Mohon tunggu...
sofiana saidah
sofiana saidah Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiswa | Public Relation

easy going and interesting in writing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meninggal Mendadak Setelah Olahraga? Simak Sekarang

4 Januari 2024   21:59 Diperbarui: 4 Januari 2024   22:11 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pinterest/yogaquasar

udah pasti diantara kalian memiliki ketertarikan pada bidang olahraga dan ingin tau apa sih komunikasi olahraga? 

Pedersen dkk (2007) mendefinisikan komunikasi olahraga merupakan aspek studi komunikasi yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi dalam sebuah setting olahraga. Biro Statistik Tenaga Kerja menganggap Komunikasi Olahraga menjadi sub jenis media dan komunikasi kerja dan itu terjadi di ranah olahraga atau melibatkan topik olahraga.

Pentingnya komunikasi dalam olahraga tidak bisa diremehkan, karena ini sebagai kunci sukses, baik dalam dunia olahraga maupun bisnis. Contohnya dalam sepak bola, kunci sukses sebagai tim adalah berfungsi sebagai satu kesatuan dan komunikasi adalah kuncinya. Tim yang berkomunikasi dengan baik bisa meminimalisir kesalahan, membuat umpan yang lebih baik dan siap menghadapi tantangan permainan. 

Lalu, bagaimana jenis-jenis komunikasi olahraga? Simak penjelasan berikut ini untuk mengetahui lebih jelasnya dan bisa menambah wawasanmu.

 1. Komunikasi Interpersonal Antara Pemain dan Pelatih 

Olahraga Aspek besar dalam komunikasi olahraga adalah pesan antar pribadi yang dikirim antara atlet dan rekan kerja. Hal ini mencakup pesan antara pemain atau pelatih dan wasit, badan pengatur, tim medis, dan manajer tim. Pesan tersebut mungkin terdiri dari pertanyaan, arahan dan informasi. 

2. Komunikasi Antara Atlet atau Tim dan Penggemar 

Komunikasi olahraga memuat komunikasi yang dikirim antara atlet atau tim dan penggemarnya. Beberapa jurnalis olahraga dapat melakukan wawancara dengan tim atau atlet dan menerbitkannya di situs web berita, media sosial, siaran berita dan media cetak. Melalui media tersebut penggemar akan mengetahui informasi mengenai atlet atau tim kebanggaanya.

3. Komunikasi Antara Tim atau Atlet dan Media

Aspek selanjutnya, yaitu komunikasi olahraga adalah pesan yang dikirim dari atlet atau tim ke pelatihnya, begitupun sebaliknya. Misalnya, setelah pertandingan sepak bola perguruan tinggi,seorang jurnalis olahraga mungkin berada di ruang pers untuk bertanya kepada pelatih atau tim mengenai permainan yang baru saja berlangsung. Ini memungkinkan media mendapat kesempatan untuk mendapatkan informasi langsung dan jawaban atas pertanyaan mereka. 

4. Pengumuman Berita atau Liputan Langsung Acara ke Publik 

Menurut Biro Statistik Tenaga Kerja, bagian lain dari komunikasi olahraga adalah mengumumkan berita olahraga. Jenis komunikasi ini juga mencakup liputan langsung dalam acara olahraga. Penyiar olahraga di pertandingan tersebut serta orang-orang di radio atau berita televisi melaporkan laga tanding tersebut. Pengumuman juga dapat mencakup koordinasi parade dan perayaan kejuaraan untuk tim atau atlet olahraga. 

Itulah jenis-jenis komunikasi olahraga yang dapat penulis sampikan. Namun, terkadang kita mendengar kabar menghebohkan dimana seseorang yang sehari-hari tampak sehat dan kuat tiba-tiba meninggal setelah berolahraga. Hal ini bahkan terjadi pada atlet yang masih muda. Apa sebenarnya penyebab kematian mendadak setelah olahraga? Bagaimana cara mencegahnya?

Kematian mendadak setelah berolahraga bisa terjadi pada semua jenis olahraga, tetapi tampaknya hal ini lebih sering dilaporkan terjadi pada olahraga sepak bola dan basket. Penyebabnya adalah henti jantung mendadak atau sudden cardiac arrest. Kasus ini adalah sebuah kondisi serius dimana jantung secara tiba-tiba berhenti memompa darah. Kemungkinan penyebabnya antara lain, masalah pada struktur atau aktivitas elektrik jantung, dehidrasi, ketidakseimbangan kalium, magnesium, atau mineral lain yang parah dalam darah, penyakit keturunan, atau pukulan ke dada. 

Apa yang menyebabkan henti jantung mendadak setelah berolahraga? Penyebabnya bisa bervariasi, tetapi sebagian besar karena kelainan pada jantung. Kelainan jantung tersebut dapat membuat jantung berdetak secara tak terkendali. Irama detak jantung yang tidak normal ini disebut sebagai fibrilasi ventrikel.  

Beberapa penyebab spesifik henti jantung mendadak setelah berolahraga, yaitu: 

  • Kardiomiopati hipertrofik: Ini biasanya kelainan keturunan, dimana dinding otot jantung menebal. Otot yang menebal bisa mengganggu sistem elektrik jantung, membuat detak jantung lebih cepat atau tidak teratur (aritmia), yang bisa mengakibatkan henti jantung mendadak. Ini merupakan penyebab utama kematian mendadak pada atlet. 
  • Kelainan arteri koroner: Ada orang yang terlahir dengan kondisi arteri jantung yang terhubung secara tidak normal. Arteri dapat menjadi padat saat berolahraga dan tidak mengalirkan darah secara tepat ke jantung. 
  • Sindrom QT panjang: Kelainan keturunan pada irama detak jantung ini dapat mengakibatkan detak jantung yang cepat dan kacau, dan sering menyebabkan orang pingsan. Orang muda yang memiliki sindrom QT panjang punya risiko lebih besar untuk mengalami kematian mendadak.

Agar tidak sampai menjadi penyebab kematian mendadak setelah olahraga, kita perlu mewaspadai tanda-tanda awal kondisi henti jantung. Sekitar dua pertiga dari orang-orang yang mengalami henti jantung diketahui memiliki gangguan jantung. Hampir sepertiga dari mereka mengalami gejala khas seperti nyeri dada dan sesak napas selama seminggu sebelum henti jantung mendadak. Tetapi orang-orang yang mengalami henti jantung saat berolahraga dua kali lebih mungkin untuk selamat daripada mereka yang mengalaminya akibat penyebab lain. Mungkin karena mereka berada di tempat umum yang mudah terlihat orang dan lebih mungkin untuk menerima pertolongan yang cepat. 

Terkadang seseorang yang memiliki gangguan jantung perlu menghindari olahraga tertentu agar tidak mengalami henti jantung yang menjadi penyebab kematian mendadak setelah olahraga. Tapi apakah itu berarti mereka harus benar-benar menghindari olahraga?

 Apabila kamu memiliki gangguan jantung dan berisiko untuk mengalami kondisi henti jantung, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter sebelum memulai rutinitas olahraga apapun. Apakah kamu dapat melakukan jenis olahraga atau latihan fisik tertentu, itu tergantung pada kondisi masing-masing

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun