Budidaya kerang mutiara semakin berkembang pesat di Banyuwangi, menarik perhatian para petani laut dan pengusaha lokal. Kerang mutiara, binatang laut yang menakjubkan, menjadi sumber utama butiran mutiara bernilai tinggi yang diminati di pasar internasional. Kerang mutiara yang dibudidayakan di Banyuwangi terbagi menjadi dua jenis, yaitu kerang mutiara air tawar dan kerang mutiara air laut. Pada kesempatan kali ini, kami sepuluh mahasiswa KKN-BBK 3 Universitas Airlangga (UNAIR) di Desa Badean, Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi mengunjungi budidaya kerang mutiara air laut yang terletak di perairan Desa Badean, Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi.Â
Potensi kelautan budidaya kerang mutiara ini sangat menjanjikan. Proses budidaya dimulai dengan mengangkat kerang ke permukaan guna mendapatkan mutiara yang terbentuk di dalamnya. Langkah berikutnya melibatkan pembersihan kerang untuk menjaga kesehatannya, dan jika ada yang mati, kerang tersebut tidak dianggap sebagai limbah. Sebaliknya, kerang yang mati dapat dijual kembali sebagai hiasan dengan harga sekitar 50 ribu rupiah per kilogram, memberikan peluang tambahan bagi para petani laut untuk memaksimalkan potensi hasil budidayanya. Selain itu, butiran mutiara yang dihasilkan dari budidaya ini dikumpulkan secara terpisah. Proses pengumpulan mutiara dilakukan dengan cermat untuk memastikan kualitas dan keindahan butiran mutiara tersebut.Â
Hal yang terpenting adalah budidaya kerang mutiara di wilayah tersebut dilakukan tanpa menggunakan bahan kimia. Perairan yang digunakan untuk budidaya ini tidak tercemar oleh limbah industri maupun limbah rumah tangga. Ini merupakan syarat utama untuk keberhasilan usaha budidaya mutiara. Budidaya mutiara di lingkungan yang bersih secara otomatis membantu menjaga keberlanjutan ekosistem sekitar. Salah satu aspek penting dari budidaya mutiara adalah menjaga kebersihan perairan tempat budidaya. Dengan menghindari penggunaan bahan kimia, para petani laut di Banyuwangi tidak hanya memastikan kualitas mutiara yang dihasilkan tetapi juga memperhatikan kesehatan lingkungan. Keputusan untuk tidak menggunakan bahan kimia dalam budidaya mutiara ini sejalan dengan komitmen untuk melestarikan keanekaragaman hayati dan menjaga kelestarian lingkungan. Hal ini memberikan nilai tambah pada mutiara yang dihasilkan, mengingat semakin banyak konsumen yang cenderung memilih produk yang diproduksi secara berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Dengan potensi ekonomi yang tinggi dan dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat, industri budidaya kerang mutiara di Banyuwangi diharapkan terus berkembang dan memberikan manfaat positif bagi perekonomian daerah serta kesejahteraan masyarakat setempat. Mutiara ini nantinya akan dipasarkan baik di tingkat lokal maupun diekspor ke pasar internasional, memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan bagi masyarakat Banyuwangi. Dukungan aktif dari pemerintah setempat turut memperkuat pengembangan industri budidaya kerang mutiara. Program pelatihan dan bantuan teknis diberikan kepada para petani laut guna meningkatkan keterampilan mereka dalam budidaya yang berkelanjutan dan efisien.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H