Mohon tunggu...
Dwin
Dwin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang makhluk ciptaan Tuhan yang unik, Hobi menulis dan bermimpi, Karena saya percaya bahwa tidak ada harapan jika tidak ada khayalan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Konsep Dasar Audit Sistem Informasi

25 Juni 2024   10:20 Diperbarui: 25 Juni 2024   10:34 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Informasi merupakan salah satu sumber daya strategis suatu organisasi, untuk mendukung suatu visi dan misi organisasi.

Sistem informasi adalah subsistem organisasi untuk mengelola informasi.

Teknologi informasi merupakan komponen penting dari sistem informasi selain data/informasi. Teknologi informasi seperti teknologi telematika, telekomunikasi dan informasi, yang mencakup teknologi komputer (perangkat keras, perangkat lunak) yang didukung dengan teknologi telekomunikasi, khususnya komunikasi data digital sebagai infrastruktur dari jaringan komputer.

Audit sistem informasi merupakan suatu cara untuk menilai sejauh mana sistem informasi telah mencapai tujuan organisasi.

Keandalan suatu sistem informasi dalam perusahaan atau organisasi terletak pada keterkaitan antara komponen-komponen yang ada, sehingga dapat dihasilkan dan dialirkan suatu informasi yang berguna (akurat, terpercaya, detail, cepat, relevan, dsb) untuk lembaga yang bersangkutan.

Sistem informasi dan teknologi informasi terdapat hubungan yang erat antar keduanya. Dalam perspektif lain, sistem informasi diibaratkan sisi demand dari perusahaan dalam menjalankan kegiatan manajemen sehari-hari, sementara teknologi informasi merupakan sisi supply dari kebutuhan perusahaan tersebut. 

Namun dalam kenyataannya hubungan sistem informasi dan teknologi informasi sering mengalami gap/kesenjangan. Contoh gap di antara mereka adalah : (1) latar belakang personel dari masing-masing domain, jika dari sisi sistem informasi akan didominasi oleh orang-orang yang berlatar belakang bisnis dan mannajemen, dari sisi teknologi informasi terdiri dari mayotitas orang teknis. 

Maka cara mereka melihat, menilai, merumuskan, dan memutuskan sesuatu memiliki perbendaan tersendiri yang sering menghambat komunikasi. (2) tingkat pemahaman mengenani hakikat informasi, walaupun perusahaan di dunia dapat membeli teknologi secara canggih (state of the art), namun utilitasnya dapat sangat berbeda, karena sebagian besar perusahaan masih memiliki pandangan (state of the mind) yang konservatif mengenai nilai strategis dari informasi, sehingga sering kali terjadi adalah fenomena over investment atau under investment terhadap teknologi informasi. (3)lingkungan bisnis yang dinamis sebagai dampak globalisasi.

Konsep baru yang berkembang karena kemajuan teknologi informasi dan berbagai paradigma bisnis membuat terjadinya e business. Untuk menangkap dimensi ruang lingkup pengertian ebusiness, cara yang kerap dipakai adalah dengan menggunakan prinsip 4w (what, who, where , dan why).

Secara prinsip, pengertian ebusiness jauh lebih luas dibandingkan dengan ecommerce, bahkan secara filosofis, ecommerce merupakan bagian dari ebusiness. Jika ecommerce hanya berfokus pada aktivitas atau mekanisme transaksi yang dilakukan secara elektronik/digital, ebusiness memiliki wilayah yang jauh lebih luas, termasuk di dalamnya aktivitas relasi antara dua entiti perusahaan, interaksi antara perusahaan dengan pelanggannya, kolaborasi antara perusahaan dengan para mitra bisnisnya, pertukaran informasi antara perusahaan dengan para pesaing usahanya, dan lain sebagainya.

Siapa saja yang terlibat di dalam ebusiness?  Paling tidak ada 7 entiti yang dipergunakan dalam mengilustrasikan ebusiness, masing-masing: Agent, Business, Cunsumer, Device, Employee, Family, dan Goverment.

Kegiatan ebusiness dapat dilakukan dimana saja, sejauh pihak yang berkepentingan memiliki fasilitas elektronik/digital sebagai kanal akses.

Mengapa praktisi bisnis seluruh dunia sepakat untuk mengimplementasikan ebusiness ? padahal konsep ebusiness terkatang tidak menguntungkan perushaan karena banyaknya komponen biaya tinggi yang dapat di hemat (cost cutting). 

Tapi justru itulah jawabannya, ebusiness mmeberikan kesempatan perusahaan untuk meningkatkan level pendapatnya (revenue generation) secara langsung maupun tidak langsung. Dengan mengimplementasikan ebusiness, perusahaan dapat melihat berbagai peluang dan bisnis celah baru yang selama innibelum ditawarkan kepada masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun