Disisi lain Kali Ifis yang berada juga di antara aktifitas Perusahan didesa halaitator, telah berubah warna menjadi coklat dan merah karna airnya telah tercemar limbah hasil penebangan kayu.Â
Padahal menurut warga sekitar yang diwawancarai oleh kawan-kawan yang dideploit kewasile untuk membantu masyarakat dahulu air sungai iFis sangat jerni dan digunakan sebagai penopang hidup sehari-hari saat sedang membutuhkan air bersih, kini ibu- ibu sudah tidak bisa lagi memanfaatkan airnya karna airnya tidak bisa digunakan.Â
Akhirnya ibu ibu disana hanya bisa mengelu karna untuk mendapatkan air bersih mereka harus menempuh jarak yang cukup jauh, itupun mereka mengangkut air bersih menggunakan kendaraan roda dua dan hanya beberapa gelong saja yang bisa di ambil sebagai kebutuhan sehari-hari.Â
Mereka bisa mendapatkan air bersih apa bila para suami siap menggali sumur dengan sangat dalam sebab ditanah mereka akses airnya pun kurang baik sehingga untuk menjumpai sumur disana sangatlah terbatas.Â
Sampai saat ini masyarakat hanya bisa pasra dan berdoa semoga perusahan itu segera angkat kaki dari tanah wasile namun itu tidak akan mungkin karna perusahan tersebut mengumumkan bahwa ijin yang di peroleh untuk beroperasi disana adalah 24 tahun.Â
Doakan kami dan teman-teman yang terus berjuang bersama warga agar bisa mengusir setan-setan itu dari tanah Wasile agar warga bisa kembali bekerja seperti biasanya. AMIN
CERITA di atas hanyalah kerita kecil dari akses air bersih yang mengancam masyarakat haltim, kini masyarakat di kabupaten sendiri resa dengan air bersih yang tercampur dengan air limbah perusahan yang beroberasi di belakang Kabupaten kota sehingga untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat harus menyediakan Gelong dan membeli air daur ulang didepot-depot para pengusahan yang datang dari jawa-bugis dan buton dan telah berdomisili disana.