Mohon tunggu...
Ektiana Siera Asofani
Ektiana Siera Asofani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hanya seorang mahasiswa yang hobi bermain gitar dan tertarik dalam dunia pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dilema Pendidikan: Ketika Sekolah Dasar Negeri Kehilangan Siswa

3 November 2024   23:09 Diperbarui: 3 November 2024   23:56 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan menjadi hal yang paling penting bagi anak. Pasal 31 UUD 1945 menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, mengikuti pendidikan dasar, dan pemerintah wajib membiayainya. Karena itu pemerintah membuat kebijakan untuk membebaskan siswa dari seluruh biaya pendidikan dasar di sekolah dasar negeri (SDN). Namun dalam beberapa tahun terakhir, marak terjadi fenomena dimana orang tua lebih memilih menyekolahkan anak di sekolah swasta daripada sekolah dasar negeri. Fenomena ini merambah dari kota-kota besar hingga ke pelosok daerah. Hal ini menimbulkan tanda tanya besar bagi banyak orang, mengapa sekolah negeri yang selalu dielu-elukan sejak dulu sekarang berubah menjadi atap tanpa penghuni?

Kesenjangan Fasilitas dan Kualitas Pengajaran

Alasan mengapa orang tua lebih memilih sekolah swasta daripada sekolah negeri yaitu kesenjangan fasilitas dan kualitas pengajaran yang terpaut cukup jauh. Sekolah negeri yang dulu dielu-elukan semakin terpuruk karena persaingan yang cukup ketat dengan banyaknya sekolah swasta berkualitas. Bahkan di beberapa daerah seperti Bekasi dan Tangerang Selatan jumlah sekolah dasar swasta lebih banyak daripada sekolah dasar negeri. Kualitas sekolah swasta pun dicap lebih baik daripada sekolah negeri. Sekolah swasta umumnya memiliki fasilitas yang lebih modern, berkualitas, dan lengkap seperti laboratorium, ruang komputer, dan ruang kelas yang dilengkapi proyektor hingga AC. Sedangkan di beberapa sd negeri hanya untuk sekedar meja dan kursi untuk pembelajaran pun masih belum memadai.

Selain itu, dilihat dari kualitas pengajaran, sekolah swasta dianggap lebih fleksibel. Sekolah swasta sering mempekerjakan guru dengan kualifikasi tinggi dan menerapkan metode pembelajaran inovatif. Sebaliknya, banyak sekolah dasar negeri yang masih kekurangan tenaga pengajar yang berkualitas dan memadai sehingga kualitas pendidikan juga kurang optimal. Disis lain, sekolah swasta yang berbasis agama lebih menekankan pada peningkatan moral dan perilaku serta pendalaman ilmu keagamaan. Kualitas pengajaran yang berbasis keagamaan ini banyak diminati orang tua dengan harapan untuk menjadi tameng bagi perilaku anak dari contoh-contoh buruk.

Langkah Transformasi

Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya upaya dari pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas dan citra sekolah negeri. Pemerintah harus memberikan perhatian yang lebih pada peningkatan fasilitas dan pelatihan guru di sekolah negeri agar lebih berkualitas. Masyakarat juga perlu diberikan pemahaman bahwa pendidikan dasar di sekolah negeri memiliki potensi sama baiknya dengan sekolah swasta jika didukung dengan fasilitas dan tenaga pengajar yang berkualitas dan memadai. Selain itu, untuk menambah kualitas sekolah dasar negeri bisa dilakukan dengan menambah durasi jam mata pelajaran agama agar membentuk karakter siswa yang bermoral dan berperilaku sesuai ajaran agama.

Pada akhirnya, pendidikan adalah hak setiap anak. Baik sekolah negeri maupun swasta harus mampu memberikan pendidikan yang berkualitas dan memadai. Dengan upaya bersama, diharapkan sekolah negeri tidak lagi dipandang sebelah mata oleh para orang tua yang akan menyekolahkan anak-anak mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun