Mohon tunggu...
Lusia Ria
Lusia Ria Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana

Hai, namaku Lusia dan aku suka travelling, salam kenal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

[Kreanova] Sejuta Manfaat Elisitor Biosaka Dalam Budidaya Jagung

28 Oktober 2023   12:44 Diperbarui: 28 Oktober 2023   13:45 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: satuharapan.com

Jagung merupakan bahan pangan pokok nomer dua setelah beras. Jagung merupakan sumber protein dan kalori serta dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal. Pemanfaatan jagung di Indonesia yaitu sebagai bahan pangan, pakan ternak, dan bahan baku industri. Saat ini budidaya jagung masih menggunakan pestisida dan pupuk kimia. 

Penggunaan pestisida kimia yang berlebihan dan terus menerus dapat berdampak buruk. Pestisida kimia dapat meninggalkan residu dalam tanah dan air, yang kemudian terangkut dalam produk pertanian yang dapat membahayakan kesehatan dan menurunkan kualitas lingkungan atau pencemaran. Sedangkan penggunaan pupuk kimia sendiri dapat menyebabkan lahan tidak produktif, kerusakan struktur serta tekstur tanah. Oleh sebab itu perlu adanya inovasi dalam budidaya jagung yang dapat menggantikan penggunaan pestisida dan pupuk kimia. Salah satu inovasi yang dapat diterapkan yaitu elisitor biosaka. 

Biosaka berasal dari kata "Bio" yang artinya hayati atau tumbuhan, dan "Saka" yang artinya selamatkan alam kembali ke alam. Biosaka merupakan larutan ekstrak tumbuhan yang berperan sebagai elisitor (Raidar, 2023). Biosaka bukan pupuk dan bukan pestisida, namun elisitor yang memberi signaling memperbaiki tanaman dan ekosistem. Inovasi biosaka ditemukan oleh pak Muhamad Ansar asal Blitar sejak tahun 2006 dan sudah tercatat di Kemenhumkam Nomor 000399067 (Maruapey, 2023). Biosaka merupakan salah satu teknologi terbarukan dalam pertanian organik modern yang berbentuk bio-technologi (Suprapti, 2023).

Pemanfaatan elisitor biosaka dapat menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada tahun 2045 (Maruapey, 2023). Selain itu dengan pemanfataan elisitor biosaka petani dapat menghemat pupuk kimia dan pestisida kimia 50-70%. Petani yang biasanya menggunakan pupuk kimia Rp3 juta/ha/musim, dengan biosaka cukup Rp0,3 -- 1,5 juta/ha/musim. Selain itu biosaka dapat mengurangi serangan hama dan penyakit, lahan menjadi subur, tidak beracun, umur panen lebih pendek, produktivitas tinggi yang berdampak pada produksi yang meningkat. Dalam uji coba di Kabupaten Blitar pemanfaatan biosaka dapat manghasilkan produktivitas 6,5 ton/ha dibanding tanpa biosaka yaitu hanya 6 ton/ha. Keunggulan lainnya yaitu petani tidak perlu mengeluarkan biaya atau gratis dalam pembuatan biosaka sebab dapat dibuat dari rerumputan atau gulma (Azhimah, 2023). 

Sumber: satuharapan.com
Sumber: satuharapan.com

Gulma dapat menjadi bahan baku pembuatan elisitor biosaka sebab merupakan tumbuhan elisitor. Definisi tumbuhan elisitor yaitu tumbuhan yang mengandung senyawa biologis dimana dapat meningkatkan produksi fitoaleksin jika diaplikasikan pada tumbuhan. Gulma sendiri mengandung senyawa seperti alkaloid, flavonoid, terpenoid, steroid, saponin, tanin, fenolik dan kuinon (Reflis, 2023). Beberapa jenis tanaman yang biasanya kita anggap gulma namun dapat dijadikan bahan baku pembuatan biosaka yaitu: babadotan, kitolod, maman ungu, patikan kebo, meniran, anting-anting, jelantir, sembung rambat dan sebagainya (Azhimah, 2023). 

