Memasuk tahun ajaran baru, Arul sangat bersemangat menyosongnya. Kelas baru, wali kelas baru, terasa memotivasi dirinya. Ketika pertama kali masuk kelas XII Â kawan-kawan dekat Arul di OSIS masuk satu kelas mereka adalah Jamal, Eddy dan Sriyati. Dan sesuai dugaan Arul. Santi teman yang mulai akrab waktu di rumah Agus ternyata juga satu kelas. Wali Kelas XII A adalah Pak Hilman. Kelas XII A adalah kelas favorit yang siswanya pandai-pandai dan rajin.
Ketika pertama masuk, pak Hilman lebih banyak memotivasi anak-anak kelas XII A dalam belajar supaya nanti di ujian akhir mendapat nilai bagus. Pak Hilman berharap kelas ini mempertahankan tradisi 80% siswanya di terima di perguruan tinggi Negeri. Setelah lama menyampaikan kata-kata untuk memotivasi anak-anak tibalah waktunya Pak Hilman  mendengarkan harapan dan cita-cita para siswa.
Satu per satu mereka harus sampaikan di depan kelas. Setelah beberapa anak menyampaikan harapan dan cita-citanya, kini giliran Arul menyampaikan di depan teman-teman dan Pak Hilman.
Semua tampak serius memperhatikan Arul,
"Terimakasih atas izinnya, terus terang kalau bicara cita-cita sejak kecil saya ingin jadi Dokter, namun tiba-tiba berubah saat saya membantu paman bertani dan berkebun kemarin waktu kelas XI. Ternyata jadi Petani adalah pekerjaan yang asyik dan mulia, sehingga saya terobsesi menjadi Insiyur Pertanian"
Tiba tiba Pak Hilman bertanya "kenapa cita-cita yang sudah lama kamu pupuk tiba-tiba berubah"
"Ma'af pak, saya merasa lebih pas jadi Insiyur Pertanian karena punya hobby menanam. Kalau saya jadi Dokter kurang sreg kayaknya"
"Ya...semoga kamu konsistensi... Rul, punya cita-cita terpendam harus dicamkan sejak dini, kalau sudah besar gini termasuk cita-cita kesiangan tapi lebih baik daripada sekedar ikut arus.
Kemudian Arul diminta meneruskan bicaranya.
"Harapan saya, ketika lulus dari SMA ini. Saya ingin lanjutkan kuliah di Institut Pertanian Bogor"
"Sebuah cita-cita dan harapan yang bagus Rul, kalau kamu ingin masuk IPB". Motivasi Pak Hilman.