Mohon tunggu...
yana banyu negoro
yana banyu negoro Mohon Tunggu... karyawan swasta -

tidak ada maksud lebih selain menjaga existensi kemanusiaanku untuk dapat bercerita dan mendengarkan apa yang terjadi serta berbuat semampuku untuk menciptakan kehidupan yang indah dalam kehidupan yang singkat ini.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lelaki Modern dan Wanita yang Memilih

20 Agustus 2013   19:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:03 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ah biarlah, mungkin itu sudah pilihannya, toh berkembangnya sikap seperti ini ditunjang dengan faktor-faktor lain yang memompa tumbuhnya lelaki modern model begitu dan sepertinya setali tiga uang kaum wanita juga memiliki pola berfikir yang tidak jauh berbeda, saya ingat salah satu tante kawan saya yang terus-terusan mengejar karier sampai mendekati usia 30 masih belum menikah padahal teman kencan selalu ada, alasannya belum ada yang cocok dan masih fokus pada pekerjaan, saat saya tanya nggak takut kelewat masa mudanya tante selly, enteng saja dia menjawab nanti kalau udah jadi maanager mah biar udah tua laki-laki pasti banyak yang mau, kalau saya nikah dulu malah rugi nanti karier bisa terhenti.

sepertinya hal itu juga sudah jadi budaya yang lumrah, contohnya pada acara silaturahmi keluarga kemarin masih pamanku yang sama mencetuskaan ide untuk menjodohkan sepupuku yang masih berumur 22 tahun dengan seorang wanita berumur 34 tahun, sebetulnya itu lumrah saja hanya saja embel-embel dibelakangnya karena materi itu yang membuat jadi luar biasa.

"Bud, kamu kan sudah jadi PNS nih, baiknya udah mikirin masalah pasangan, tetangga Om di jakarta sana ada perempuan udah mapan Bud, manager pertamina bud, mobil sendiri dan rumah juga kemarin dia baru aja bikin abis 800juta, budikan ganteng nih PNS lagi, Om yakin si hera pasti mau" ujarnya penuh antusias sambil menyebut nama  si wanita tersebut

ide tersebut disambut dengan baik oleh orang tua Budi, seperti orng yang mendengar letak harta karun dalam jumlah yang besar mereka segera bereaksi dengan cepat.

"bud, itu ide bagus tuh, dah coba aja kenalin dulu Gus, siapa tau jodoh" ujar ayahnya budi diringi anggukan dari seluruh keluarga besarku.

"ya udah nanti Om pulang ke jakarta kamu ikut yah, berapa harilah disana untuk lebih kenal" jawab pamanku menyambut usul ayah budi.

lagi-lagi saya diem, dalam hati saya berkata bener kata tante selly, kalau udah jadi manager mah biar ketuaan dikit juga pasti ada aja laki-laki yang mau, terbukti sekarang tante hera kalau suka ama sepupuku bisa dapet brondong tuh.. dahsyat jaman sekarang, udah nggak pake nanya lagi tuh orang tuanya budi, kalau tante hera itu rupanya seperti apa lalu agamanya seperti apa dan akhlaknya bagaimana lewat semua dengan statusnya yang manager. bodohnya lagi sampai muncul siapa tahu tante hera suka.. jiah ini jamannya wanita memilih bukan dipilih.

jika cinta sudah tenggelam berarti manusia akan menjalankan segala sesuatu berdasarkan hasratnya. dan berbicara hasrat maka yang pertama harus dipahami manusia tidak ada habisnya dan perihal kedua yaitu ketika  satu hasarat akan menumbuhkan seribu hasrat lainnya, berdoa dan berharap semoga semua kembali pada kodratinya menikahlah atas dasar cinta dan Allah SWT dan yakinlah kebahagiaan sebuah pernikahan tidak berhubungan erat dengan kekayaan pasangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun