Mohon tunggu...
Khumairotum Maratur Rizqiyah
Khumairotum Maratur Rizqiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Airlangga

Pencinta Langit

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Ruang Lingkup Gangguan Kecemasan yang Perlu Anda Ketahui

30 Desember 2024   19:33 Diperbarui: 2 Januari 2025   07:42 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Rasa cemas yang muncul dalam diri kita adalah hal yang biasa. Namun, kecemasan itu bisa datang secara tiba-tiba tanpa diketahui pasti kapan dan di mana kita berada. Hal tersebut akhirnya menyebabkan rasa gugup dan bingung untuk menghadapinya. Apalagi ketika terlalu berlebihan dan sulit dikontrol.


Ketika kita mengalami kondisi tersebut, kita menyebutnya gangguan kecemasan. Gangguan kecemasan sering kali terjadi pada seseorang saat berhadapan dengan khalayak ramai maupun saat berdiri di antara mereka. Nah, kali ini kita akan membahas ruang lingkup dari gangguan kecemasan yang harus disadari oleh semua kalangan masyarakat.


Gangguan kecemasan dalam arti lain disebut anxiety disorder merupakan suatu keadaan di mana seseorang merasa cemas, gelisah, dan takut di dalam keramaian. Biasanya kondisi ini dialami sebelum, saat melakukan aktivitas, dan setelahnya. Kondisi ini bisa menyerang siapapun, tetapi lebih rentan terjadi pada usia-usia remaja. Gangguan kecemasan menjadi salah satu masalah kesehatan mental yang kurang mendapatkan perhatian. Dari sekian banyak orang yang merasakannya, mereka menganggap hal itu sebagai sekadar stres biasa yang dapat diatasi dengan mudah. Padahal, kondisi serius ini bisa merusak kualitas hidup seseorang. Meskipun tidak selalu terlihat dari luar, dampak yang ditimbulkan sangat nyata.


Menurut data dari WHO pada tahun 2021, kasus gangguan kecemasan meningkat drastis dari 53,2 juta menjadi 76,2 juta. Hasil penelitian dari Divisi Psikiatri Anak dan Remaja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia tahun 2021 menunjukkan bahwa remaja berusia 16-24 tahun sangat rentan mengalami kondisi tersebut.


Penyebab remaja rentan terkena gangguan kecemasan salah satunya adalah ketakutan akan penilaian orang lain karena mungkin saja dia pernah mengalami trauma masa lalu setelah berhadapan dengan orang banyak dan sering mendapatkan komentar negatif kepada dirinya. Selain itu, tekanan akademik dan tekanan budaya juga dapat memicu tingginya angka gangguan kecemasan pada remaja. Hal tersebut dapat memunculkan masalah baru yaitu penilaian buruk remaja tentang dirinya sendiri yang akhirnya mulai membatasi diri dengan sosial dan mengganggu kegiatan sehari-harinya.


Hingga saat ini, penyebab umum gangguan kecemasan belum dapat diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor penyebab mengapa keadaan itu bisa terjadi, yaitu sebagai berikut.
1.Pengalaman negatif yang menyebabkan trauma
2.Faktor keturunan
3.Riwayat penyakit dalam jangka panjang
4.Efek samping alkohol dan obat-obatan tertentu
5.Ketidakseimbangan serotonin dan adrenalin


Seseorang yang mengalami kondisi cemas berlebihan akan terlihat dengan ciri-ciri: sulit berkonsentrasi, jantung berdetak kencang, tubuh gemetar dan kepala pusing, keringat berlebihan, gelisah dengan keadaan, dada sesak, dan otot terasa tegang. Ciri-ciri ini tidak sepenuhnya terjadi pada orang dengan gangguan kecemasan, tetapi bisa menjadi seseuatu yang dapat dikenali di dalam diri penderita anxiety.


Terdapat beberapa jenis gangguan kecemasan jika dilihat secara khusus, yaitu:
1.Gangguan Kecemasan Umum atau Generalized Anxiety Disorder
2.Gangguan Kecemasan Sosial atau Social Anxiety Disorder
3.Fobia Spesifik atau Specific Phobias
4.Gangguan Panik atau Panic Disorder
5.Gangguan Kecemasan setelah Trauma atau Post-Traumatic Stress Disorder


Membiasakan diri berpikir positif dan mengurai pikiran yang sebenarnya tidak perlu dipikirkan dapat menjadi cara untuk mengatasi gangguan kecemasan itu terjadi. Selain itu, mengajak diri sendiri untuk mencari dan melakukan kegiatan yang bisa menenangkan pikiran. Usaha-usaha di atas akan lebih baik ketika diseimbangkan dengan mengonsumsi makanan sehat, seimbang, dan kaya akan gizi serta mengatur pola tidur dengan tepat.


Salah satu tantangan terbesar dalam menghadapi gangguan kecemasan adalah seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, yaitu stigma sosial yang masih melekat pada mereka yang mengalaminya. Sering kali orang-orang menganggap remeh ketika seseorang mencoba terbuka atas kecemasan yang dialami. Padahal, bagi penderita gangguan kecemasan, tanggapan tersebut membuat mereka 'dipojokkan' dan tidak dihiraukan. Lebih parahnya, perasaan itu bisa memperburuk kecemasan yang mereka rasakan, karena mereka merasa kesepian dan tidak mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan.


Sangat penting untuk kita sadari bahwa gangguan kecemasan bukan kelemahan dan ketidakberdayaan seseorang dalam menjalani kehidupan. Melainkan gangguan kesehatan yang seharusnya memerlukan pendampingan untuk kesembuhannya. Sama halnya dengan penderita penyakit fisik parah, penderita gangguan kecemasan juga membutuhkan perawatan yang tepat, tentunya dengan orang yang ahli dan adanya dukungan sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun