Mohon tunggu...
SYAHIRUL ALEM
SYAHIRUL ALEM Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan & Owner El-Tsa Collection

hobi Menulis & Berkebun Profesi Pustakawan dan Owner El-Tsa Collection

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pagelaran Wayang & Pesan-pesan Religi

7 Februari 2024   12:00 Diperbarui: 7 Februari 2024   12:12 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tugas-tugas khalifah di muka Bumi yang antara lain adalah menjaga dan melestarikan alam semesta. Isu isu perubahan iklim yang saat ini menjadi kekwatiran masa depan.  Kehidupan manusia akan kerusakan lingkungan bisa di edukasi melalui tokoh pewayangan seperti sosok punakawan: Gareng, Petruk, Bagong maupun Semar. Pesan pesan tokoh pewayangan bisa di gambarkan dalam bentuk gambar mural yang terlukis polusi lingkungan yang makin tercemar dengan terlukiskan wajah punakawan yang bersedih sebagi media untuk mengingatkan sosok tokoh wayang tersebut. Inspirasi tersebut akan makin mengenalkan wayang sebagi media hiburan yang diselipi pesan-pesan moral dan dakwah. Sehingga bila suatu saat ada pagelaran wayang didaerah setempat kaum muda berduyun-duyun ikut nongkrong melihat pageran tersebut.

Memang agak berat mengenalkan wayang sebagai sebuah ikon hiburan yang merakyat, sampai saat ini hanya komunitas terdidik dan bangsawan keraton yang masih mencintai wayang.  Pepatah mengatakan  "ada kemauan pasti ada jalan" atau "banyak jalan menuju ke Roma", pepatah-pepatah tersebut bisa menjadi sebuah motivasi untuk menjadikan pagelaran wayang menjadi tontonan di semua lapisan masyarakat sehingga makin memudahkan misi dakwah yang diemban dalam cerita pewayangan tersebut.  

Aksara jawa seperti hancaraka dan seterusnya merupakan pesan pesan moral dalam tokoh pewayangan jawa. Aksara jawa tersebut dulu sangat familiar dikalangan anak sekolah kini harus kembali dikenalkan dalam bahasa jawa karena Bahasa daerah tersebut adalah juga bahasa yang digunakan para dalang wayang tempo dulu. Makin kuatnya peran sosial pagelaran wayang dalam mempribumikan ajaran Islam masa lalu maka tantangann dan problematika saat ini adalah tanggungjawab bersama menjadikan ikon wayang sebagai misi dakwah melalui pagelaran kolosal yang menjadi tontonan khalayak. (Syahirul Alem, Pustakawan SMP Muhammadiyah 1 Kudus)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun