Mohon tunggu...
Muliadi Akbar
Muliadi Akbar Mohon Tunggu... Guru - Guru, dosen, Tutor, Pegiat literasi, Bloggers

Guru Matematika yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Serba-Serbi Hari Pertama Masuk Sekolah

11 Mei 2022   08:17 Diperbarui: 11 Mei 2022   08:57 1060
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kejadian ini mendominasi pembicaraan warga Tolitoli saat ini. Selain karena kejadiannya yang dianggap cukup anehjuga karena sosok sang dokter memang sangat dikenal luas oleh masyarakat. Beliau bukan dokter biasa, beliau adalah dokter ahli radioligi satu-satunya di Kabupaten Tolitoli. Lebih dari itu, beliau dikenal sebagai dokter yang alim dan sangat dermawan.

 Tidak sedikit kegiatan keagamaan yang mendapat santunan dari beliau. Termasuk pada malam kejadian beliau berangkat seorang diri dengan tujuan untuk menyerahkan sumbangan pribadi beliau kepada korban banjir di desa Lingadan dan desa Kapas. Namun sepulang dari desa Lingadan peristiwa nahas itu terjadi.

Kami pun larut dalam pembicaraan itu. Entah bagaimana tiba-tiba pembicaraan kami beralih ke soal obat. Waktu itu pak Haya menyinggung soal obat ginjal dan penyakit lainnya. Dari pengalaman beliau, jenis obat tanaman yang belum di ketahui namanya itu cukup mujarab. Karena penasaran, kami akhirnya bersepakat untuk mencari obat tersebut ke tempat dimana pak Haya perna menemukannya.

Kami berempat menumpang mobil pak Asri, saya sendiri pak Asri, pak Haya, dan pak Badwi berangkat ke lokasi tanaman. Mobil avanza warna merah maron meluncur mulus di jalan aspal menuju desa kalangkangan. Hanya kurang dari 15 menit kami sudah sampai di tujuan. Kebetulan tanaman tersebut tepat berada  di sisi jalan sebelah kanan kami. Dilihat posisinya, sepertinya tanamannya sengaja dipelihara karena berada di pekarangan. Tadinya kami berpikir itu adalah tanaman liar.

Saya turun lebih dahulu untuk memastikan. Pak Haya yang mengamati dari balik kaca mobil memastikan bahwa itulah tanaman yang dimaksud. Akhirnya kami berempat turun dari mobil. Tepat disamping bangunan toko sembako bahkan kami menemukan serumpun tanaman yang sama yang masih sangat mudah. Tanaman tersebut tumbuh subur disamping pondasi bangunan.

Tanaman Obat (Bunga Telur)
Tanaman Obat (Bunga Telur)

Kami mengamatinya lebih dekat. Keberadaan kami di tempat itu mengundang perhatian pemilik toko. Tetapi bukannya mencegahnya, malah beliau menawarkan bantuan untuk menggali tanaman tersebut.

Pak Haya menjelaskan bahwa tanaman itu berkhasiat menghilangkan rasa sakit. Caranya pun terbilang sederhana karena cukup dibakar dan isinya dikeruk lalu ditempelkan ke pinggang. Apapun penyakitnya menurut pak Haya obatnya tetap ditempelkan di bagian pinggang. Obat adalah ikhtiar, Insya Allah SWT jika menghendaki dan dilakukan beberapa kali sakitnya akan hilang.

Berkat bantuan pemilik tanaman kami berhasil membawa pulang beberapa pohon untuk ditanam kembali dan digunakan. Semoga tanaman ini benar-benar memberikan manfaat bagi siapa saja yang membutuhkan. Demikianlah pengalaman masuk sekolah di hari pertama. Semoga besok, di hari kedua kami sudah bisa melaksanakan tugas mengajar sebagai mana biasanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun