Dalam pelaksanaan layanan bimbingan konseling di lembaga pendidikan atau di sekolah menengah keatas, mengenai penanganan kasus siswa yang bermasalah. hal yang sering penulis jumpai yaitu mencakup terbiasanya konselor hanya menyalahkan siswa yang berkaitan saja tanpa melihat faktor lainnya.
Pada hakikatnya hal yang paling penting yaitu terletak dalam penanganan kasus. Sedangkan dalam penanganan kasus tersebut yaitu bentuk fakta dari sebuah pelaksanaan bimbingan di sekolah. Selain hal itu, yang paling utama yaitu terletak pada upaya memfasilitasi peserta didik, sebagaimana agar peserta didik tersebut mampu dalam mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya dalam mencapai tugas perkembangan yang menyangkut aspek fisik, intelektual, emosi, moral spiritual maupun sosial.
Perlu kita ketahui bahwa peserta didik adalah seorang individu yang sedang berjalan dalam proses perkembangan, yang berkembang menuju ke arah sebuah kematangan maupun kemandirian siswa dalam melakukan interaksi bersosial. Sehingga dalam menggapai kematangan tersebut, peserta didik juga membutuhkan layanan bimbingan karena peserta didik terlihat masih kurang dalam menjiwai pemahaman maupun wawasan yang luas tentang diri sendiri maupun dengan lingkungan sosial maupun dalam pengalaman untuk menentukan sebuah arah kehidupan masing-masing individu.
Selain itu adanya suatu keniscayaan mengenai proses perkembangan peserta didik yang mana tidak semua penanganan selalu berlangsung secara lancar maupun berjalan dengan mulus. Untuk itu dalam kata lain, sebuah proses perkembangan itu tidak mesti selalu berjalan dengan alur yang linier, atau sejalan dengan potensi.
Perlu diketahui juga bahwa perkembangan peserta didik tidak terlepas dari lingkungan sosial, psikis, maupun fisik. Padahal sifat yang paling melekat terletak pada lingkungan yaitu perubahan. Sehingga perubahan terjadi yang berasal dalam lingkungan dapat mempengaruhi sebuah gaya hidup seseorang. Maka apabila perubahan yang terlah terjadi tersebut sulit untuk di prediksi, maupun diluar jangkauan kemampuan sendiri, maka untuk itu dapat melahirkan kesenjangan dalam perkembangan dari perilaku peserta didik, misalnya seperti terjadi adanya stagnasi dalam perkembangan, masalah baik pribadi maupun sosial dan mungkin dalam teori penyimpangan perilaku
Sehingga dalam pelayanan bimbingan dan konseling ini sangat diperlukan agar setiap potensi yang dimiliki oleh individu maupun siswa bisa dikembangkan secara optimal. Untuk itu program pelayanan bimbingan ini diarahkan untuk selalu menjaga munculnya keseimbangan maupun keserasian baik dalam perkembangan emosional, sosial dan intelektual.
Selain itu perlu kita ketahui dalam program layanan bimbingan ini sangat diharapkan mampu mengatasi maupun mencegah dalam potensi negatif yang bisa terjadi dalam proses perkembangan pembelajaran peserta didik. Contoh dari potensi negatif, misalnya siswa akan mudah dalam frustasi, kenapa? Karena terdapat sebuah tekanan serta tuntutan untuk berprestasi, untuk itu siswa menjadi agresif terhadap orang lain maupun disekitarnya, karena sedikit peluang atau kesempatan dalam membentuk persahabatan pada zamannya, atau bisa juga dalam hal kegelisahan karena akibat haruus menentukan karir terlebih dahulu.
Dalam layanan bimbingan konseling yang dibutuhkan oleh peserta didik dalam memenuhi setiap kebutuhan perorangan secara psikologis atau dalam bentuk mengembangkan kecakapan baik sosial sehingga dapat berkembang secara optimal. Untuk itu dapat ditegaskan bahwasanya betapa penting persoalan dalam kebutuhan sosial atau emosional tiap anak yang berbakat membutuhkan perhatian khusus dari orang dewasa, karena hal itu bisa jadi kondisi yang demikian akan dapat berpengaruh besar terhadap kinerja serta aktivitas anak dalam hal belajarnya.
Oleh karena itu, sebagai guru pembimbing yang biasa disebut sebagai konselor sangat perperan penting dalam mengawasi perkembangan peserta didik yang terutama dalam setiap proses pergaulannya, untuk itu dalam hubungan sosial yang mana sangat memiliki pengaruh besar terhadap motivasi dalam belajarnya. Misalnya seperti adanya peserta didik yang biasanya tergolong sebagai siswa yang pintar, akan tetapi tidak memiliki banyak teman seumurannya, kenapa? karena akibat dari tidak biasa dalam hal interaksi dengan teman maupun lingkungan sosialnya.
Oleh karena itu seorang konselor harus senantiasa mengadakan sebuah intropeksi dalam meneliti tiap akar dari masalah yang muncul dari siswa. Sehingga konselor yang kreatif pasti tidak akan mampu membiarkan begitu saja masalah yang bermunculan akan segera meminimalisir maupun meniadakan faktor yang menjadi penyebabnya.
Sehingga perlu kita ingat dalam prinsip yang sudah familiar yaitu mencegah lebih baik daripada mengobati. Yang mana gaya bahasa prinsip tersebut santai akan tetapi serius. Untuk itu perlu guru bk ketahui dari akar masalah yang biasa terjadi atau yang sedang dialami oleh siswa di sekolah yaitu;
- Adanya siswa yang sering menyendiri dan menjauh dari sebuah kelompok teman sebayanya.
- Beberapa anak ada yang menjadi bahan ejekan teman sebayanya.
- Adanya siswa yang biasanya dikucilkan oleh teman sebayanya.
- Beberapa siswa ada yang kurang pandai dalam hal berkomunikasi dengan temannya.
- Adanya siswa pada jam istirahat sering berada di dalam kelas sedangkan teman-temannya pergi ke kantin.
- Beberapa sisiwa yang sering mengganggu teman sebayannya saat kegitan belajar mengajar berlangsung.