Mohon tunggu...
SYAHIRUL ALEM
SYAHIRUL ALEM Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan & Owner El-Tsa Collection

hobi Menulis & Berkebun Profesi Pustakawan dan Owner El-Tsa Collection

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Semarak Lomba dalam Rangka 17 Agustus

15 Agustus 2024   20:55 Diperbarui: 15 Agustus 2024   21:09 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Tradisi Lomba dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia yang tahun ini telah memasuki usianya yang ke-79. Pancaran kebahagian yang diwujudkan dalam bentuk berbagai lomba di tingkat RT RW  maupun institusi Pemerintah, Swasta dan Pendidikan begitu semarak. Agustusan sebagai pesta rakyat sekaligus  wujud rasa syukur dan  euphoria kemerdekaan.  Ratusan tahun bangsa ini dalam penjajahan bangsa asing Portugis, Inggris, Belanda dan Jepang. Paling lama adalah Belanda/VOC yang hampir 3,5 abad lamanya. Kini hambatan dan tantangan sebagai bangsa yang berdaulat dan merdeka baik secara politik, ekonomi dan sosial akan terus bergerak dinamis.

Sejenak kepengatan hidup diredakan dengan bersama-sama memeriahkan kegiatan Agustusan. Warga bisa saling akur dan bekerjasama dalam lomba selain itu juga  bersama-bersama  sebagai panitia Agustusan, disini ada semangat persatuan dan gotong royong antar sesama warga baik masyarakat maupun lembaga. Tidak peduli pangkat dan jabatan, kaya atau miskin semua melebur jadi satu memeriahkan kegiatan Agustusan.

Kegiatan seperti ini menjadi karakter serta cerminan masyarakat Indonesia yang menyukai pesta merakyat. Diharapkan semarak lomba Agustusan berlanjut dalam menata kebijakan secara riil agar masyarakat tetap guyub untuk melanjutkan pembangunan.

Lomba-lomba Agustusan dalam sejarahnya ada yang secara simbolik terkait dengan kondisi saat penjajahan seperti lomba balap karung yang menggambarkan susahnya hidup pada masa penjajahan, Lomba makan krupuk yang menggambarkan susahnya makan makanan bergizi. Lomba Tarik tambang sebagai gambaran masyarakat yang suka bergotong royong.

Semarak lomba Agustusan sebagai pemecah dahaga masyarakat di mana tradisi dan karakter masyarakat yang makin termarginalkan. Dunia saat ini  makin mengglobal berbagai pengaruh dan budaya asing mudah di tiru oleh orang-orang muda akibatnya segala polah tingkah menjadi serba imitasi. Semangat gotong royong makin memudar. Individualis dan egoism makin ketara menjadi anutan sebagian masyarakat terutama generasi muda mudi.

Lomba-lomba yang begitu sederhana seperti Tarik tambang yang hanya memakai tambang namun menghibur masyarakat menjadi keunikan tersendiri dimana untuk memeriahkan kegiatan tidak butuh dana besar bahkan sampai menyebarkan proposal pendanaan. Semua instansi bisa mengadakan lomba tersebut tanpa melalui proses perencanaan kepanitian artinya bisa dilakukan secara mendadak.

Berbagai permasalahan yang terjadi di medsos dan viral seperti kasus bunuh diri, kekerasan rumah tangga sebagai bukti masyarakat yang sakit. Momentum semangat Agustusan adalah momentum untuk menghibur seluruh komponen masyarakat sambil mengingatkan pesan pesan nasioanlisme.

Proklamasi Kemerdekaan yang dilakukan secara sederhana oleh sang proklamator Soekarno-Hatta tanpa ada seremonial khusus dalam rangka kemerdekaan,  tepat dilaksanakan  pada pukul 10.00 WIB dengan mengibarkan bendera sang saka merah putih melambangkan tirakat dan kesederhanaan bangsa Indonesia. Kini untuk mewujudkan cita-cita proklamasi negeri ini membutuhkan partisipasi semua komponen bangsa bergandengan tangan mewujudkan cita-cita yaitu Masyarakat Adil, Makmur dan Sejahtera.

Pengorbanan para pahlawan pejuang kemerdekaan yang mengorbankan jiwa, harta dan juga keluarga tidak bisa di hargai dengan penghargaan saja. Namun mewarisi generasi yang terus bersemangat untuk mempertahankan kemerdekaan dan keutuhan NKRI. Lomba 17 Agustus juga terinspirasi semangat kepahlawanan di meriahkan dengan aneka lomba yang peserta dan penontonnya menyatu dengan semangat yang sama. Disain tersebut tampak pada lomba panjat pinang untuk mencapai tujuan atau puncaknya peserta harus bersusah payah  menaklukan licinnya pohon pinang.

Rangkaian lomba Agustusan yang di meriahkan berbagai lomba dan kegiatan sosial lainnya juga bagian dari pegamalan sila-sila pancasila sebagai dasar Negara. Indonesia yang memiliki berbagai macam suku, Bahasa dan pulau-pulau lainnya saling memeriahkan peringatan hari kemerdekaan Indonesia ke-79 dengan kegiatan lomba-lomba yang sama menunjukan rasa kecintaan terhadap negeri ini. Jarang di temui kegiatan agustusan yang bermewah-mewahan yang kurang sesuai dengan semangat kemerdekaan.

Harapannya sikap bergotong royong akan makin mentradisi dan semangatnya tidak hanya pada saat bulan Agustus saja tapi juga pada sepanjang masa sehingga roh perjuangan selalu terpatri pada jiwa bangsa Indonesia. Rasa nasionalisme yang tinggi yang akhir-akhir ini hampir pudar akibat budaya materialis, apapun kegiatanya selalu di hitung serba materi tanpanya sulit untuk berjalan, coba bisa dibayangkan bila memasang umbul-umbul, menghiasi gang-gang kampong di hitung tenaganya, juga yang jelas tidak akan terlaksana. Di sini letak pentingnya jiwa gotong royong. Merdeka (Syahirul Alem, Pustakawan & Owner El-Tsa Collection)

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun