Bisa jadi mutu pendidikan, khususnya mutu pembelajaran di kelas menjadi rendah karena mutu supervisi yang rendah atau bahkan tidak pernah dilakukan oleh kepala sekolah.
Alur pikirnya sederhana: hasil belajar tinggi karena mutu pembelajaran tinggi. Mutu pembelajaran tinggi karena guru selalu melakukan perbaikan pembelajarannya. Perbaikan pembelajaran dilakukan guru karena guru selalu mendapat bantuan dari kepada sekolah melalui supervisi.
Berdasarkan silogisme di atas, maka dapat disimpulkan - hasil belajar tinggi jika mutu supervisi tinggi
Mungkin kesimpulan di atas terlalu ekstrim karena supervisi bukan satu -satunya instrumen pendorong mutu hasil belajar. Kita tidak menapikan faktor lain, seperti lingkungan, budaya sekolah, sumber belajar, sarana prasarana, mutu guru, dan lainnya. Namun, instrumen yang paling dekat dan langsung berhubungan dengan usaha perbaikan pembelajaran di kelas adalah supervisi, terutama supervisi akademik.
Jadi sesulit apapun kegiatan supervisi itu pelaksanaannya tidak boleh kalah dengan pelaksanaan pembelajaran. Jika proses pembelajaran selalu di dorong untuk terus menjadi lebih baik melalui berbagai upaya perbaikan, seperti pelatihan workshop, seminar, simulasi, dll, maka proses supervisi pun harus terus ditingkatkan mutunya melalui berbagai pelatihan.
Galang, 9 Agustus 2022
#refleksidiri
#supervisiakademik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H