Mohon tunggu...
Muhammad Adel
Muhammad Adel Mohon Tunggu... Mahasiswa - 21'

Management 19'

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meminimalisir Konflik dengan Bernegoisasi

27 Oktober 2021   23:54 Diperbarui: 28 Oktober 2021   00:14 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sering kali kita temui ketika dua orang memiliki pendapat yang berbeda pasti mereka akan bermusuhan atau hubungan antara kedua orang tersebut melonggar. Hal tersebut bisa menajdi awal mula terjadinya konflik. 

Perbedaan-perbedaan tersebut bisa dari perbedaan pendapat, ciri fisik, intelektual seseorang, adat, keyakinan, dan lainnya. Jika kita mengingat bahwa manusia di lahir kan dengan berbagai macam perbedaan yang ada maka konflik ini adalah hal yang sangat lumrah jika terjadi. Konflik sendiri ada dua macam yaitu, konflik fungsional dan konflik defungsional. 

Konflik fungsional adalah konflik yang mendukung pada tujuan organisasi dan meningkatkan kinerja. Seperti contoh, ketika dua orang yang berada di departemen pemasaran memiliki strategi pemasaran yang berbeda, mereka meyakini bahwa strategi yang di miliki nya pasti paling baik. 

Kedua departemen ini secara tidak langsung akan mningkatkan kinerja dalam pemasaran karena mereka berdua bersaing untuk membuktikan strategi mana yang paling efisien dan baik. 

Konflik defungsional adalah konflik yang menghambat kerja organisasi. Seperti ketika terjadi perbedaan pendapat dan salah satu dari mereka tidak ingin bernegoisasi untuk mencari jalan tengah, hal ini secara langsung akan mempengaruhi kinerja dari kedua individu yang berkonflik tersebut. 

Nah ketika terjadi konflik sebagai individu kita harus bisa mencari cara suoaya konflik ini bisa selesai dengan baik dan tidak menghambat tujuan dari suatu organisasi.

Salah satu cara untuk menyelesaikan suatu konflik adalah dengan bernegoisasi. Negoisasi ini bertujuan untuk mencari jalan tengah dari sebuah kasus untuk selanjutnya bisa berjalan dengan normal kembali. Ketika berada dalam suatu organisasi pasti banyak terjadi konflik. Ketika terjadi konflik ini tidak perlu berfikir bahwa konflik ini akan menjadi sebuah musibah bagi organisasi. 

Seharusnya kita berfikir untuk menyelesaikan konflik ini dengan baik dan mencari cara supaya tetap menjalankan tujuan organisasi tersebut.  Dengan adanya konflik bisa menimbulkan efek positif bagi suatu organisasi. Salah satu nya adalah kekompakan dalam suatu organisasi.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi adanya konflik antara lain perbedaan antar individu yaitu perbedaan pendirian, perasaan dan lainnya. Perbedaan latar belakang masing-masing individu seperti perbedaan budaya yang menjadikan setiap individu berbeda. Perbedaan kepentingan antar invidu seperti ketika berorganisasi setiap individu banyak tidak tahu masalah yang dialami dalam keluarga nya atau lainnya.

Ada beberapa cara untuk upaya penyelesaian konflik, salah satu nya adalah negoisasi. Negoisasi ini bertujuan untuk kedua individu yang sedang berkonflik untuk saling mengungkapkan pendapat nya untuk mencapai jalan tengah yang menguntungkan kedua belah pihak. 

Proses ini dikatakan selesai bila kedua pihak memperoleh kesepakatan yang diingingkan kedua belah pihak. Ketika menjalankan proses negoisasi kita juga harus dalam keadaan kepala dingin. 

Ketika lawan konflik kita berbicara maka harus didengarkan dan dipahami apa yang di mau dalam menjalani negosiasi ini. Pada pihak lain juga harus berani mengungkapkan apa yang menjadi hambatan dan apa yang diinginkan ketika negoisasi selesai. 

Dengan beberapa yang disampaiakan pasti kedua belah pihak akan mendapatkan jalan tengah yang terbaik bagi kedua nya. Kegiatan berorganisasi akan kembali berjalan normal setelah mendapat  jalan tengah.

Selain menciptakan kesepakatan yang menguntungkan dari kedua belah pihak negoisasi memiliki beberapa manfaat lainnya yaitu, mampu menciptakan kerja sama antar individu untuk mencapai tujuan organisasi, mampu menciptakan interaksi positif antara individu yang bernegoisasi karena konflik, mampu membangun kondisi yang saling memahami antara individu-individu yang bernegoisasi, hal ini mampu membawa organisasi menuju proses yang lebih baik.

Ada berbagai pelatihan untuk mengasah manajemen konflik dan cara untuk bernegoisasi. Untuk bisa memanajemen konflik kita harus bisa berkomunikasi dengan efektif. Jika ingin menyelesaikan sebuah konflik komunikasi ini memiliki peran yang sangat penting dalam berhasilnya negoisasi. 

Selain memiliki komunikasi yang baik kita harus menjadi pendengar yang baik. Banyak orang yang menganggap remeh kemampuan mendengar ini. 

Padahal kemampuan mendengar ini sangat sulit untuk diterapkan. Kita harus memposisikan diri sebagai lawan bicara supaya kita memahami poin yang disampaikan oleh lawan bicara kita. 

Dalam mendengar kita semampu mungkin untuk tidak memperlihatkan gerakan tubuh yang mungkin membuat lawan bicara kita merasa tidak nyaman. Ketika lawan bicara kita tidak merasa nyaman maka lawan bicara kita juga tidak akan menceritakan apa yang menjadi hambatannya. 

Kita harus mampu memberi penyelesaian masalah yang tepat. Jika solusi permasalahan yang diberikan tidak tepat bisa jadi akan memperburuk kedu belah pihak bahkan terhadap kinerja. Ketika bernegoisasi kita harus membuka lebar sudut pandang kita dalam menghadapi sebuah konflik dengan ini maka akan menemukan jalan yang terbaik untuk solusinya.

Bernegoisasi tidak hanya dengan lawan bicara kita tapi kita harus bernegoisasi dengan diri kita sendiri. Dengan bernegoisasi dengan diri kita sendiri kita mampu berkompromi untuk sebuah persoalan. Ketika memiliki konflik dengan individu lain pasti kita memiliki keinginan untuk mendapat apa yang kita mau. 

Apabila ketika bernegoisasi dan hasil keputusan sedikit tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan maka kita harus berkompromi dengan diri kita sendiri. Berkompromi dengan apa yang kita tidak inginkan memang sulit. 

Tetapi jika keputusan itu tidak jauh melenceng dari apa yang kita inginkan maka kita harus berkompromi dengna itu. Dengan berkompromi juga kita tahu apa yang menjadi kelemahan kita sebagai seorangn manusia. 

Sebagai manusia juga kita harus selalu ingat bahwa manusia di muka bumi ini tercipta dengna keadaan yang berbeda-beda. Dan itulah yang menyebabkan manusia sebagai makhluk hidup yang unik karena memiliki banyak perbedaan antara satu individu dengan individu lainnya.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun