Mohon tunggu...
Tri Mutiara
Tri Mutiara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Majasiswa

Suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Persepsi Masyarakat terhadap Profesi Pemulung

13 September 2023   22:49 Diperbarui: 13 September 2023   22:53 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandangan Masyarakat terhadap lingkungan tempat tinggal pemulung, menurut masyaarakaat lingkungan tempat tinggal pemulung umumnya tidak layak untuk dihuni, karena kondisi lingkungan seperti itu tidak memenuhi standar bagi Kesehatan, disisi lain lingkungan tempat pembuangan akhir (TPA) berbau dan tidak tertata dengan baik. Akibat dari rendahnya status Kesehatan di lingkungan tempat hidup sehari-hari itu akan menjadi faktor penghambat yang sangat melemahkan produktifitas kegiatan para kelompok pemulung. Disisi lain Masyarakat berpandangan bahwa baiknya para pemulung lebih mudah dikoordinir daripada pemulung liar sehingga memudahkan pemerinyah untuk melakukan pendataan.

Faktanya bahwa kondisi Kesehatan pemulung cukup kuat teruatama dari udara yang mengandung gas metan beracun yang kemudian berdampak pada saluran pernapasan. Selain itu rumahnya juga tidak tertata dengan baik, mereka beranggapaan bahwa justru itu merupakan hal yang biasa-biasa saja karena pada kenyataanya banyak pemulung yang tinggal ditempat pembuangan akhir (TPA) masih dalam kondisi yang sehat. Hal itu di karenakan keberadaan mereka di TPA sudah cukup lama sehingga mereka sudah terbiasa dengan kondisi lingkungan yang ada. Masyarakat pe,mulung merupakan sebuah komunitas yang unik dan berbeda dengan Masyarakat lainya, seperti pengemis ataupun pengamen yang berkeliaran dijalanan. Orang sering menemukan pemulung berkeliaran disekitar pemukiman penduduk mencari barang-barang bekas, tetapi jumlah pemulung di pemukiman biasanya tidak terlalu banyak. Namun faktanya ada tempat terisolasi dari pemukiman penduduk yaitu TPA ( Tempat Pembuangan Akhir ), tempat itu merupakan tempat untuk memproses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan, dan TPS ( Tempat Pembungan Sementara ). TPS adalah tempat penampungan sampah sebelum sampah diangkut ke tempat pendaur ulang, pengolahan, atau tempat pengolahan sampah-sampah terpadu, disitu jumlah pemulung dalam jumlah yang relatife banyak.

Pemulung adalah bentuk aktivitas dalam mengumpulkan bahan-bahan bekas dari berbagai lokasi pembuangan sampah yang masih bisa dimanfaatkaan untuk mengawali proses penyaluran ke tempat-tempat produksi daur ulang. Faktor yang menentukan seseorang bekerja sebagai pemulung adalah tingkat Pendidikan yang rendah serta keterbatasan pada modal maupun skill yang mereka miliki. Oleh sebab itu pemerintah diharapkan mampu memberikan perhatian khusus dan kebih aktif dalam memberikan bantuan pelatihan keterampilan baik terhadap anak maupun para orang tua yang berpendidikan rendah sehingga pemulung setidaknya dapat bekerja dengan lebih baik. Pemerintah hendaknya juga memberikan bantuan pemeriksaan Kesehatan secara rutin kepada pemulung dan hendaknya pemerintah mampu untuk mengorganisir para pemulung agar memiliki suaatu wadah atau Lembaga yang dapat meningkatkan kesadaran akan arti pentingnya pendidikan. Dan oranb tua pemulung lebih memperhatikan pendidikan anak-anaknya agar kedepanya mereka mampu bersaing untuk mendapatkan pekerjaan yang jauh lebih baik. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun