2. Pendidik perlu mengingatkan kepada siswanya akan pentingnya kemampuan menulis yang baik. Dengan cara mengenalkan tugas-tugas untuk membuat tulisan yang memiliki unsur berpikir kritis, kreatif dan logis. Sehingga dapat mengurangi ketergantungan mereka dalam menggunakan Chat GPT.
3. Pendidik perlu melakukan kegiatan yang berkolaborasi aktif diluar ruangan, agar kemampuan siswa tidak hanya terasah dalam verbal, namun juga non verbal.
4. Pendidik harus berperan aktif dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dan memastikan siswa mengikutinya dengan aktif. Bisa dimulai dengan metode pembelajaran berkelompok, tim dan kegiatan pendukung praktik lainnya untuk menghasilkan pembelajaran yang interaktif dan kolaboratif.
Meskipun Chat GPT memiliki keistimewaan yang luar biasa dalam dunia pendidikan, namun dampak negatifnya tidak boleh diabaikan. Jika siswa tidak dapat menganalisis secara kritis informasi yang diberikan oleh Chat GPT, kemampuan mereka untuk membedakan  informasi yang valid dan tidak valid mungkin akan terpengaruh.
Ketika mengatasi dampak negatif Chat GPT, penting juga untuk menemukan keseimbangan antara memanfaatkan teknologi dan membangun keterampilan manusia. Dengan pendekatan yang tepat, kita dapat mengatasi tantangan-tantangan ini dan memastikan bahwa teknologi tetap menjadi alat yang berguna dalam pendidikan dengan tetap menjaga pentingnya pengembangan keterampilan penting, literasi digital, kolaborasi, dan interaksi sosial bagi siswa.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H