Oleh: Luh Putu Elisa Wulandari, Ni Nyoman Ayu Suryandari, I Made Sukerta
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peranan yang sangat penting di dalam perekonomian Indonesia dimana menjadi salah satu roda penggerak ekonomi nasional Indonesia.Â
Akan tetapi adanya pandemi Covid-19 ini sangat mempengaruhi keberadaan UMKM. Dampak pandemi ini juga dirasakan oleh UMKM Bapak Putu Asrawan dan UMKM Bapak Komang Sudiasa yang bergerak di bidang tekstil dimana pendapatan dari penjualan produk berkurang akibat dampak dari pandemi.Â
Dengan diberlakukannya aturan mengenai Pembatasan Sosial oleh Pemerintah sehingga juga berdampak kepada segala upacara yadya dan kegiatan keagamaan yang kental di lakukan di Bali dibatasi membuat UMKM Bapak I Putu Asrawan juga merasakan dampaknya.Â
Sebelum pandemi UMKM Bapak I Putu Asrawan memproduksi berbagai busana adat bali seperti kamen, udeng, saput, selendang dan keperluan yadnya yang banyak dipesan yakni kain peles untuk upacara pengabenan dan busana adat bali seperti kamen yang rutin didistribusikan ke Pasar Induk yang sudah menjadi pelanggan tetap namun setelah ada pandemi berbagai kegiatan keagamaan dibatasi sehingga membuat permintaan pasar menurun dan daya beli masyarakat dalam membeli busana adat bali menurun.
Sama halnya dengan UMKM Bapak Komang Sudiasa yang memproduksi berbagai jenis dan model pakaian seperti baju, celana, dress, t-shirt yang biasa didistribusikan hingga ke Negara Australia, namun saat pandemi pesanan yang masuk mulai sedikit berkurang dan distribusi ke luar negeri juga dibatasi sehingga membuat Bapak Komang Sudiasa menjual produknya ke sebagian tetangga disekitar rumah. Walau demikian setidaknya UMKM Bapak Komang Sudiasa tetap melakukan produksi setiap harinya sedikit demi sedikit.
UMKM Bapak I Putu Asrawan dan UMKM Bapak Komang Sudiasa yang berada di Desa Dalung, Kabupaten Badung, Bali, bergerak di bidang tekstil merupakan lokasi sasaran dari kegiatan pengabdian masyarakat yang dimana masalah yang dihadapi kemudian adalah kedua UMKM ini belum melakukan pembukuan secara sederhana sehingga sulit untuk mengetahui perkembangan bisnis yang dijalankan.Â
Selain itu, lingkup pemasaran produk mitra masih sebatas terhadap pelanggan tetap saja, yang belum menjangkau lebih luas lagi karena pemasaran hanya lewat dari mulut ke mulut. Kedua UMKM ini juga belum memiliki identitas tersendiri dimana untuk dikenal masyarakat luas diperlukannya identitas dalam hasil produknya sehingga bisa menjadi produk yang informatif dan pelanggan yang melihat pun dapat dengan mudah menghubungi.
Solusi yang dapat diberikan oleh tim pengabdian masyarakat adalahÂ
- Memberikan nama dari UMKM dan pendesainan logo yang menarik sesuai dengan bidang tekstil serta memberikan penyuluhan pengemasan produk UMKM yang mencantumkan merk dan nomor handphone yang bisa dijadikan sebagai identitas UMKM.
- Memberikan pelatihan dalam proses pembukuan kas dan persediaan dengan aplikasi BukuWarung.
- Memberikan penyuluhan terhadap penggunaan akun media sosial di Instagram sebagai media promosi online dari produk UMKM
Setelah dijalankannya program kerja kepada mitra, maka dapat dilihat kemajuan yang dialami mitra dalam usahanya yakni:
- Mitra sudah memiliki logo usaha yang menarik serta nama UMKM yang lebih mudah diingat oleh publik yang akan menjadi identitas usaha kedua mitra. Dalam ini hal ini logo usaha dicetak dengan berisi nomor whatsapp di dalamnya dan akan diberikan di dalam pengemasan produk usaha sehingga publik dapat lebih mudah menghubungi kedua UMKM. Â Untuk Nama UMKM dari Bapak Putu Asrawan menjadi "Wijaya Textile" dan UMKM dari Bapak Komang Sudiasa menjadi "Utami Textile"
- Mitra mampu meningkatkan penjualan produk mereka dengan strategi promosi yang telah disosialisasikan melalui media sosial instagram dan menggunakan Instagram secara berkelanjutan dalam pemasaran produk. Dalam hal ini mitra dapat memperluas jangkauan pemasaran produk usahanya dengan lebih efisien dan efektif dalam situasi pandemi seperti ini dan mitra dapat berkreasi dalam mengunggah foto produk agar dapat menarik perhatian konsumen.
- Mitra mampu melakukan pencatatan dari pemasukan dan pengeluaran usaha melalui aplikasi BukuWarung dan mitra mencoba memanfaatkan fitur di dalam aplikasi dan terus melakukan program kerja dari tim pengabdian masyarakat secara berkelanjutan. Dalam hal ini mitra dapat lebih mudah dalam memperhitungkan seberapa besar keuntungan usaha yang diperoleh, sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan dalam usahanya.
Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan di lingkungan Banjar Tegeh dan Banjar Bhineka Nusa Kauh, Desa Dalung, Kabupaten Badung  yang dimulai pada 8 Agustus 2021 ini berhasil meningkatkan pemahaman masyarakat sasaran sebagai UMKM yang bergerak dibidang tekstil khususnya di dalam membantu keberlangsungan usahanya sehingga dapat meningkatkan kembali semangat usaha walau dalam kondisi pandemi melalui program kerja yang telah dilaksanakan.Â