Sofiana Saidah, seorang remaja berusia 18 tahun yang baru saja lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA) berencana ingin melanjutkan pendidikannya. Ia tumbuh dikeluarga sederhana dan cemara. Ia adalah anak pertama dari dua bersaudara. Orangtuanya seorang wiraswasta kuliner yang menghidupi 4 orang dikeluarga. Keluarganya selalu memprioritaskan Pendidikan, karena baginya ilmu itu sangat penting dan tidak akan hilang. Maka dari itu, bisa berkuliah adalah mimpinya.Â
Ia merupakan siswa berprestasi sedari Sekolah Dasar hingga SMA. Juara umum satu selalu melekat pada dirinya. Tidak heran jika ia termasuk kedalam 40% siswa terbaik yang mendapatkan kesempatan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Nasional (SNMPTN) 2020. Universitas Gadjah Mada, salah satu perguruan tinggi nasional di Yogyakarta adalah tujuannya dengan Program Studi Kehutanan. Ia selalu berdoa dan meminta restu kepada kedua orangtua, agar bisa lolos untuk mendapatkan salah satu kampus negeri terbaik di Indonesia. Alasan utama memilih kampus tersebut karena biayanya terjangkau, disesuaikan dengan pendapatan orangtua.
Gagal, satu kata tepat yang ia dapatkan Ketika hari pengumuman SNMPTN. Ia sedih, kacau dan merasa tidak pantas untuk dibanggakan. Namun, orangtuanya selalu mendukung dan meyakinkan untuk optimis bahwa ini semua adalah awal, masih ada cara lain untuk mendapatkan kampus negeri. Tidak harus di Yogyakarta, dikota-kota lain masih ada.Â
Akhirnya, ia memutuskan untuk mengikuti Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2020. Setiap hari ia belajar untuk mendapatkan kampus negeri. Disela-sela belajarnya, ia menyempatkan mencari informasi untuk masuk kampus negeri diberbagai jalur. Ia mendaftarkan di Jalur masuk politeknik negeri, namun hasilnya tidak memuaskan. Ia Kembali belajar lebih keras karena selain jalur SBMPTN, semua jalur akan mendapatkan uang pangkal, uang kuliah Tunggal tinggi dan pilihan terakhirnya adalah kampus non negeri.Â
Hari untuk tes tulis SBMPTN tiba, ia diantar oleh ayahnya ke lokasi tes dan ditunggu hingga pulang. Pulang dengan raut wajah yang cemas dan selalu meyakinkan diri sendiri untuk optimis lulus di jalur tulis tersebut. Keluarganya selalu mendo’akan hasil yang terbaik untuknya. Namun, lagi dan lagi ia mendapatkan hasil yang tidak memuaskan.Â
Pandemi semakin ketat, penghasilan orangtua tidak seperti sebelum pandemi. Lockdown, jaga jarak hingga bekerja dari rumah pun sudah diterapkan. Keadaan ekonomi yang tidak stabil membuat ia berfikir untuk menyudahi saja keinginannya untuk melanjutkan pendidikannya dikampus negeri dan mencari pekerjaan. Hari-harinya hanya digunakan untuk berkegiatan membantu orangtuanya. Kabar dari teman-teman seangkatan yang sudah mendapatkan kampus negeri pun santer didengarnya. Pertanyaan-pertanyaan selalu ia dapatkan akan berkuliah Dimana terus diterimanya.Â
Satu minggu setelah pengumuman tes tulis, ia membuka sosial media dan mendapatkan informasi penerimaan mahasiswa baru di salah satu perguruan tinggi negeri di kota malang, yaitu D3 vokasi Universitas Brawijaya jalur prestasi. Segera ia mendaftarkan diri dan membuat portofolio untuk memenuhi persyaratannya. Ia mendaftar di program studi Administrasi Bisnis dengan Konsentrasi Public Relation. Dengan doa dan restu keluarga, ia berhasil mendapatkan kampus negeri dengan jalur prestasi tanpa menjalankan tes apapun. Ia dan keluarganya sangat senang dan bersyukur. Mendapatkan kampus negeri tanpa uang pangkal dan mendapatkan uang kuliah Tunggal sesuai penghasilan orangtua.Â
Ia berkuliah dari rumah selama 3 tahun, namun semester 5 dan 6 ia ke kota malang untuk berkonsentrasi magang dan menyelesaikan tugas akhir. Ia mendapatkan kesempatan magang bersertifikat di BUMN Pupuk Indonesia selama 6 bulan. Tugas akhir pun tiba, ia membuat tugas akhir dengan sungguh-sungguh agar lulus tepat waktu. Ia menempuh bimbingan selama 2 bulan, kemudia mendapatkan periode siding pertama di tahun angkatannya. Sidang kurang lebih 20 menit, ia dinyatakan lulus dan diakhir sidang Angkatan ia mendapatkan predikat baru, yaitu judul tugas akhir terbaik vokasi UB 2023.Â
Dengan berbagai perjuangannya menyelesaikan masa kuliah, saat ini ia menjadi freelancer social media specialist, menjadi talent video maupun foto, menjadi voice over dan pekerjaan lainnya yang dirasa ia mampu. Untuk menambah wawasannya, kini ia melanjutkan pendidikannya Kembali di Universitas Islam Sultan Agung di semarang dengan prodi ilmu komunikasi. Dengan kembali berkuliah dikampus berbeda, semakin manambah wawasan dan pengalaman yang luar biasa. Semuanya tidak ada yang kebetulan dan tidak ada yang terlambat.Â
Semuanya akan tepat pada waktunya dan terbaik dari allah swt untuk kita. Selalu bersyukur dan Ikhlas akan membuat tenang untuk menjalani kegiatan sehari-hari.Â