Mohon tunggu...
Muliadi Akbar
Muliadi Akbar Mohon Tunggu... Guru - Guru, dosen, Tutor, Pegiat literasi, Bloggers

Guru Matematika yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Kekuatan Memori Facebook

30 Mei 2022   08:19 Diperbarui: 30 Mei 2022   11:19 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pagelaran Seni Oleh Siswa-Siswi SMK Galang (Dokpri)

Luar biasa Facebook selalu saja mengingatkan memori memori terdahulu. Tidak peduli apakah itu kenangan indah atau kenangan buruk, semua ditampilkan begitu saja. Kita tinggal memilih apakah kenangan itu mau dibagikan atau diabaikan. Semua tergantung pemilik akun.

Beruntung pemilik akun jika kenangan yang di recall itu kenangan yang memang di butuhkan. Artinya pemilik akun dapat me repost atau menyimpannya sesuai kebutuhan.

Seperti memori Aniversary SMKN 1 Galang tahun 2016. Seingat saya, saya memang sedang mencari cari foto kegiatan itu. Saya perna mendokumentasikannya, tapi hilang entah kemana.

Saat itu saya belum gemar menulis seperti sekarang. Lebih-lebih kesadaran memanfaatkan platform digital seperti Facebook, blogg belum begitu baik. Masih cuek bebek. Umumnya dokumentasi disimpan dalam memori komputer saja. Padahal alat penyimpanan ini relatif rentan terhadap kehilangan. Salah satu buktinya foto dokumentasi kegiatan aniversary itu.

Pelepasan Baner HUT SMKN 1 Galang Oleh Asisten III (Dokpri)
Pelepasan Baner HUT SMKN 1 Galang Oleh Asisten III (Dokpri)
Untunglah facebok menawarkan kembali foto kenangan itu. Itupun yang memposting bukan saya. Tapi orang lain. Hebatnya aplikasi ini, dia sepertinya tau kalau saya punya peran terhadap kenangan itu. Dan yang lebih penting saya perlu.

Facebook menawarkan apakah kenangan itu akan di bagikan atau tidak. Kali ini saya memilih di bagikan. Sebetulnya tujuan saya ada dua. Satu agar memori itu bisa tersimpan. Yang kedua sebagai pesan ke rekan-rekan pengelola pendidikan agar berinovasi dengan kegiatan yang  lebih kreatif. Istilah nya out of the boks.

Jangan monoton mengelola sekolah. Sekolah itu miniatur masyarakat yang membutuhkan perubahan setiap saat. Apalagi diera disrupsi dengan pesatnya kemajuan teknologi. Perubahan itu berlangsung cepat, sehingga adaptasi juga harus segera dilakukan.

Pelepasan 1000 Lampion ke udara (Dokpri)
Pelepasan 1000 Lampion ke udara (Dokpri)
Tujuan pendidikan wajib dipatuhi karena itu adalah konsep hidup yang telah dirumuskan dengan pertimbangan yang matang oleh parah ahli bersama pemerintah. Tetapi cara mencapai tujuan itu kita bebas memilih. Jadi tidak boleh kaku, monoton. Kita pasti tidak bisa berkembang.

Nah, salah satu tujuan saya menginisiasi kegiatan anniversary SMK Galang itu adalah memberi ruang inovasi yang seluas-luasnya bagi guru. Saat itu ide utamanya adalah membuat pameran hasil karya siswa.

1000 lampion menandai malam puncak peringatan HUT SMK Negeri Galang (Dokpri)
1000 lampion menandai malam puncak peringatan HUT SMK Negeri Galang (Dokpri)
Selama ini saya merasa pembelajaran di SMK itu stagnan, minim kreativitas. Tidak ada sesuatu yang benar-benar bernilai, baru, serta bermanfaat. Anak belajar di sekolah pencari kerja atau pencipta kerja, tetapi ilmu dan pengalamannya kalah jauh dari kebutuhan dunia kerja. Sehingga wajar jika jurusan TKJ di SMK kemudian kuliah atau bekerja sebagai perawat. Aneh.

Saya biasa bilang begini: masa anak petani diajar menanam padi saja, mana ilmu barunya. Bukankah kalau dia belajar menanam padi saja dan kemudian memeliharanya itu sudah kebiasaan? Untuk apa belajar lagi kalau sehari-hari pekerjaannya sudah itu. Sama saja menggarami air laut, mubazir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun