Pengembangan masjid dalam bentuk pengembangkan pendidikan dan kesehatan juga patut diapresiasi sebagai bentuk kepedulian masjid tidak hanya sebagai tempat beribadat namun juga konsen dengan kebutuhan SDM yaitu pendidikan dan juga kesehatan juga penting.Â
Dari situ muncul juga gagasan perpustakaan masjid bagian dari dinamika literasi untuk mendukung minat baca jamaah masjid sebagai daya dorong pendidikan di lingkungan masjid dan pengetahuan kesehatan para jamaah.
Peran masjid sebagai titik tumbuh perekonomian akan sangat membantu program pemerataan ekonomi, di mana masjid yang biasanya sebagai tempat meratap ketika menghadapi berbagai ujian hidup bisa berbalik arah menjadi tempat untuk membangun kreativitas dalam berekonomi para jamaah masjid. Di samping pengembangan dalam bentuk pelayanan kesehatan dan pendidikan yang juga dibutuhkan warga masyarakat.Â
Dengan pengembangan ekonomi masjid bisa menjadi penyalur bagi tenaga yang membutuhkan pekerjaan dengan membangun relasi bisnis dengan para profesional ataupun pengusaha yang juga aktif sebagai jamaah selain kegiatan masjid membagi konsumsi maupun uang gratis bagi para jamaah termasuk akselerasi masjid sebagai bagian dari dinamika menghidupkan pasar tradisional.
Penting juga untuk diperhatikan adalah pelatihan manajemen wirausaha bisa dijadikan satu atap dengan pelayanan litersi perpustakaan masjid yang bertujuan agar perpustakaan tidak sepi pengunjung. Setidaknya masjid sudah menjadi kekuatan solutif bagi kebangkitan ekonomi umat.
Harapannya takmir masjid harus melibatkan berbagai ahli di bidangnya agar manajerial masjid makin berkembang. Masjid tidak lagi sebatas tempat untuk beribadah saja.Â
Dengan terbantukan secara ekonomi problem akut ekonomi yaitu banyak angkatan kerja pengangguran tiap tahun setidaknya membantu pemerintah dalam pengembangan ekonomi kreatif yaitu pemberdayaan SDM yang siap kerja melalui berbagai pelatihan.
Pasar tradisional yang menyatu dalam konsolidasi jamaah masjid dapat menjadikan warga pasar sebagai bagian dari kegiatan masjid, pasar tradisional yang selama ini terkait tempat yang rusuh banyak preman, kucing buangan kini bisa menyesuaikan diri menjadi tempat yang bersih sebagaimana pribadi-pribadi yang aktif ke masjid, dengan demikian pasar tradisional akan makin meningkat kelasnya dari semula hanya pembeli menengah ke bawah berubah menjadi para menengah ke atas. Mobil diparkiran tidak lagi mobil sales namun juga mobil pribadi yang juga ingin belanja ke pasar sambil jalan-jalan.
Terdapatnya Caf-caf masjid juga bisa sebagai tempat tongkrongan sambil menunggu saat beribadah tidak hanya para manajer namun juga para anak muda gaul yang membutuhkan bimbingan rohani dan juga para lulusan yang ingin mendapatkan pekerjaan. Mengingat dinamika manajerial masjid yang multi peran akan berdampak positif bagi masjid untuk mendapatkan investor kakap yaitu para milyader ataupun jutawan yang ingin terlibat langsung atau mendanai berbagai kegiatan masjid.Â
Para pengusaha muslim yang terbantu dengan aktivitas masjid tersebut juga  investor dari negara muslim akan datang  melihat manajemen masjid di Indonesia begitu luar biasa & amanah, tentunya ini tidak mudah untuk diwujudkan butuh tekad dan wawasan yang kuat dalam hal manajerial (Syahirul Alem, Pustakawan SMP Muhammadiyah 1 kudus)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H