"Iya...Deket. mereka ada proyek Green house"
Karena berbincang-bincang di depan sekolah dan di lihat banyak anak-anak akhirnya mereka menyudahinya.
Dalam benak pikiran Aida, kenapa Arul masih memikirkan dirinya sebagai kandidat pengurus harian OSIS. Tapi herannya kenapa dia tidak memberitahuku. Perasaan campur aduk berkecamuk antara komunikasi langsung atau tidak dengan Arul mengenai  Indah dan OSIS.
Mungkin selama ini Aida yang kurang mendekat hingga Arul meninggalkannya atau Arul merasa kecewa dengan sikapku. Saat bertemu Arul, Aida bersikap biasa biasa saja walau hatinya berkecamuk demikian pula Arul karena tidak ada yang harus dibicarakan dengan Aida. Maklumlah Aida dan Arul belum terikat sebagai sepasang kekasih. Letupan hati Aida akhirnya ia curhatkan pada Sriyati teman sekelas Arul dan bendahara OSIS. Keduannya ngobrol-ngobrol saat ketemu di kantin sekolah.
"Eh, Mbak Sri ..bentar lagi udah purna dari OSIS"
"Iya..nih. Aida. Ganti kamu sekarang"
"Iya, kemarin sudah diberitahu Eddy"
"Memang dirimu salahsatu kandidat pengurus harian"
"Ngomong-ngomong Bang Arul tambah sibuk ya.."
"Iya ...Arul lagi sibuk bertani. Merintis cita-citanya jadi Insiyur Pertanian"
"Oo gitu..."