Mohon tunggu...
Gordi Afri
Gordi Afri Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Alumnus STF Driyarkara, Jakarta, 2012. Sekarang tinggal di Yogyakarta. Simak pengalamannya di http://gordyafri.blogspot.com dan http://gordyafri2011.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pak Menteri yang Mundur

8 Desember 2012   16:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:59 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ada menteri yang mundur. Itu biasa. Politik itu variasi. Kadang naik kadang turun.

Tak usah khawatir dengan naik-turunnya menteri. Memang tidak terlalu khawatir. Tetapi mengapa menteri itu turun. Ini yang bikin rakyat bertanya.

Tak semua rakyat bertanya. Ada yang cuek saja. Toh, tidak langsung berpengaruh dengan kehidupan mereka. Rakyat sudah pusing dengan acara cari makan sehari-hari. Tak sempat memikirkan naik-turunnya menteri seperti itu.

Tetapi masih ada rakyat yang bertanya-tanya, mengapa menteri itu turun? Masalah politik? Korupsi? Moral? Sosial? Dan sebagainya. Ini rakyat yang ingin tahu. Tahu tentang menterinya yang mundur.

Sesekali memang menteri mesti mundur. Entah dimundurkan atau memundurkan. Daripada situasi tambah panas lebih baik mundur. Begitu prinspipnya. Tak selamamya menteri mundur karena tak mampu. Ada yang lebih baik mundur demi kebaikan bersama.

Mundur selangkah untuk maju dua langkah. Mundur seperti ini yang demi kebaikan. Tetapi mundur tanpa maju lagi menjadi lain lagi. Ini kemunduran yang menghancurkan. Tak ada lagi yang dibanggakan jika mundur untuk selamanya. Atau mungkin juga karena namanya dicap buruk sehingga tak bisa maju lagi.

Yahhh pak menteri itu mundur. Apakah dia mundur demi kemajuan? Tak ada yang tahu. Saat ini masih teka-teki. Masih ada proses untuk menemukan teka-teki di balik proses kemunduran itu. Siapa tahu dia mundur untuk maju. Atau bisa juga dia dimundurkan.

PA, 8/12/12

GA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun