"Irene percaya Tuhan ya!"
"Irene, papa dan mama sekarang sudah bahagia bersama Yesus!"
"Irene anak yang kuat kok!"
"Irene yang kuat ya!"
"Irene yang kuat ya!"
"Irene yang kuat ya!"
Kalimat-kalimat yang sama itu memaksa memasuki telingaku dan menyesakkan otakku. Kalau saja egoku lebih besar dari hatiku, mungkin aku akan menjawab "Hah! Mudah saja kalian ngomong gitu. Coba kalian yang ada di posisiku!". Tidak! Tidak! Aku bukan Irene yang seperti itu, aku cuma bisa menjawab "Iya, terima kasih!"
Tulisan ini aku buat untuk kalian yang selalu menyuruhku untuk kuat.
Lah, yang kalian lihat selama ini bagaimana? Kurang kuat bagaimana aku ini? Kalian mau aku kuat yang seperti apa lagi? Aku bisa saja memilih untuk berhenti kuliah -- tapi kalau kalian lihat aku masih kuliah sampai saat ini, walaupun sekarang sedikit demi sedikit aku mulai mempertanyakan aktifitas kuliahku -- itu setidaknya adalah bukti kalau aku mencoba bertahan kuat.Â
Aku bisa saja memilih untuk menyusul mereka -- tapi kalau kalian lihat aku masih baik-baik saja saat ini -- itu adalah bukti kalau aku masih ingin tetap hidup. Tanpa kalian suruh aku untuk kuat -- aku sudah memilih jalan untuk tetap kuat. Mending kalian mengatakannya ke diri kalian sendiri, siapa tau kalian yang lebih membutuhkannya -- karena aku baik-baik saja, sampai saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H