Mohon tunggu...
Achmad Tito Rusady
Achmad Tito Rusady Mohon Tunggu... -

Cinta yang berkepompong, bermetamorfosa dalam taat kepadaNya, akan menjelma seindah kupu-kupu. Seindah saat berbuka..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bait Do’a Lelaki dalam Puisi

30 Oktober 2013   12:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:50 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Engkau bukanlah tamu yang harus mampir meski hanya sekejap mata.

Karena hati lelaki yang baik adalah beranda yang harus bersih dari tamu-tamu asingnya.

Jika sampai ia persilahkan masuk, ia akan sulit mencarikan jalan keluar bagi tamu asingnya itu. Karena hatinya, hanya punya pintu masuk untuk dia yang akan menjadi penghuni beranda hatinya.

Hati lelaki yang mencintai kebersihan, dijaga selalu berandanya dari sembarang tamu agar tak bisa mampir walau sekejap mata.

Ini hati, Bung! bukan halte. Kata Mario.

Lelaki dan beranda hatinya, hanya ia persilahkan seseorang yang Allah pilihkan untuknya sebagai penghuni hatinya.

Bersamanya ia menjaga beranda hatinya, menjadi istana yang nantinya menjamu tamu-tamu istimewa, mereka adalah ketentraman, ketenangan, dan kebahagian.

Setiap kali beranda hatinya berdebu, ia harus lekas membersihkannya dengan kembali kepada Allah ta’ala. Sebelum debu-debu itu mengeras dan berkarat.

Karena hati manusia ada dalam genggamanNya, ia lisankan do’a-do’a penuh tunduk dan menghinakan diri di hadapanNya, “Ya Allah ya Tuhan kami, yang membolak-balik hati, tetapkanlah hati kami dalam ketaatan kepadaMu, dalam iman, dalam Islam”.

“Hati kami lemah pada wanita, karena Engkau ciptakan hati kami untuk mencintai dan menyenanginya. Engkau jadikan hati kami mengayomi dan menyayanginya, serta tanggung jawab yang agung untuk membimbing akhlak dan budi pekertinya, agar ia baik di dunia juga di akhirat.”

“Karena itu kuatkan kami untuk tidak menjemputnya kecuali untuk mempersuntingnya, menuju bahtera bertabur pahala. Karenanya, hilangkan dari pandangan kami segala tipu daya dari kaumnya yang menjadikan hati kami rabun terhadap agama dan akhlaknya.”

“Namun jika ia pernah telah hadir sebentar di hati kami, harap kami hanya Engkaulah yang dapat menyembuhkannya. Sebagaimana sabda RasulMu shallallahu’alayhi wasallam, “Tidaklah ada obat yang lebih indah dari orang yang saling mencintai selain pernikahan”.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun