Mohon tunggu...
Boike Liwang
Boike Liwang Mohon Tunggu... -

dibaca syukur, nggak juga nggak pa2.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Beda Jokowi dan Capres-capres yang Lain

28 April 2014   15:32 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:07 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Satu yang berbeda dari Jokowi dan capres-capres lainnya ialah : Jokowi TIDAK PERNAH mencalonkan diri sebagai Capres. Ini adalah Fakta. Sehingga Jokowi-pun tidak perlu berkoar-koar dengan segala visi misi yang juntrungannya hanyalah lip service dan akhirnya juga hanya menjadi pembohongan publik karena tidak pernah terrealisasikan.

Jokowi tahunya hanya kerja, kerja dan kerja.

Lalu kalau masyarakat yang memintanya untuk maju sebagai calon presiden, apakah salah ?

Adalah hak bagi semua warga negara untuk memilih dan DIPILIH.
Lalu kenapa kita (bukan kita, tapi kamu, Jokowi haters !) menjadi ketakutan dengan kenyataan ini? Kalau tidak menginginkan Jokowi yang jadi, ya, tinggal jangan dipilih. Kata alm. Gus Dur, Gitu aja kok repot.

Sepengetahuan saya sampai detik ini, belum ada sepatah kata-pun yang keluar dari mulut Jokowi untuk mendiskreditkan lawan-lawan politiknya, walaupun dia sudah diserang habis-habisan dari segala penjuru dan segala jurus. Jokowi sadar betul bahwa yang menentukan pilihan nanti adalah Rakyat, dan rakyat Indonesia tidaklah bodoh untuk begitu saja mau dicekoki dengan segala isu2 sampah dan hinaan2 serta segala fitnah yang kejam tak mengenal kasihan itu. Ini justru memperlihatkan karakter asli dari seorang Jokowi yang tulus dan ikhlas, tidak ambisius sehingga harus menghalalkan segala cara, mantap dengan keyakinan bahwa apa yang dikerjakan bermanfaat dan akan mendapat apresiasi dari masyarakat.
Bagi Jokowi mengabdi kepada bangsa dan negara tentulah jauh lebih berarti daripada sekedar menjadi Gubernur, walau sebagai Gubernur yang baru seumur jagung, bukan berarti Jokowi belum berbuat sesuatu. Malah sebaliknya telah membuahkan hasil yang fantastis yang bahkan tidak pernah bisa dilakukan oleh gubernur2 terdahulu. Untuk itupun Jokowi tidak pernah menepuk dada menyombongkan diri atas  segala prestasinya.
Rakyat Indonesia akhirnya dibukakan matanya menyadari bahwa dinegeri ini masih terdapat putera terbaik seperti seorang Jokowi, dan bisa diharapkan untuk bisa mengubah nasib mereka.
Sekali lagi, apakah salah kalau rakyat meminta Jokowi untuk menjadi presiden mereka ?

Para Jokowi haters yang ketakutan dengan majunya Jokowi karena akan menghilangkan kesempatan mereka untuk berkuasa, yang tidak mau Jokowi yang jadi presiden, dengan dikomandoi oleh tuan mereka, mengeluarkan dan menghalalkan segala cara untuk mencoba membendung laju Jokowi, mulai dari menghina (pribadi), membuat puisi2 satir, mengjelek-jelekkan kinerja, mengfitnah dengan kejam, yang paling anyar : sebagai keluarga PKI, dan 'Hitler'; tetapi ketika mendapat serangan balik yang spontan dari masyarakat yang mencintai Jokow,i menganggap semua itu adalah rekayasa Jokowi. Terlalu !
Asal tahu saja, semua ini adalah reaksi dari aksi yang dimulai oleh prabowo sendiri yang terus diikuti oleh hambanya yang bernama Fadli Zon, dan sekarang oleh Berric Dondarrion(kompasianer: isu Hitler), dan seseorang di Fb dgn nama Tambal Ban (: isu anak PKI), dan para Jokowi haters lainnya.

Kalau seandainya dari awal mr.prabowo mau berbesar hati menerima persaingan dalam pencapresan ini, mungkin semua ini tidak perlu terjadi. Bukankah 5 tahun yang lalupun Prabowo sudah muncul dan mencalonkan diri sebagai capres dan kemudian cawapres, dan saat itu tidak terjadi ribut-ribut seperti sekarang ini ?
Rakyat indonesia yang sebenarnya sudah mulai mau melupakan peristiwa2 masa lalu sambil menyongsong hari esok yang lebih baik, dipaksa untuk membuka halaman2 sejarah lagi, sehingga apa yang sudah mulai terkubur kini terkuak lagi dan menjadi pengetahuan yang uptodate kepada generasi muda sekarang yang besar kemungkinan tidak mengetahui fakta-fakta sejarah karena generasi muda kita sekarang ini cenderung tidak berminat dengan sejarah.
Akhirnya benar kata pepatah : siapa menebar dia menuai.

note : tulisan ini sebenarnya sy buat untuk mengomentari tulisan Berrick (Hitler), tetapi karena terlalu panjang, sy buat menjadi artikel saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun