Namun disisi lain Si Doel mengalami degradasi belajar yang sangat drastis, mulai dari prestasi hingga kesehariannya. Mungkin itu disebabkan oleh perlahan hilangnya kepercayaan diri bagi Si Doel serta ditambah dengan makian orang sekitar yang tidak senang dengannya. Lantas apa tindakan yang harus diambil? Dan siapa yang berhak menangani hal demikian hingga Si Doel kembali pada kepercayaan dirinya?
Sekelumit cerita pendek yang akan menjadi jawaban atas tanda tanya besar diakahir cerita tersebut. Tindakan yang harus diambil adalah pemberian layanan secara intensif kepada anak yang berkebutuhan khusus agar kembali pada tingkat keprcayaan dirinya seperti sediakala. Dan siapa yang berhak? Guru BK yang berhak mengatasi dan menyelesaikan masalah semacam ini.
Berkaca pada cerita diatas, konselor dapat menggunakan teknik konseling adlreian. Salah satu teknik yang dapat dilakukan oleh konselor terhadap konseli dengan selalu memberikan reinforcement bahwa tidak ada perbedaan antara konseli dengan anak yang lainnya dan menghilangkan pandangan negatif orang-orang sekitar terhadap dirinya. Karena hal ini dapat membantu konseli secara perlahan untuk menekan perasaan inferioritas atas kekurangannya.
Selanjutnya dengan teknik Humanistik-eksistensialis. Dengan teknik ini konselor diharapkan dapat mensinkronisasi bakat dan kemampuan anak dengan hierarki tertinggi dari kebutuhan manusia, yakni untuk bereksistensi secara penuh dengan memanfaatkan potensi dan bakat secara maksimal.
Dengan demikian anak yang memiliki kebutuhan khusus dapat terlayani oleh bimbingan dan konseling dengan berbagai teknik dan layanan yang sesuai dengan apa yang dialami peserta didik. Wallahu A'lam
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI