Mohon tunggu...
Money

Ada Pengaruh Konsumsi Individu terhadap Konsumsi Nasional?

15 Februari 2019   20:06 Diperbarui: 15 Februari 2019   20:26 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum kita membahas pengaruh maslahah konsumsi terhadap konsumsi nasional. Saya sedikit menjabarkan terlebih dahulu tentang ekonomi makro dan perbedaanya dari ekonomi mikro. Ekonomi makro merupakan kegiatan perekonomian yang mempelajari secara keseluruhan, dan ekonomi makro menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak masyarakat, perubahan dan pasar. 

Di sisi lain ekonomi mikro menjelaskan perubahan hal-hal yang kecil saja tidak seluas ekonomi makro. Lalu hubungan antara ekonomi makro dan mikro menurut Gregory Mankew ialah perubahan ekonomi yang secara makro tentu saja akan berdampak pada perubahan setiap individu yang berjuta-juta akan merasakan dan melakukan kegiatan ekonomi.

Dengan demikian perubahan yang ada pada ekonomi makro adalah hasil dari perubahan yang terjadi dalam ekonomi mikro. Sedangkan dari perbedaan ekonomi makro islam dengan konvesional terletak pada bagian pembahasannya, yang paling mendasar adalah ketika ekonomi konvensional hanya membahas demi masalah secara global tanpa melihat kembali manfaat dan tujuan untuk kemaslahatan atau kesejahteraan rakyatnya. 

Berbeda dengan ekonomi islam yang mempunyai tujuan untuk memberikan keselarasan bagi kehidupan dunia dan akhirat. Sumber utama ekonomi islam adalah al-Quran dan As-sunnah. Sedangkan konvensional berdasarkan pada hal-hal yang bersifat positivistic.

Sebagaimana bahwa kandungan mashlahah terdiri dari manfaat dan berkah. Demikian pula dalam hal perilaku konsumsi, seorang konsumen akan mempertimbangkan manfaat dan berkah yang dihasilkan dari kegiatan konsumsinya. Konsumen merasakan adanya manfaat suatu kegiatan konsumsi ketika ia mendapatkan pemenuhan kebutuhan fisik atau psikis atau material. 

Di sisi lain, berkah akan diperolehnya ketika ia mengonsumsi barang atau jasa yang dihalalkan oleh syariat Islam. Mengonsumsi yang halal saja merupakan kepatuhan kepada Allah, karenanya memperoleh pahala. Pahala inilah yang kemudian dirasakan sebagai berkah dari barang atau jasa yang telah dikonsumsi. 

Sebaliknya, konsumen tidak akan mengonsumsi barang atau jasa yang haram karena tidak mendatangkan berkah. Mengonsumsi yang haram akan menimbulkan dosa yang pada akhirnya akan berujung pada siksa Allah. Jadi mengonsumsi yang haram justru memberikan berkah negatif.

Misalnya, ketika seseorang menonton televisi di pagi hari, maka ia bisa memilih channel mengenai berita politik dan hukum, berita kriminal, flim kartun, hiburan musik atau siaran lainnya. 

Setiap jenis siaran tersebut dirancang untuk mampu memberikan manfaat bagi penontonnya, baik berupa layanan informasi dan kepuasan psikis inilah yang merupakan mashlahah duniawi atau manfaat. 

Di sisi lain, kegiatan menonton ini dimungkinkan memberikan berkah yang positif atau negatif tergantung dari jenis dan tontonan dan tujuannya. Misalnya, ketika seseorang menonton berita yang mengungkap cacat (aib) dan keburukan seseorang tanpa tujuan yang benar maka berarti ia telah mendorong dilakukannya ghibah yang dilarang oleh Islam. 

Oleh karena itu, ia akan memperoleh dosa meskipun ia mendapatkan kepuasan psikis. Namun, jika ia memilih menonton acara televisi yang menayangkan berita yang baik, maka ia akan mendapatkan kedua-duanya yaitu kepuasan psikis dan berkah sekaligus.

Ada lima prinsip dasar konsumsi yang digariskan oleh Islam, yakni konsumsi barang halal, konsumsi barang suci dan bersih, tidak berlebihan, kemurahan hati, dan moralitas. Kelima prinsip dasar tersebut dijabarkan secara ringkas berikut ini.

Pertama, prinsip halal: Seorang muslim diperintah oleh Islam untuk makan-makanan yang halal dan tidak mengambil yang haram.

Kedua, prinsip kebersihan dan menyehatkan: Al-Quran memerintahkan manusia "Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di Bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan, karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu."(QS al-Baqarah [2] 168 )

Ketiga, prinsip kesederhanaan: prinsip kesederhanaan dalam konsumsi berarti bahwa orang haruslah mengambil makanan atau minuman sekadarnya dan tidak berlebihan karena makanan berlebihan itu berbahaya bagi kesehatan.

Keempat, kemurahan hati: dengan menaati perintah Islam, tidak ada bahaya dan dosa ketika memakan atau meminum makanan halal, sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al-Maidah ayat 96

Kelima, moralitas: prinsip ini amengajarkan untuk menyebut nama Allah SWT sebelum makan dan menyatakan terima kasih kepadanya setelah makan.

Konsumsi yang berlebihan merupakan ciri khas masyarakat yang tidak mengenal Tuhan, yang dalam Islam disebut dengan istilah israf (pemborosan) atau tabzir (menghabur-hamburkan harta tanpa guna). 

Tabzir berarti mempergunakan harta dengan cara yang salah, yaitu menuju tujuan-tujuan yang terlarang seperti penyuapan, hal-hal yang melanggar hukum, atau dengan cara yang tanpa aturan. Kecenderungan konsumen dalam menentukan pilihan konsumsi menyangkut pengalaman masa lalu, budaya, selera, dan nilai-nilai yang dianut seperti agama dan adat istiadat. Perilaku konsumen dapat dilihat dari dua pendekatan, yaitu pendekatan marginal utility dan pendekatan indifference curve.

Pendekatan marginal utility adalah kepuasan konsumen yang dapat diukur dengan satuan lain. Adapun pendekatan indifference curve adalah kepuasan konsumen bisa lebih rendah atau lebih tinggi tanpa mempertimbangkan lebih tinggi atau rendahnya. Dalam ekonomi, utilitas adalah jumlah dari kesenangan atau kepuasan relatif yang dicapai. 

Dengan jumlah ini, seseorang bisa menentukan meningkat atau menurunnya utilitas, kemudian menjelaskan kebiasaan ekonomis dalam koridor dari usaha untuk meningkatkan kepuasan seseorang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun