Mohon tunggu...
Muliadi Akbar
Muliadi Akbar Mohon Tunggu... Guru - Guru, dosen, Tutor, Pegiat literasi, Bloggers

Guru Matematika yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pilih Sekarang

24 Mei 2024   03:31 Diperbarui: 24 Mei 2024   03:36 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Penyesalan selalu datang belakangan karena waktu tak pernah terulang. Tugas manusia adalah mengambil pelajaran dari refleksi pengalaman. Hal yang baik tentu ditingkatkan, sedangkan yang buruk atau merugikan jangan dilakukan lagi.

Semua orang saat ini sedang menikmati dari apa yang dia lakukan pada waktu yang lalu. Kalau dia melakukan kebaikan, menjalani hidupnya dengan cara yang benar, misalnya tidak ngutang, tidak boros, fokus pada tujuan, beribadah dengan istiqamah, maka dia pasti menikmati kebaikan itu sekarang.

Sebaliknya, jika seseorang telah melakukan hal yang buruk di waktu yang lalu , misalnya boros, berhutang hanya untuk memenuhi keinginan, berjudi, bertato, tidak fokus menyelesaikan kuliahnya, tidak istiqamah ibadahnya maka dia pasti sedang menderita dan merasakan kesulitannya saat ini.

Lalu, apakah yang seharusnya dilakukan sekarang atau saat ini?

Orang yang belajar dari refleksi pengalaman. Sudah merasakan kesulitan, penderitaan, rasa malu, dan hal buruk lainnya dari perbuatan masa lalu. Kemudian sadar dan mau berusaha memperbaiki hidupnya, maka setiap hari, setiap saat Allah SWT senantiasa memberikan kesempatan baginya untuk memilih kembali jalan kebaikan yang pernah diabaikannya. Allah SWT selalu memberikan kesempatan kedua, ketiga, dan seterusnya.

Selalu ada dua jalan hidup setiap hari, setiap saat, setiap detik. *Jalan kebaikan* atau *jalan keburukan*.

Tinggal pilih, mau meneruskan kesalahan masa lalu dengan resiko semakin menderita di masa depan.

Atau memiliki jalan kebaikan dengan keuntungan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di masa depan.

Pilihan itu selalu ada dan hanya dua, tidak lebih. True and False. Dia menyertai diri kita setiap hari. Setiap saat kita diminta membuat keputusan itu.

Pilih yang baik atau yang buruk.

Allah SWT sudah memberikan alat untuk membantu kita membuat pilihan. Yaitu otak dan hati.

Oleh sebab itu otak tidak boleh kosong, harus belajar, bergaul dengan orang baik supaya otak ternutrisi dengan yang baik. Otak membantu kita memilih dengan perhitungan yang rasional, masuk akal.

Namun otak saja tidak cukup, Allah SWT memberikan kita hati. Batin. Kalbu. Batin atau hati akan memberikan kebaikan jika dia diisi dengan iman. Iman itu keyakinan.

Keyakinan atas janji Allah SWT. Keyakinan terhadap sesuatu yang akan terjadi di masa depan.

Kalau otak berfungsi membuat kalkulasi atau perhitungan atas suatu tindakan, maka iman membantu meyakinkan bahwa itu akan terjadi di masa depan. Dan kalau berbeda dengan perhitungan berarti Allah SWT berkehendak demikian.

Iman menguatkan batin. Menguatkan hati. Menguatkan psikologis. Membuat kita kuat. Tidak mudah putus asa. Membantu resiliensi diri. Sebab kenyataan masa depan bagaimana pun adalah hal gaib. Itu adalah rahasia Allah SWT.

Meski masa depan hal yang bersifat rahasia. Allah SWT sudah menciptakan formulasinya. Contoh, orang yang berusaha dengan baik umumnya akan berhasil. Hasil tak mengkhianati proses.

Jadi, saat ini: pilihlah jalan hidup yang baik dan benar. Jangan ambil pilihan kedua, yaitu pilihan keburukan. Allah SWT sudah tegaskan. Tidak mungkin kebaikan dan keburukan akan bersatu.

Jika kebaikan dominan maka keburukan akan berkurang. Sebaliknya, jika keburukan dominan maka kebaikan akan berkurang.

Kebaikan dan keburukan bagaikan minyak dan air. Meski berada dalam satu wadah, batas antara keduanya tetap terlihat.

Kesimpulan: kalau ingin kebaikan dan kesejahteraan di masa depan, maka pilihlah saat ini. Ambil kesempatan itu sekarang. Buat keputusan untuk memilih tindakan yang baik dan benar meski itu mungkin terasa sulit.

Jangan ditunda lagi, karena waktu tidak akan menunggu siapapun.

Kuatkan tekadmu. Bermujahada. Bersungguh-sungguh untuk berubah. Hijrah  dari cara hidup yang buruk ke cara hidup yang baik.

Setelah itu perhatikan apa yang terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun