Mohon tunggu...
Hengky Pradana
Hengky Pradana Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

musisi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan

16 Desember 2024   17:25 Diperbarui: 16 Desember 2024   17:25 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Definisi Tuhan yaitu sesuatu yang diyakini, dipuja, dan disembah oleh manusia sebagai yang MahaKuasa, MahaPerkasa (KBBI).

Definisi Tuhan (tauhid) menurut Ibnu Taimiyah tauhid sebagaimana biasanya merupakan konsep untuk menetapkan wujud Allah SWT hanyalah satu dan tunggal (Esa). Ibnu Taimiyah melakukan pembaharuan akidah dengan berusaha membagi Tauhid menjadi tiga konsep yaitu Tauhid Rububiyah (perbuatan), Tauhid Uluhiyyah (Ibadah) dan Tauhid Asma' Wa-asshifat (nama dan sifat Allah SWT yang sempurna).

Sejarah Tuhan menurut Max Mller adalah seorang orientalis dan ahli bahasa Jerman yang terkenal dengan karyanya dalam bidang agama dan filsafat agama, khususnya yang berhubungan dengan tradisi agama-agama Timur. Salah satu karyanya yang paling penting adalah "The History of Ancient Sanskrit Literature" (1859) dan "Lectures on the Science of Religion" (1873). Mller berfokus pada studi agama-agama dunia, dan dalam hal ini, dia mengembangkan teori tentang asal-usul agama dan pemahaman tentang Tuhan. Sejarah tuhan menurut Edward B. Taylor adalah seorang antropolog Inggris yang dikenal sebagai salah satu tokoh pendiri antropologi agama. Karya pentingnya, "Primitive Culture" (1871), adalah sebuah penelitian yang berusaha menjelaskan asal-usul agama dan kepercayaan-kepercayaan spiritual di kalangan masyarakat primitif atau masyarakat yang lebih sederhana. Taylor terkenal dengan teorinya mengenai animisme dan perkembangan agama.

Sejarah Tuhan dibagi 5 konsep :

Dinamisme adalah salah satu konsep atau aliran dalam studi agama yang berfokus pada pemahaman bahwa kekuatan atau energi suci yang ada di alam semesta bukanlah sesuatu yang terpisah dari alam atau dunia ini, tetapi terkandung di dalam segala benda, makhluk hidup, dan fenomena alam. Dalam konteks ini, Tuhan atau kekuatan ilahi dianggap lebih sebagai suatu energi atau kekuatan yang tersebar di seluruh alam semesta, bukan sebagai sosok yang terpisah atau personal.

Sejarah Tuhan menurut animisme merujuk pada cara pandang tentang keilahian yang muncul dalam masyarakat manusia yang masih mempertahankan kepercayaan terhadap roh-roh alam dan kekuatan spiritual yang mengatur dunia. Dalam animisme, tidak ada satu konsep Tuhan seperti yang ditemukan dalam agama-agama monoteistik (seperti Kristen, Islam, atau Yudaisme), tetapi lebih kepada kepercayaan terhadap roh-roh yang mengendalikan berbagai elemen alam.

Sejarah Tuhan menurut politeisme mengacu pada perkembangan pemahaman tentang Tuhan atau kekuatan ilahi dalam agama-agama yang percaya bahwa ada banyak dewa atau kekuatan spiritual yang mengatur alam semesta dan kehidupan manusia.

Henoteisme adalah bentuk kepercayaan agama yang mengakui adanya banyak dewa, tetapi hanya memuja satu dewa utama atau terpenting, sementara dewa-dewa lain dianggap ada tetapi tidak disembah secara langsung atau tidak dianggap sebagai objek utama pemujaan. Dalam henoteisme, terdapat pengakuan terhadap pluralitas dewa-dewa, tetapi fokus pemujaan hanya pada satu entitas ilahi tertentu.

Sejarah Tuhan menurut monoteisme berfokus pada pemahaman bahwa hanya ada satu Tuhan yang absolut, mutlak, dan tidak terbagi. Monoteisme adalah keyakinan bahwa seluruh alam semesta diciptakan, dikuasai, dan diatur oleh satu Tuhan yang tidak ada bandingannya dan tidak bisa disamakan dengan apapun atau siapapun. Dalam monoteisme, Tuhan dianggap sebagai entitas yang transcendent, tidak terikat oleh ruang dan waktu, serta sifat-Nya yang sempurna dan tak terjangkau oleh akal manusia.

Tuhan dalam ajaran islam terbagi menjadi 3, yaitu :

Ilah dalam ajaran Islam merujuk pada Tuhan yang layak disembah. Secara bahasa, kata ilh () berasal dari akar kata alaha () yang berarti "menyembah" atau "menjadi objek penyembahan." Dalam konteks Islam, ilh berarti Tuhan yang disembah, yaitu Allah yang Maha Esa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun