Mohon tunggu...
SYAHIRUL ALEM
SYAHIRUL ALEM Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan & Owner El-Tsa Collection

hobi Menulis & Berkebun Profesi Pustakawan dan Owner El-Tsa Collection

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Mutiara dalam Kegalauan (22)

17 Juli 2024   19:22 Diperbarui: 17 Juli 2024   19:34 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Part 22 Rumput yang Menghijau

Dahaga kembali pada puncak prestasi telah tercapai walau dengan seabrek aktivitas dapat dilakukan dengan baik oleh Arul. Setelah penyerahan raport, Herman mengucapkan selamat terhadap Arul sebagai tanda pengakuan atas kesuksesan Arul. Pak Rusman wali kelas Arul juga tampak sangat bahagia karena kelasnya merebut juara pararel dari 8 kelas XI. Sebagai wujud kebahagiaannya Pak Rusman mengundang Arul dan Herman esok harinya. Kebetulan saat pembagian raport keduanya berada di sekolah, seperti biasa Arul sebagai pengurus dari OSIS yang membantu para orang tua wali ke kelas masing-masing untuk penerimaan raport. Sedangkan Herman ikut bersama orang tuanya ke sekolah.

Keduanya akhirnya menyanggupi untuk datang ke rumah Pak Rusman esok hari walaupun berangkat sendiri-sendiri mereka datang tepat waktu. Sesampainya di sana Pak Rusman sudah menunggu,

"Mari-mari duduk, tadi pada janjian kok sama-sama"

"Kebetulan papasan di jalan, pak". Jawab Arul

"Tunggu sebentar, bapak ganti baju dulu"

Tanpa tahu maksud dan tujuan Pak Rusman, Arul dan Herman menunggu di ruang tamu sambil memainkan androidnya. Akhirnya Pak Rusman keluar bersama mobil Xenia miliknya, di dalam mobil sudah ada istri dan putri Pak Rusman yang masih kecil. Setelah Mobil siap, Pak Rusman menghampiri Arul dan Herman.

"Ayo, ikut Bapak ke dalam Mobil"

"Mau Kemana Pak".Tanya Arul

"Nanti kamu tahu sendiri"

Arul dan Herman masuk ke dalam mobil duduk bersama putri Pak Rusman. Arah mobil Pak Rusman naik ke arah pegunungan Muria. Dalam hati Arul, mungkin dirinya dan Herman mau diajak ke Gunung Muria namun saat berada di kilometer 8, mobil Pak Rusman belok arah parkiran yang lumayan luas di pinggir tebing. Pak Rusman mengajak keluarganya, Arul dan Herman menuruni tebing lewat jalan setapak. Di kanan kiri jalan setapak terdapat taman dan pepohonan rindang. Diantara taman dan pepohonan terdapat mainan anak-anak seperti Ayunan, jungkitan dan juga terdapat satwa burung berkicau penuh warna warni bulunya. Anak Pak Rusman tampak begitu ceria, sedangkan Arul dan Herman tampak begitu takjub dengan keadaan sekitar sambil selfie selfie. Hanya Pak Rusman yang terus bergegas menyusuri lorong-lorong menuju rumah makan. Pak Rusman tampak memesan berbagai makanan untuk keluarganya, Arul dan Herman sambil memesan tempat. Sambil menunggu makanan, Pak Rusman menyempatkan diri ngobrol-ngobrol dengan salah satu pegawai di sana. Setelah hidangan tersedia, Pak Rusman memanggil keluarga, Arul dan Herman.

"Silahkan di nikmati sepuasnya Arul, Herman"

"Terimakasih". Ucap Arul dan Herman agak kikuk

"Oh ya, maksud Bapak mengajak kalian ke sini sebagai wujud rasa syukur kelas kita juara pararel sekaligus memberi hadiah bagi kalian berdua"

Setelah penjelasan itu, keduannya jadi mengerti. Bagaimanapun ini merupakan Rizki yang tidak boleh di tolak.

Selepas makan bersama keluarga Pak Rusman, Arul memposting acara tersebut di akun Fbnya. Banyak temen-temennya yang komen dengan postingan Arul, apalagi di situ ada Pak Rusman. Di jawablah komen temen-temennya satu persatu dengan jawaban yang santai. Diantara yang like dan komen ada juga Aida dan Indah.

Musim liburan kenaikan kelas, dimanfaatkan Arul untuk memperdalam ilmu pertaniannya selain pada pamannya, dia juga belajar pada seseorang yang menjual berbagai bibit tanaman. Dalam liburan Arul sering berkomunikasi soal pertanian dan yang paling konsen untuk diajak bicara tak lain adalah Indah. Indah sangat menyukai berbagai tanaman hias tapi juga suka dengan bibit tanaman herbal seperti jahe, kunyit dsb. Cuman tidak diutarakan karena Indah tidak punya lahan.

Untuk pertama kali antara Arul dan Indah saling ngobrol tentang ilmu pertanian. Sebenarnya Arul menyukainya karena sering membantu pamannya. Dia suka penghijauan dan berbagai manfaatnya baik untuk kesehatan dan ekonomi.jadilah itu hobby bagi Arul dan juga hobby bagi Indah yang suka menanam bunga di rumahnya.

Dalam obrolannya Indah sempat menanyakan pada Arul,

"Apa mau jadi petani, Rul...dirimu"

"Iya Ndah, karena petani itu pekerjaan mulia"

"Hebat-hebat".Puji Indah

Akhirnya dalam chat rasan rasan mereka berdua baik Arul dan Indah memiliki cita-cita dan tujuan yang sama yaitu masuk PTN dan Jurusan Pertanian. Tanpa di sengaja mereka punya chemistry bersama dari pertemuan lewat kegiatan MC hingga sampai pada cita-cita bersama. Arul dan Indah sudah duduk di kelas XII IPA, sebuah penjurusan yang sesuai dengan cita-cita mereka, apakah kedekatan antara Arul dan Indah selama liburan membuat Aida ditinggal. Simak dalam Part selanjutnya. Bersambung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun