Mohon tunggu...
Money

Ada Pengaruh Konsumsi Individu terhadap Konsumsi Nasional?

15 Februari 2019   20:06 Diperbarui: 15 Februari 2019   20:26 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Ada lima prinsip dasar konsumsi yang digariskan oleh Islam, yakni konsumsi barang halal, konsumsi barang suci dan bersih, tidak berlebihan, kemurahan hati, dan moralitas. Kelima prinsip dasar tersebut dijabarkan secara ringkas berikut ini.

Pertama, prinsip halal: Seorang muslim diperintah oleh Islam untuk makan-makanan yang halal dan tidak mengambil yang haram.

Kedua, prinsip kebersihan dan menyehatkan: Al-Quran memerintahkan manusia "Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di Bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan, karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu."(QS al-Baqarah [2] 168 )

Ketiga, prinsip kesederhanaan: prinsip kesederhanaan dalam konsumsi berarti bahwa orang haruslah mengambil makanan atau minuman sekadarnya dan tidak berlebihan karena makanan berlebihan itu berbahaya bagi kesehatan.

Keempat, kemurahan hati: dengan menaati perintah Islam, tidak ada bahaya dan dosa ketika memakan atau meminum makanan halal, sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al-Maidah ayat 96

Kelima, moralitas: prinsip ini amengajarkan untuk menyebut nama Allah SWT sebelum makan dan menyatakan terima kasih kepadanya setelah makan.

Konsumsi yang berlebihan merupakan ciri khas masyarakat yang tidak mengenal Tuhan, yang dalam Islam disebut dengan istilah israf (pemborosan) atau tabzir (menghabur-hamburkan harta tanpa guna). 

Tabzir berarti mempergunakan harta dengan cara yang salah, yaitu menuju tujuan-tujuan yang terlarang seperti penyuapan, hal-hal yang melanggar hukum, atau dengan cara yang tanpa aturan. Kecenderungan konsumen dalam menentukan pilihan konsumsi menyangkut pengalaman masa lalu, budaya, selera, dan nilai-nilai yang dianut seperti agama dan adat istiadat. Perilaku konsumen dapat dilihat dari dua pendekatan, yaitu pendekatan marginal utility dan pendekatan indifference curve.

Pendekatan marginal utility adalah kepuasan konsumen yang dapat diukur dengan satuan lain. Adapun pendekatan indifference curve adalah kepuasan konsumen bisa lebih rendah atau lebih tinggi tanpa mempertimbangkan lebih tinggi atau rendahnya. Dalam ekonomi, utilitas adalah jumlah dari kesenangan atau kepuasan relatif yang dicapai. 

Dengan jumlah ini, seseorang bisa menentukan meningkat atau menurunnya utilitas, kemudian menjelaskan kebiasaan ekonomis dalam koridor dari usaha untuk meningkatkan kepuasan seseorang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun