Mohon tunggu...
SYAHIRUL ALEM
SYAHIRUL ALEM Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan & Owner El-Tsa Collection

hobi Menulis & Berkebun Profesi Pustakawan dan Owner El-Tsa Collection

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Bahasa Daerah, Ancaman Kepunahan dan Pengenalannya Sejak Dini

4 Maret 2024   10:05 Diperbarui: 4 Maret 2024   10:17 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengenalan bahasa daerah pada anak usia dini terasa penting untuk diterapkan. Mengingat bahasa daerah merupakan tradisi dan kekayaan budaya daerah, sehingga diharapkan peran aktifnya dunia pendidikan untuk menjaga kelangsungan tradisi bahasa lokal tersebut. Untuk menjaga kelestarian nilai-nilai kearifan lokal termasuk juga ancaman kepunahan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.   

Mengingat pentingnya bahasa daerah sebagai media pembentukan karakter manusia dan kelestariannya, maka pengenalan bahasa daerah pada anak usia dini perlu untuk dikaji secara lebih mendalam, agar mendapatkan prioritas untuk mendidik anak usia dini benar-benar menjadi sosok manusia yang berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur, hal ini sesuai dengan identitas bahasa daerah yang di dalamnya memuat nilai-nilai kearifan local seperti bahasa jawa yang menonjolkan kawruh basa, unggah ungguhing basa yang mengandung pendidikan tata karma.

Pertumbuhan usia emas (golden age) pada anak usia dini, dimana berdasarkan penelitian 80 % perkembangan otak anak melekat pada anak usia dini, maka pendidikan anak usia dini diarahkan pada upaya untuk menstimulasi perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik anak. 

Mengingat perkembangan otak anak usia dini yang sedemikian cepat maka pengenalan bahasa daerah sebagai bahasa lokal penting untuk diterapkan. Karena kalau tidak diterapkan sejak dini maka potensi hilangnya bahasa daerah pada masa yang akan datang makin besar. 

Tanpa menyampingkan peran bahasa lain seperti bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan juga bhs inggris dan bahasa arab sebagai bahasa internasional yang biasanya dikenalkan pada anak usia dini, setidakanya bahasa daerah punya porsi yang sama dan sebagai bagian dari khasanah kekayaan bahasa nasional. 

Apalagi sebagai orang daerah apa jadinya jika pada masa yang akan datang orang daerah sudah tidak bisa lagi berbahasa daerah asalnya  tentunya hal tersebut sangat ironis sekali bahkan ingin mengenalpun harus belajar dengan orang lain.

 Maka dari itu pendidikan merupaka sarana yang sangat penting untuk menjaga keberlangsungan bahasa daerah tempat pendidikan tesebut dilaksankan, kalau di jawa dalam hal ini adalah Bahasa Jawa. 

Keberadaan bahasa daerah merupakan upaya untuk mempertahankan nilai-nilai kearifan lokal sehingga diharapkan bahasa daerah terhindar dari upaya kepunahan. 

Berdasarkan data Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), sebanyak 11 bahasa daerah di Indonesia telah punah pada tahun 2023. salah satu alternatif yang bisa dijadikan pijakan bagaimana mengajarkan anak usia dini ikut dilatih memahami kearifan local melalui pengajaran bahasa daerah untuk kemudian berjenjang ke jenjang selanjutnya.

Mengingat pentingnya wawasan kearifan local setidaknya upaya pembelajarannya terhadap semua tingkat dan jenjang pendidikan terus diupayakan sebagai peneguhan akan bahasa daerah sebagai soko guru kebhinekaan sekaligaus membuka wacana partisipasi pendidikan dalam menjaga kelangsungan bahasa daerah. 

Selain itu juga bagi dunia pendidikan keberadaan kurikulum muatan lokal sebagai upaya untuk melatih potensi dan sikap afektif anak usia dini terhadap keberadaan bahasa daerah sebagai kearifan dalam mengembangkan dan menyikapi keberadaan budaya lokal.

Identitas diri bahasa daerah

Perkembangan  bahasa tidak hanya sebagai alat komunikasi semata tapi juga bahasa sangat penting untuk pengenalan identitas diri, apalagi dalam pergaulan saat ini yang sudah tidak lagi terdapat sekat-sekat pergaulan atau sudah membaur menyatu satu dengan yang lainnya.hal tersebut tidak hanya pada orang dewasa saja tapi juga pada anak-anak pergaulannya makin heterogen  apalagi ditunjang dengan makin mudahnya akses teknologi informasi dan media sosial. Tentunya orang bisa mengenal secara langsung asal usul seseorang, pertama  bisa dilihat dari bahasa dan logatnya. 

Dari pengenalan identitas tersebut biasanya terdapat  nilai-nilai luhur untuk mempertahankan suatu identitas. Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam bahasa daerah memiliki nilai-nilai  adiluhung yang dapat mendidik anak menjadi manusia yang berwawasan kearifan lokal. Misalnya sebagai Orang jawa dalam pergaulan dikenal sebagai pribadi yang simpatik, halus, santun, toleransi, fleksibel dan menyukai keharmonisan, sifat-sifat seperti itu yang diharapkan menjadi landasan dalam mendidik dan menerapkan kepribadian dan unsur soft skill lainnya pada diri anak sejak dini.

Modal identitas diri dan nilai-nilai falsafah budaya lokal bisa dijadikan rekam jejak dan juga pegangan bagi dunia pendidikan untuk ikut menjaga dan melestarikan salah satu warisan budaya lokal dalam hal ini termasuk bahasa daerah. Kendala ketidakkonsistenan penggunaan bahasa daerh pada masyarakat saat ini bisa dihilangkan manakala  ada kesadaran untuk mensosialisasikan aksara basa daerah pada anak usia dini. Dengan harapan agar pengenalan identitas lokal pada anak usia dini dapat lebih menjaga sekaligus mengangkat khasanah budaya lokal sejak dini.

Partisipasi pendidikan usia dini       

Dengan dilatarbelakangi tentang pentingnya pendidikan karakter sebagai watak dan pembentukan jati diri bangsa dan dengan dilatarbelakangi pula semangat untuk melestarikannya bahasa daerah dari ancaman kepunahan.

 Maka partisipasi dunia pendidikan hendaknya ikut juga memikirkan keberadaan  bahasa daerah sebagai identitas daerah yang menjadi soko guru tegaknya identitas nasional. 

Adalah suatu keniscayaan ditengah kemapanan bahasa asing, dunia pendidikan cenderung tidak merespon sama sekali keberadaan bahasa daerah. Karena  respon pendidikan terhadap bahasa daerah paling tidak pendidikan ikut menghidup-hidupi keberadaan bahasa daerah. Pendidikan sebagai pusat transfer ilmu dan bahasa sampai saat ini merupakan institusi yang dipercaya masyarakat untuk membangun karakter serta harkat dan martabat manusia.

Maka dari itu penataan muatan lokal seperti bahasa daerah pada pendidikan lebih ditingkatkankan, Di samping hal-hal lain untuk menunjang manfaat pemberian bahasa daerah kepada peserta didik seperti muatan kurikulum, standarisasi dan pelatihan guru, juga alat peraga bagi anak-anak PAUD untuk merespon pengajaran bahasa daerah

Perlunya juga daya dukung pemerintah melalui dinas pendidikan nasional untuk ikut mendorong secara lebih sistemik pola pengajaran bahasa daerah kepada pendidikan anak usia dini sangat diharapkan karena hal tersebut menyangkut eksistensi muatan lokal pada dunia pendidikan khusususnya pendidikan usia dini. 

Dengan menumbuhkan kesadaran berbahasa daerah pada pendidikan anak usia dini berarti juga secara langsung, anak telah dilatih suatu kesadaran akan keberadaan bahasa daerah sebagai bahasa daerah tempat anak tersebut di didik sekaligus dibesarkan. Dan dengan pengenalan sejak dini dalam dunia pendidikan maka dalam ber interaksi dan berkomunikasi dengan sesamanya si anak akan dapat menggunakan bahasa daerah dengan baik dan benar.

Akhirnya harapan masyarakat akan peran aktif dunia pendidikan bagi pelestarian bahasa daerah sangat besar walaupun tidak dimunculkan tapi secara tersirat harapan tersebut tetaplah besar, setidaknya pendidikan juga harus menyadari dan memahaminya.  

Kalau dari dinas pendidikan biasanya punya kendala birokrasi, pembelajaran bahasa daerah pada anak usia dini bisa di mulai dari lembaga pendidikan swasta. karena bagaimanapun juga partisiasi pendidikan dalam pembelajaran  bahasa daerah sangat penting partisipasinya  untuk mendukung terbentuknya watak budi pekerti bangsa. (Syahirul Alem, Pustakawan SMP Muhammadiyah 1 Kudus).

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun