Mohon tunggu...
Fadia Chika
Fadia Chika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Airlangga

Sedang belajar menulis artikel.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Seni sebagai Terapi: Mengelola Stres dengan Berkarya

9 Juni 2024   14:02 Diperbarui: 9 Juni 2024   14:08 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Stres kerap menjadi hal yang tak terhindarkan di tengah kesibukan dan tuntutan hidup modern di dunia yang serba cepat ini. Stres yang berkepanjangan dapat berakibat negatif pada kesehatan mental dan fisik sehingga penting menemukan cara yang efektif untuk mengelola stres. Ada beragam cara yang dapat dilakukan guna mengelola stres, salah satu cara yang menarik dan menyenangkan untuk dilakukan ialah dengan menggunakan seni sebagai terapi atau yang dikenal sebagai art therapy.

Art therapy adalah sebuah pendekatan terapeutik yang memanfaatkan proses kreatif dalam seni untuk membantu individu mengeksplorasi diri, mengatasi stres, dan meningkatkan kesehatan mental dan fisik. Dalam buku Hand Book of Art Therapy, disebutkan bahwa art therapy adalah jenis terapi dengan menggunakan media seni sebagai intervensinya sehingga pasien dapat berekspresi dan bekerja melalui permasalahan dan perhatiannya (Case & Dalley dalam Shokiyah, 2019). 

Art therapy dapat membantu mengelola stres dan memberikan manfaat, antara lain:

  1. Sebagai Wadah Menyalurkan Emosi

Art therapy menyediakan ruang aman dan fleksibel untuk mengekspresikan pikiran dan emosi yang sulit diungkapkan dengan kata-kata melalui goresan ekspresi kreatif dalam seni visual, musik, ataupun drama.

  1. Meningkatkan Kreativitas, Fokus dan Pemahaman Diri, serta Rasa Percaya Diri

Art therapy dapat meningkatkan kesadaran dan pengertian terhadap diri sendiri melalui pengekspresian secara unik dan kreatif yang dituangkan dalam karya seninya. Kita bebas mengeksplorasi dan bereksperimen terhadap elemen-elemen seni yang kita gunakan. Hal ini dapat membantu individu untuk lebih memahami dan mengenali diri sendiri, sehingga rasa percaya diri juga ikut meningkat yang dapat memberikan efek positif pada kesehatan mental secara keseluruhan.

  1. Coping-Mechanism dan Meningkatkan Kemampuan Beradaptasi

Coping mechanism atau koping adalah upaya seseorang dalam menghadapi stress dengan melakukan kegiatan yang positif untuk menenangkan hati serta pikirannya sementara waktu. Melalui art therapy kita dapat mengembangkan strategi koping yang lebih sehat untuk menghadapi stres, seperti relaksasi, mindfulness, dan pemecahan masalah. Selain itu, art therapy juga meningkatkan keterampilan beradaptasi dengan cara mengekspresikan diri secara kreatif dan berbeda. Dengan demikian kemampuan beradaptasi dan resiliensi kita menjadi lebih baik dan lebih efektif dalam menghadapi perubahan.

  1. Memberikan Rasa Aman, Damai, dan Ketentraman

Art therapy dapat meningkatkan suasana hati dan kesejahteraan emosional secara keseluruhan. Dalam suatu penelitian yang telah dilakukan, membuat karya seni terbukti dapat mengurangi efek dari stres seperti suasana hati yang buruk hingga kecemasan. Membuat karya seni membantu melepaskan beban pikiran, mengurangi stres, menyelesaikan masalah dan konflik, serta memberikan kedamaian. 

Kegiatan art therapy dapat berupa menggambar, melukis, mematung, menari, menulis kreatif, dan berbagai bentuk seni lainnya. Art therapy terbagi menjadi beberapa jenis menurut March (2016) yaitu terapi menari, drama, bermain musik, serta seni visual. Terapi  gerakan  tari  (atau  terapi  tari) dengan melakukan berbagai  gaya tarian dan gerakan yang berbeda. Terapi drama dilakukan dengan membuat gerakan ekspresi diri, menjadi peran tertentu  dalam  situasi tertentu, juga melakukan pidato. Terapi musik dapat dilakukan dengan memainkan instrumen, menyanyi, mengganti atau membuat lirik dan mendengarkan musik. Sedangkan terapi seni visual seperti mengambil objek/foto, menggambar, melukis, mewarnai, membentuk  benda  dari  tanah  liat, dan berbagai aktivitas seni visual lainnya.

Untuk memulai art therapy kita tidak harus mahir atau memiliki kepekaan seni yang tinggi, bahkan mengikuti kursus seni tertentu. Art therapy cenderung berfokus pada proses menuangkan ekspresi dan emosi melalui seni. Hal yang dibuat atau dilakukan tidak harus sempurna dan luar biasa, sekedar mencorat-coret di kertas, menuangkan beragam warna di kanvas, bahkan mendengarkan musik juga merupakan art therapy selama kita menikmatinya. Kita bebas memilih media seni yang ingin kita gunakan mengikuti minat dan preferensi masing-masing serta aktivitas yang kita sukai. 

Berikut beberapa tips dalam melakukan art therapy:

  • Memastikan berada di tempat yang nyaman sehingga kita dapat fokus,
  • Memilih aktivitas seni yang disukai untuk dilakukan serta tidak memberikan tekanan,
  • Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan, misalnya cat, crayon, kertas, pensil, dan sebagainya,
  • Menuangkan perasaan serta membebaskan emosi dalam melakukannya. Dapat juga bereksperimen dan jangan hiraukan hasil maupun penilaian orang nantinya,
  • Namun, apabila merasa memerlukan bantuan dalam masalah yang dihadapi ataupun menuangkan perasaan, dapat mengonsultasikannya kepada terapis ahli.

Menjaga kesehatan jiwa dan raga sangatlah penting, terlebih di dunia yang serba cepat seperti sekarang ini. Merawat diri sendiri adalah langkah penting untuk memastikan bahwa kita tetap sehat dan bahagia, bahkan di tengah-tengah tantangan dan ketidakpastian. Art therapy adalah cara yang mudah diakses, menyenangkan, dan bermanfaat untuk mengelola stres dan meningkatkan kesehatan mental. Art therapy dapat membantu kita mengelola stres dengan lebih efektif, memberikan kedamaian dan ketenangan, serta membantu menjaga keseimbangan hidup yang baik sehingga kita dapat merasa lebih tenang dan fokus dalam menjalani aktivitas sehari-hari. 

Referensi: 

Kurniasih, U., Ali, M., Lestari, E. D., & Wahyuni, N. T. (2021). Pengaruh art therapy (Menggambar) Terhadap Stres Pada Lansia. Jurnal Kesehatan, 12(1), 26-32.

Putri, D. R., Fillianto, A. D. C., & Iriyanto, J. B. (2021). Implementasi art therapy untuk Meningkatkan Coping Stress Terkait Permasalahan Perkembangan di Usia Remaja. JURNAL TALENTA, 10(2).

Shokiyah, N. N., & Syamsiar, S. (2019). TERAPI MELUKIS UNTUK MEMBANTU MENURUNKAN DEPRESI PADA REMAJA.

Sholihah, I. N. M. (2018, October). Kajian teoritis penggunaan art therapy dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SMK. In 1st ASEAN School Counselor Conference on Innovation and Creativity in Counseling. Ikatan Bimbingan dan Konseling Sekolah.

Very Well Mind. 2023. Art Therapy: Drawing for Stress Relief. Diakses pada Juni 2024. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun