Mohon tunggu...
Kadek Yuni Sudiantari
Kadek Yuni Sudiantari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hukum Undiksha

Saya merupakan seorang mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha mengambil jurusan Hukum dan Kewarganegaraan dengan Prodi Ilmu Hukum. Saya membuat akun ini karena tuntutan Tugas. Hobi saya saat ini adalah Traveling, sebagian wilayah bali sudah saya jelajahi. Semoga Informasi yang akan saya Tulis melalui akun ini bisa bermafaat bagi diri saya sendiri dan juga orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Panca Sradha

10 Mei 2023   14:47 Diperbarui: 10 Mei 2023   15:05 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

"Wasana artinya semua perbuatan yang telah dilakukannya di dunia ini. Orang akan mengecap akibat perbuatannya di alam lain, pada kelahirannya nanti, apakah akibat itu akibat yang baik atau buruk. Apa saja perbuatan yang dilakukan pada akhirnya akan menghasilkan buah. Hal ini dicontohkan seperti periuk yangbdiisikan kemenyan, walaupun kemenyannya sudah habis dan periuknya dicuci bersih namun tetap saja masih ada bau kemenyannya yang masih melekat pada periuk itu. 

Bekas inilah yang disebut wasana. Seperti itu juga halnya dengan karmawasana. Ia ada pada Atman, Ia melekat pada Atman dan Ia mewarnai Atman".Dengan memahami ajaran ini kita didorong untuk selalu berbuat baik, dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita bekerja dengan baik karena kita yakin bahwa semua kebaikan itu akan menghantarkan kita pada kehidupan kita yang lebih baik dan kerahayuan.

4. Percaya dengan adanya Punarbhawa/Reinkarnasi Punarbhawa adalah kelahiran yang berulang-ulang atau yang biasa juga disebut dengan samsara atau reinkarnasi. Kelahiran yang berulang-ulang di dunia ini membawa akibat suka dan duka. Punarbhawa terjadi karena jiwatman masih dipengaruhi oleh kenikmatan dan kematian yang diikuti oleh kelahiran kembali. Kelahiran kembali sebagai manusia adalah kesempatan untuk memperbaiki diri seperti yang dijelaskan dalam kitab Sarasamuscaya sloka 4 yang berbunyi :

"Apan ikang dadi wwang,
utama juga ya, nimittaning
mangkana, wenang ye
tumulung awaknya sangkeng
sangsara, makasadhanang
subhakarma, hinganing
kottamaning dadi wwang ika"
(Sarasamuscaya.4).
Artinya :

Menjelma sebagai manusia pitu adalah sungguh-sungguh utama, sebabnya demikian karena ia dapat menolong dirinya sendiri dari samsara dengan jalan berbuat baik. Demikian keuntungannya menjelma menjadi manusia.
5. Percaya dengan adanya Moksa Moksa berarti terbebas dari ikatan duniawi, bebas dari karma phala, bebas dari samsara.

Moksa akan trercapai bukan saja setelah manusia mengakhiri hidupnya di dunia ini, tetapi dalam kehidupan di dunia inipun moksa itu dapat tercapai. Ingatlah bunyi sloka "Moksartham Jagadhitaya ca iti dharma" bahwa tujuan agama Hindu adalah untuk mencapai moksa dan kesejahteraan umat manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun