Mohon tunggu...
Dwin
Dwin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang makhluk ciptaan Tuhan yang unik, Hobi menulis dan bermimpi, Karena saya percaya bahwa tidak ada harapan jika tidak ada khayalan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Women's Freedom, Wanita Tak Butuh Setara!

7 Juli 2023   19:54 Diperbarui: 7 Juli 2023   20:07 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

hello gengs....

kali ini gue pengen membahas yang biasanya wanita gelisahkan nih gengs

pertama gue pengen jelasin dulu nih apa itu women's freedom ?  womes's freedom jika diartikan berarti kebebasan wanita, nah kebebasan wanita yang dimaksud di sini seperti apa ? kebebasan untuk  mengambil keputusan, kebebasan untuk mengapai impian dan aspirasi mereka sendiri, serta berpartisipasi dalam segala aspek kehidupan seperti kehidupan sosial, politik, dan ekonomi dengan harapan tanpa adanya diskriminasi berdasarkan jenis kelamin. 

nah di dalam islam, apakah women's freedom ini diatur ?  jawabanya iya.

di dalam QS. Al-Hujurat: 49/13 Allah menfirmankan bahwa semua makhluknya sama, hanya ketakwaanlah yang menjadi bembeda di dalam aspek ibadah, yaitu sebgai berikut: 


"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu
disisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal."

namun terdapat perbedaan peran yang harus kita akui antara pria dan wanita, perlu gue ingetin ya, perbedaan ini tidak mengindikasi adanya superioritas atau inferioritas antara pria dan wanita hanya menekankan aspek komplementaritas. Namun sayangnya masyarakat di sekitar kita terdapat budaya yang menyimpang dari prinsip kesetaraan gender yang diakui oleh islam. Dari kesalahpahaman inilah membuat pengaruh yang kuat untuk mempengaruhi pelaksanaan kesetaraan gender dalam kehidupan sehari -hari. Maka perlu adanya cara untuk mengatasi tantangan ini baik dari organisasi, komunitas akhwat, dan cendekiawan muslim untuk mempromosikan kesetaraan gender dalam bentuk emansipasi wanita menurut nilai-nilai Islam.

kenapa lebih cocok emansipasi wanita daripada menggunakan kesetaraan gender ?

itu karena kesetaraan gender yang diagung-agungkan sekarang berbeda dengan emansipasi wanita yang memiliki perbedaan mendasar. Kesetaraan gender menekankan adanya persamaan perlakuan antara wanita dan pria, sedangkan emansipasi wanita menekankan adanya perjuangan untuk kebebasan  wanita dari keterbelakangan dan penindasan yang selama ini masyarakat sekitar salah memahaminya.

Nah apasaja isu-isu yang harus difahami bahwa peran wanita dan pria itu berbeda :

1. apakah wanita tidak perlu menempuh pendidikan yang tinggi ?

Rasulullah Muhammad SAW bersabda, "Mencari ilmu adalah wajib bagi setiap Muslim, laki-laki maupun perempuan."Dari sabda Rasulullah bisa kita fahami bahwa islam menegaskan bahwa wanita memiliki pendidikan yang itu tidak ada larangan.Apalagi wanita ialah guru pertama untuk anaknya semakin baik pendidikan wanita semakin baik pula generasi selanjutnya.

2. Apakah wanita tidak boleh menjadi seorang pemimpin dalam suatu negara atau dalam sebuah politik ?

mungkin teman teman pernah mendengar hadist yang berbunyi:

“Ketika Rasulullah SAW. Mengetahui bahwa masyarakat Persia mengangkat putri Kisra sebagai penguasa mereka, beliau bersabda,
“Tidak akan beruntung satu kaum yang menyerahkan urusan mereka kepada perempuan.” (Diriwayatkan oleh Bukhari, al-Nasa’i, dan Ahmad melalui Abu Bakrah).

hadist yang diatas ialah untuk kondisi masyarakat persia saat itu, bukan untuk semua masyarakat. Kasus  ini termasuk di dalam kebebasan politik, islam memperbolehkan wanita berperan dalam bidang politik sebagai contoh, Aisyah, istri Nabi Muhammad SAW, sering dianggap sebagai salah satu tokoh yang ahli dalam bidang politik dan hukum. Dia juga berperan sebagai penasihat dan konsultan bagi para pemimpin pada masa itu. Aisyah memainkan peran yang signifikan dalam peristiwa-peristiwa sejarah penting pada masa Nabi Muhammad SAW. Misalnya, pada Pertempuran Uhud, ia ikut serta sebagai perawat dan memberikan perawatan medis kepada para tentara yang terluka. 

3. Apakah wanita tidak boleh bekerja, hanya menjadi ibu rumah tangga ?

Ya wanita di deskripsikan makhluk yang feminim dimana sifat ini sangat cocok untuk mengurus anak, padahal mengurus anak adalah tanggung jawab bersama. suami dalam Islam diajarkan untuk membantu dalam tugas-tugas rumah tangga. Rasulullah Muhammad SAW sendiri terlibat dalam pekerjaan rumah tangga dan menghormati kontribusi istri-istrinya dalam memelihara rumah tangga. Setiap pasangan memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing, yang disesuaikan dengan kesepakatan dan kemampuan mereka dalam konteks yang adil dan seimbang. Namun jika seorang istri ingin bekerja harus didiskusikan dengan suami dan yang paling diutamakan ialah ketika seorang istri bekerja dengan tidak melalaikan peran mereka sebagai istri dan ibu.

oke gengs.... que pengen lanjutin lagi di tulisan artikel lainnya, karena emansipasi wanita ini banyak aspek dan banyak pendapat yang berbeda - beda jadi kita harus terus belajar, yang pentng wanita boleh memilih untuk menjalani kehidupannya aslakan tidak melebihi batas yang ditetapkan ya gensss... thanks!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun