RIHANA GAYDA PRATIWI/191241120Â
FAKULTAS KESEHATAN MASYRAKATÂ
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Demam berdarah adalah penyakit yang ditularkan melalui virus dari gigitan nyamuk. Nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus yang terjangkit virus dengue inilah yang dapat menyebabkan penyakit DBD. Penyakit ini memberikan dampak berupa gejala demam tinggi, sakit kepala, mual, muntah, nyeri pada belakang mata, nyeri otot dan tulang. Umumnya penyakit yang sering disebut dengan DBD ini terjadi di daerah yang beriklim tropis, salah satunya Indonesia, hal ini akan meningkat saat musim hujan. Nyamuk demam berdarah akan aktif menggigit pada pagi dan sore hari. Pada umumnya, nyamuk ini hidup di genangan air yang tenang, seperti genangan air di ban mobil, sampah plastik, tempat minum obat, vas bunga, dan lain sebagainya. Â
Penyakit DBD ini bukan termasuk penyakit yang menular antarmanusia secara langsung. Namun, janin di dalam kandungan dapat tertular melalui ibunya selama masa kehamilan atau saat proses persalinan. Sesorang yang memiliki risiko tinggi terhadapat DBD ini ialah anak-anak, lansia, seseorang yang sedang hamil, memiliki daya tahan tubuh yang lemah, dan pernah menderita DBD sebelumnya.Â
Virus ini sudah sejak lama mengancam kehidupan manusia dan kesehatan secara global. Sekitar tiga miliar manusia di dunia ini berisiko dan terjadi sekitar 20.000 kematian akibat DBD. Brazil merupakan negara dengan peringkat satu karena mencapai lebih dari 120.000 orang merupakan korban penyakit demam berdarah. Indonesia sendiri merupakan negara kedua terbesar di dunia dengan angka kejadian dengue lebih dari 120.000 manusia. Hal ini terjadi karena sebagian besar daerah yang ada di Indonesia merupakan negara tropis yang menjadi daerah endemis dengue. Di balik semua itu, Indonesia memiliki tiga tantangan terbesar dalam menghadapi DBD ini, yaitu surveilans yang masih pasif, manjemen kasus, dan partisipasi masyarakat.Â
Surveilans yang masih bersifat pasif. Pemerintah Indonesia belum dapat mengetahui jumlah kasus DBD secara jelas dan real. Hal ini dikarenakan laporan yang diterima masih berdasarkan laporan dari rumah sakir saja. Kedua adalah manjemen kasus. Berdasarkan laporan yang diterima bahwa kasus DBD sebenarnya bisa ditekan hingga mencapai angka 1%. Namun ada beberapa langkah masyarakat Indonesia yang perlu diperbaiki lagi agar kasus ini dapat diturunkan lagi. Tantangan yang terakhir adalah partisipasi masyarakat. Peran masyarakat untuk menjaga lingkungan hidup sangat dibuthkan dalam hal ini. Namun, hal tersebut masih sangat sulit karena masyarakat mudah lupa dan bosan untuk mematuhi gerakan 3M plus, yaitu menguras dan menyikat, menutup tempat penampungan air, mendaur ulang barang yang tidak terpakai. Terlebih lagi, di saat kasus DBD mulai berkurang, masyarakat akan menganggap aman dan menjadi lengah sehingga saat terjadinya ledakan kasus, masyarakat hanya bersikap reaktif.Â
Dalam kasus ini, dibutuhkan pula kerja sama seluruh tenaga kesehatan. Mulai dari dokter hingga tenaga kesehatan masyarakat. Sebagai tenaga kesehatan masyarakat mereka berperan sebagai penyuluhan dan memberikan kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya pencegahan. Maka dari itu, seluruh partisipasi mulai dari pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat hendaknya berpartisipasi dengan kompak dalam menghadapi tantangan demam berdarah ini.Â
KATA KUNCI: Demam, Berdarah, Nyamuk
DAFTAR PUSTAKAÂ
Nareza, Meva. 2024. Pengertian Demam Berdarah. https://www.alodokter.com/demam-berdarah [online]. (diakses tanggal 10 Â Â September 2024).Â
Hafiq. 2016. Demam Berdarah Dengue: Tantangan Indonesia. https://fkkmk.ugm.ac.id/demam-berdarah-tantangan-indonesia/ Â Â [online]. (diakses tanggal 10 September 2024). Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H