Pembuatan elisitor biosaka tergolong mudah dan sederhana. Bahan yang digunakan juga mudah didapat bahkan gratis. Berikut merupakan tahapan pembuatan elisitor biosaka.

Alat : Baskom/ember, gayung, saringan 

Bahan : 5 jenis tanaman gulma, lebih banyak lebih baik. 

Poses pembuatan : 

1. Gulma yang sehat, tidak terkena hama/penyakit diambil daun yang agak ke pucuk. Dapat diambil 2-4 daun dengan batangnya. 

2. Gulma sebanyak 1 genggam atau 2,5 ons dicampur air 2-5 liter (5% bahan dan 95% air) kemudian diremas menggunakan tangan, tidak boleh menggunakan blender dan jenisnya dengan waktu 10-20 menit. 

3. Hasil remasan (air menyatu dengan saripati tanaman, pekat) dapat diaplikasikan ke tanaman. 

Pengaplikasian: 

1. Sebanyak 40 ml disemprotkan pada tanaman jagung, untuk lahan 1 ha cukup sebanyak 2-4 tangki sprayer (kapasitas 15-16 liter)

2. Penyemprotan dilakukan pada umur 7-10 HST dilanjutkan penyemprotan dengan interval 10-14 hari 

3. Penyemprotan minimal 1 meter diatas tanaman dengan posisi nozzle menghadap ke atas dan tidak boleh diulang. Penyemprotan tidak tepat (daun basah, dosis berlebih). 

4. Penyemprotan dilakukan sore hari. 

Banyaknya manfaat dan keuntungan pengaplikasian elisitor biosaka baik untuk menyuburkan tanah maupun tanaman menjadikan teknologi ini perlu dikembangkan. Saat ini masih banyak petani yang belum mengadopsi bahkan belum tahu adanya teknologi elisitor biosaka. Padahal informasi terkait transformasi teknologi sangat penting bagi petani dimana dapat meningkatkan produksi dalam budidaya seperti jagung yang berdampak pada peningkatan pendapatan. Hal tersebut menjadi PR untuk kita semua dalam menyebarkan informasi yang menguntungkan bagi petani seperti elisitor biosaka ini. Mari kita berkerja sama untuk memajukan pertanian di Indonesia. 

Daftar Pustaka 

Azhimah, F., dkk. 2023. Sosialisasi Dan Aplikasi Pembuatan Biosaka Di Lahan Hortikultura Kabupaten Karo. Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa. 1(5): 216-224. 

Maruapey, A., dkk. 2023. Pendampingan Budidaya Jagung Manis Melalui Praktek Demonstrasi Plot Dengan Aplikasi Elisitor Biosaka. Jurnal Pengabdian Mitra Masyarakat (Jurpammas). 3(1): 7-14. 

Pemkab Bojonegoro. 2023. Dpp Bojonegoro Dan Gapoktan Panen Kacang Dengan Sistem Biosaka, Kembalikan Kesuburan Tanah. https://bojonegorokab.go.id [28 Oktober, 2023]

Raidar, U., dkk. 2023. Penyuluhan Pertanian Pengendalian Hama Tikus Dan Pembuatan Biosaka Sebagai Upaya Mendukung Sistem Pertanian Berkelanjutan Di Pekon Banjarmasin. Buguh: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. 3(2): 112-117. 

Reflis, R., dkk. 2023. Biosaka Pengembangan Pertanian Organik. Community Development Journal: Jurnal Pengabdian Masyarakat. 4(2): 2939-2945.

Suprapti, I., dkk. 2023. Penerapan Teknologi Inovasi Pembuatan Pupuk Biosaka Di Desa Ellak Laok Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep. Jurnal Ilmiah Pangabdhi. 9(1): 16-21. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun