Mohon tunggu...
Hendra Gunawan
Hendra Gunawan Mohon Tunggu... Dosen -

Dosen Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum IAIN Padangsidimpuan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah PSP-3 di Pulau Seram Maluku

13 Februari 2018   08:39 Diperbarui: 13 Februari 2018   08:52 1670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Pribadi : KUPP Pelita Jaya binaan PSP-3 Dusun Pelita Jaya

Pulau Seram, menurut  sejarah berawal dari perjalanan para kolonial Belanda yang hendak  mecari ujung gunung Binaiya, tetapi selama berhari-hari mereka tidak  kunjung menemukan ujungnya dan banyak hal-hal aneh yang mereka temukan.  Beranjak dari pristiwa-pristiwa tersebut, maka mereka pun menamakannya  pulau Seram. Namun, oleh masyarakat menamai pulau Seram dengan Nusaina  atau pulau ibu sedangkan pulau Ambon dinamai Nusa Ama atau pulau ayah.  Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) cukup jauh dari kota Ambon, sebab  secara geografis pulau Seram terletak di sebelah Utara pulau Ambon.  

Kabupaten Seram Bagian Barat, merupakan kabupaten yang muda dan daratan  terbesar di provinsi Maluku yang baru mekar pada tanggal 18 Desember  2003 menjadi kabupaten Seram Bagian Barat yang berpusat di Piru, dengan  luas wilayah 84.181 km2, populasi 180.256 jiwa dengan kepadatan  33.000 jiwa/ km2 yang terdiri dari sekitar 92.187 jiwa laki-laki dan  sekitar 88.069 jiwa perempuan. Komposisi penduduknya, lebih kurang 81%  beragama Kristen Protestan, sekitar 9% Kristen Katolik, sekitar 8%  Islam, dan sebanyak 2% beragama lainnya. 

Perjanan Menuju Pulau Seram Bagian Barat

      Bulan Agustus 2013, peserta Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan  Pedesaan (PSP-3) mewakili provinsi Sumatera Utara diberangkatkan ke  Ambon, oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Sumatera Utara (Disporasu) guna  menjalankan tugas dari Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik  Indonesia (Kemenpora). Dari bandara Kualanamu International Airport Medan naik maskapai  Lion Air terbang ke bandara Soekarno-Hatta International Airport  Jakarta, selama 2 minggu mengikuti pelatihan pratugas di Rindam Jaya  Jayakarta. 

Kemudian berangkat tengah malam, dari bandara Soekarno-Hatta  International Airport Jakarta naik maskapai Garuda menuju Ambon, setelah  berselang waktu kira-kira tiga jam tiba di bandara Pattimura  International Airport Ambon pagi hari, sebelumnya sempat transit di  bandara Sultan Hanuddin Internasonal Airport Makassar. Dari Ambon menuju  pulau Seram, bisa menyeberang atau lewat laut dengan menumpangi kapal  Ferry ASDP dari pelabuhan Liang di desa Tulehu menuju pelabuhan Waipirit  nama salah satu pelabuhan di pulau Seram. 

Setelah melewati jalan laut  kira-kira 2 jam, kapal pun bersandar di dermaga Waipirit kemudian semua  penumpang dan kendaraan keluar dari kapal lalu melaju ke jalan raya  menuju kota Piru. Di sepanjang jalan yang berkelok-kelok disuguhi  pemandangan sabana, bukit, dan laut nan indah sekitar 1 jam setengah  tiba di kota Piru. Setelah mendapat sambutan dan arahan dari pak camat  Seram Barat di kota Piru, perjalanan pun dilanjutkan menuju gunung  Malintang jalannya sepi, lebar, mulus, dikelilingi hutan rimbun,  hamparan rumput, semak hijau, dan kadang-kadang masih tampak teluk Piru  yang indah. Sempat puas selfie, kemudian lanjut meluncur dari gunung  Malintang menuju lokasi penempatan. 

         Akhirnya sampai di lokasi tugas, tepatnya di dusun Pelita Jaya desa  Eti kecamatan Seram Barat kabupaten Seram Bagian Barat provinsi Maluku,  sebuah daerah transmigrasi dimana mayoritas penduduknya berasal dari  Sulawesi Tenggara yang telah bermukim sejak dulu kala dikenal dengan  sebutan orang ambon berdarah buton pada umumnya bekerja sebagai nelayan.  Setelah melalui perjalanan yang cukup jauh, kami pun disambut kepala  dusun dengan sajikan ikan Bubara bakar yang sungguh enak karena dimasak  saat masih fresh (segar) mengingat dusun Pelita Jaya berada di pesisir  pantai pulau Seram.

Bayangan yang Tidak Sesuai dengan Kenyataan

        Persepsi saya yang beranggapan orang Maluku keras dan seram, telah  membawa saya ke pulau Seram Maluku untuk menjawab anggapan itu. Ternyata  pulau Seram, meski pun dinamai seram tetapi tidak menyeramkan bak tari  Cakalele khas Maluku yang menggambarkan perang yang diperankan para pria  sambil memegang parang dan perisai, tidak begitu menyeramkan tetapi  memberikan nilai seni yang cukup mempesona, Begitu juga, pulau Seram  tidak sama sekali menampakkan keseraman melainkan menawarkan berbagai  keindahan dapat ditemui di sini. 

Tepatnya, terjebak nikmat sebab dusun  Pelita Jaya merupakan kawasan perikanan dan memiliki sumberdaya laut  yang melimpah, sehingga makanan laut baik ikan segar maupun seafood  dapat dinikmati sepuasnya di pulau ini, dengan memancing sendiri atau  dapat juga membeli dari masyarakatnya yang ramahtamah dengan harga yang  pantastis murah.

Selain itu, dusun Pelita Jaya bertetanggaan dengan dusun Pulau Osi  yang memilki area wisatawan untuk menyaksikan sunset, dan hanya 15 menit  dari Pulau Osi sudah bisa berenang cantik di air laut hijau  kebiru-biruan pulau Marsegu, yang tidak berpenghuni membuat pasir  pantainya putih dan bersih. Begitu juga keindahan bawah lautnya, mulai  keindahan terumbu karang yang beraneka warna sampai berbagai corak  kehidupan ikan karang yang beraneka ragam bentuknya menjadi favorit para  penyelam untuk snorkeling di sana. Saat hati rindukan kampung halaman,  terkadang sering membuat semangat lowded (berkurang), maka tempat inilah  menjadi pilihan untuk mengobati kerinduan dan mencharger semangat  supaya bersinergi kembali dalam menjalankan tugas dari negara.

Bekerja dengan Swadaya Masyarakat

Start awal, membentuk organisasi Ikatan Remaja Masjid Al-Ukhwah  (IRMU) Pelita Jaya, sebagai wadah pembangunan moral generasi-generasi  muda bangsa mengingat aroma minuman keras yang cukup mengental di  masyarakat. Alhamdulillah, Ikatan Remaja Masjid Al-Ukhwah Pelita Jaya  telah berhasil menyelenggarakan berbagai event-event keagamaan mulai  perayaan isra' mi'raj nabi Muhammad SAW, peringatan maulid nabi Muhammad  SAW, pesantren kilat Ramadhan, syiar Ramadhan, lomba azan, lomba busana  muslim, buka puasa bersama satu kampung, tablik akbar, halal bil halal,  perayaan tahun baru Hijriyah, dan lain-lain. 

Lalu mendirikan sekolah  Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) IRMU Pelita Jaya, sebagai wadah  membantu pemerintah dalam mewujudkan tujuan Undang-Undang Dasar 1945  yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan membekali para peserta didik  berbagai keterampilan mulai mengenal huruf, angka, dan mengenal serta  keterampilan menghafal surat-surat pendek, doa-doa pendek, dan praktek  shalat sampai membiasakan berprilaku cinta sesama. 

Alhamdulillah, pada  bulan Maret sekolah PAUD IRMU Pelita Jaya telah berhasil  menyelenggarakan wisuda perdana dan pertama kali ada di dusun Pelita  Jaya yang di hadiri langsung kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga  kabupaten Seram Bagian Barat beliau juga turut serta memindahkan tali  toga para wisudawan. Selanjutnya mendirikan Taman Pendidikan Al-Qur'an  (TPQ) IRMU Pelita Jaya, sebagai wadah membimbing anak-anak bangsa secara  intensif pada malam hari agar menjadi manusia yang berpengetahuan  bidang keagamaan dan berakhlakul karima.


          Disamping bertugas sebagai fasilitator, juga selalu mendampingi  masyarakat dalam menyusun sampai mengajukan profosal ke  instansi-instansi pemerintah mulai Kemenag, Dinas Pendidikan Pemuda dan  Olahraga, Dinas Pertanian, Dinas Kesejahteraan Rakyat, dan Dinas  Perdagangan sampai ke Dinas Perikanan, baik di tingkat kabupaten hingga  tingkat provinsi. Alhamdulillah, berbagai bantuan dari instansi  pemerintah mendarat di dusun Pelita Jaya mulai bantuan bibit dari Dinas  Pertanian kepada kelompok tani sampai kepada insentif kepada guru ngaji  yang sudah lama mengajar dengan ikhlas lillahi ta'ala serta bantuan  lain-lainnya dari berbagai instansi. Dan selalu berkontribusi pada  setiap kegiatan masyarakat seperti gotong royong, dan lain-lain. 

Bahkan  dengan kegiatan-kegiatan mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dari  berbagai kampus, mulai Institut Agama Islam Negeri Ambon, Universitas  Darussalam, Universitas Pattimura, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Pasapua  Ambon, dan mahasiswa koas fakultas kedokteran Universitas Pattimura.

Prestasi yang Membanggakan

         Bermula ketika saya melihat, kebanyakan muda-mudi yang nongkrong di  teras rumah tanpa arti membuat saya sulit tidur memikirkannya, saya pun  mulai berfikir bagaimana agar nongkrong tersebut bermanfaat. Akhirnya,  saya menceritakan ide yang sedang mengantui itu, lalu sosok pemuda gagah  pun memberikan masukkan untuk memanfaatkan potensi laut yaitu budidaya  ikan model kramba rumah dan apung. Dengan segera, kami merekrut  pemuda-pemudi setempat yang mau bergabung sampai akhirnya berjumlah 6  orang, terdiri 2 nyong ambon sebutan untuk pemuda setempat dan 4 nona  ambon sebutan untuk pemudi setempat. 

Alhamdulillah, Kelompok Usaha  Pemuda Produktif (KUPP) Pelita Jaya pun berdiri meskipun baru  bermodalkan semangat kemudian memulainya membangun bersama-sama tanpa  menggunakan tukang atau pekerja. Saya pun turun langsung ikut serta  setiap eventnya mulai mengambil kayu, penanaman tiang pertama, sampai  berdiri kokoh. Saya sangat senang, akhirnya bisa nongkrong di dalam  rumah kramba sambil membakar ikan dengan tema prosfek ke depan memajukan  kramba milik bersama tersebut.

   

            Tidak hanya sampai di sini, ternyata kebahagiaan itu pun menjelma  menjadi sebuah kebanggaan saat KUPP Pelita Jaya mulai berdinamika,  mencoba mensiasati aktivitas perekonomian masyarakat setempat yang  rentan terhadap instabilitas harga ikan laut yang selalu menerpa  masya-rakat, dimana pada waktu tertentu harganya anjlok sangat rendah  apabila di-bandingkan dengan kerja keras para nelayan yang  mempertaruhkan nyawa mereka. 

Menyikapi hal tersebut, kami sempat  menekuni usaha bidang pengelolaan ikan laut guna mensetabilkan har-ga  ikan laut, walhasil kami me-mproduksi Stik Ikan KUPP Pelita Jaya dan  Ikan Asin KUPP Pelita Jaya. Alhamdulillah, atas se-mangat, kekompakkan,  kerja keras kelompok berhasil memproleh juara I sebagai Kelompok Usaha  Pemuda Produktif Terbaik di kabupaten Seram Bagian Barat dan juara II  sebagai Kelompok Usaha Pemuda Produktif Terbaik di provinsi Maluku.

Menemukan Budaya Inspiratif

           Meneropongi kilas budaya setempat, ada beberapa tradisi yang sangat  menginspirasi mulai kebiasaan masyarakat yang selalu mengundang makan  dan minum ke rumah sebagai persahabatan. Bahkan, hampir setiap pagi  selalu kedatangan tamu membawa teh manis dan kue. Maka tidak heran,  penyambutan mahasiswa Praktek Kuliah Lapangan (PKL) sangat disambut  dengan baik, berbeda dengan daerah lain sebab di sini masyarakat yang  mememinta langsung kepada kepala dusun satu dari mahasiswa dijadikan  anak pihara (anak angkat). Jadi di dusun ini, mahasiswa PKL tidak repot  mencari rumah kontrakan, makan, dan minum semua disubsidi masyarakat  setempat secara gratis. 

          Selain keramahtamahan masyarakat, kekompakkan dan kepedulian  masyarakat pun sungguh tidak dapat diragukan lagi, hampir semua  fasilitas-fasilitas publik berdiri berkat semangat gotong royong  masyarakat setempat. Dan begitu juga, tradisi Persahabatan antar kampung  yang merupakan agenda rutin setiap kampung untuk mengikat antar kampung  meskipun direntangi laut atau pulau sekalipun, untuk saling  menghubungkan silaturrahim (mengunjungi) dan membantu satu sama lain.

Cendera Mata dari Pulau Seram

          Mendapat tambahan gelar la, panggilan kepada seorang pria suku  Button yang diletakkan sebelum nama semacam marga di Sumatera Utara  namun gelar ini diletakkan di depan nama. Selain gelar itu, yang paling  menyenangkan lagi dan cukup mengundang air mata saat menghadiri undangan  lepas pisah PSP-3 dengan masyarakat dusun Pelita Jaya, yang digagas  langsung oleh masyarakat setempat sebuah kejutan yang sungguh sangat  mengundang air mata. Seketika itu, rasa gembira pulang ke kampung  halaman sejenak terhenti berubah menjadi kesedihan.

         Air mata pun, tidak terbendung saat menerima jam tangan dan cincin  emas sebagai cendra mata dari dusun Pelita Jaya yang sangat berharga  buat saya, sampai di pagi hari menjelang pemberangkatan masyarakat trus  berdatangan membawa kue-kue, ikan asar, ikan, asin, dan amplop katanya  untuk bekal di jalan, oleh-oleh ke kampung, dan tambahan ongkos yang  kemudian saya pun melangkah diiringi dengan doa musafir dari bapak imam  (tokoh masyarakat) menuju pulau Sumatera, sungguh mengaruhkan membuat  air mata pun tidak terbendung saat meninggalkan bumi saka mese nusa. 

Penutup

         Setelah sampai di Pelabuhan Tanjung Periuk Jakarta, barulah tersadar  ternyata begitu panjang jalan yang sudah saya jalani dan merasa  pertualangan di pulau Seram selama 2 tahun bagaikan mimpi yang indah  yang tidak akan terlupakan. Kegembiraan pulang kampung yang sempat  hilang, tiba-tiba muncul kembali apalagi saat kapal yang mengangkut bus  yang saya tumpangi bersandar di pelabuhan Bakauheni Lampung. Akhirnya,  saya bisa ketawa kecil mengingat kenangan-kenangan di pulau Seram yang  sudah menjadi pengalaman berharga buat diceritakan kepada anak cucu  nantinya. Suatu kebanggaan tersendiri, bisa mengabdi bumi saka mese  nusa.

          Terima kasih kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik  Indonesia, Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara, Dinas  Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Maluku, Tim Asistensi PSP-3  Provinsi Maluku, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Seram  Bagian Barat, Camat Seram Barat, dan Masyarakat Dusun Pelita Jaya.

*Penulis. Hendra Gunawan, MA

Purna PSP-3 Angkatan XXIII Tahun 2013 Sumatera Utara - Maluku

  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun