena komunikaasi meminta maaf akan bisa membuat suatu hubungan kembali menjadi harmonis sebaliknya memberikan maaf adalah sebuah sikap terpuji dan muliah dibandingkan meminta maaf.

Seandainya saja Ahok dan DPRD DKI saling memaafkan dan menjalin komunikasi yg saling menghormati maka kisruh APBD DKI Jakarta tidak akan membesar seperti hari ini yg bahkan membuat Wapres JK turun langsung menengahi konflik tersebut .

Salam Kompasianer

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun