Mohon tunggu...
Muliadi Akbar
Muliadi Akbar Mohon Tunggu... Guru - Guru, dosen, Tutor, Pegiat literasi, Bloggers

Guru Matematika yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Flying Fish Somba

4 Agustus 2022   09:47 Diperbarui: 4 Agustus 2022   09:51 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kopi panas di Malunda (Dokpri)

Perjalanan kami lanjutkan. Tujuan utama kami adalah kabupaten sidrap. Di sanalah anak-anak prakerin melaksanakan praktek. Setidaknya 3 Kabupaten lagi harus di lewati. Majene. Polman atau Polewali Mandar. Pinrang.

Di kota pinrang, tepatnya lampu merah perempatan pertama, perjalanan kami berbelok ke kiri, masuk sejauh kurang lebih 20 km. Awalnya jalannya mulus. Namun setelah 10 km jalan mulai rusak. Bergelombang. Tumpukan tanah timbunan membuat jalan berdebu.

Indah Masjid

Akhirnya kami memasuki kota Rappang saat azan zuhur berkumandang. Rumah pak Abdullah menjadi tujuan kami. Beliau adalah guru SMK di Rappang yang menjadi perantara sekaligus pendamping anak-anak prakerin dari jurusan ATU atau peternakan. Pak Abdullah pula yang selalu memfasilitasi kami mencari industri pasangan untuk prakerin anak-anak.

Rappang memang terkenal dengan usaha peternakan ayam petelur. Salah satu usaha peternakan yang cukup maju di Rappang adalah PT Cahaya Mario Grup. PT Cahaya Mario bahkan  melakukan ekspansi usaha sampai pada industri pakan ternak yang sempat di resmikan oleh Menteri Pertanian bapak Syahru Yasin Limpo. Mantan Gubernur yang sudah anda kenal itu.

PT Cahaya Mario telah menjadi mitra SMK Negeri 1 Galang sejak tahun 2013. Sampai saat ini kemitraan itu terus terjaga. Boleh dikata dari beberapa industri yang menjadi pasangan kami, PT cahaya Mariolah yang paling ideal. Tidak hanya memiliki industri peternakan terbesar dengan areal mencapai ratusan hektar. Tetapi pemilknya terbilang cukup familiar dengan nilai religiusnya sehingga sangat aman dan nyaman bagi siswa praktek.

Kami tidak langsung menuju rumah pak Ahmad. Rumah makan justru menjadi prioritas. Selain tuntutan lambung yang minta segera diisi, juga bermaksud agar tidak merepotkan tuan rumah.

Setelah makan siang di warung Jawa. Kami bergerak ke arah masjid yang searah dengan jalan menuju rumah pak Abdullah. Sebuah Masjid megah di pinggir jalan poros Rappang-Pinrang menjadi pilihan kami. Menaranya menjulang tinggi. Ciri khas masjid-masjid yang ada di Sulawesi Selatan.

Ada banyak mobil di sana. Diantaranya ada beberapa mobil dari kelas haigh. Sudah pukul 1 lewat, tidak mungkin milik jamaah shalat zuhur. Awalnya agak ragu juga kami masuk, jangan-jangan di sana ada acara pengajian atau apalah. Tentu kehadiran kami akan mengundang perhatian. Kami tidak ingin itu terjadi.

Masjid di Rappang  (Dokpri)
Masjid di Rappang  (Dokpri)

Namun setelah memperhatikan area parkir yang masih cukup luas, kami beranikan diri masuk. Sambil mengamati sekeliling, termasuk ke dalam masjid kami tahu ternyata di dalam benar ada pengajian. Sepertinya pengajian golongan orang-orang dari kelas khusus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun