Mohon tunggu...
Dewi Setianingsih
Dewi Setianingsih Mohon Tunggu... Freelancer - Content creator dan penulis

Saya seorang content creator, penulis. Hobbi saya berselancar dengan handphone.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Menghilang Tanpa Pesan (Bab 5)

22 Februari 2024   11:18 Diperbarui: 22 Februari 2024   11:20 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah 2 Minggu Deka dan Hendra berpacaran. Mungkin kalau istilah anak zaman sekarang " jadian". Meski masih baru se umur jagung, tapi sudah cukup dekat rasanya, Itu semua karena intensitas pertemuan mereka yang hampir setiap hari.

Deka pun kembali bekerja. Hari ini masuk sift 1 atau masuk pagi. Setelah kemarin libur. 

Dari kemarin Hendra tak ada kabarnya. WA ku pun tidak di balas. Kemana ya?? 

Hari ini aku pun bekerja seperti tak ber semangat.karna masih memikirkan Hendra yang menghilang begitu saja tanpa pesan. Akhirnya aku coba lagi membuka WhatsApp, ternyata belum di balas juga pesan ku. Tapi seperti nya pesan yang kemarin sudah di baca karna bercentrang biru. Yang bikin aku tambah kaget lagi, kulihat photo profil di WA Hendra berwarna hitam. Dan pesan yang terakhir aku ketik pun hanya bercentrang 1. "Waduuhh..seperti nya nomer ku telah di blokir sama dia." pikir ku. Gawatt....

Aku pun semakin bingung, apa sih sebenarnya yang terjadi dengan Hendra? Apakah Handphone nya hilang? Atau dia sudah punya pacar yang baru,  sehingga aku di hempaskan begitu saja. Bermacam - macam pertanyaan ada di dalam pikiran ku. Akhirnya ku coba keluar minimarket, sekedar melihat di bengkel tempat Hendra bekerja. Ternyata memang betul, Hendra tidak ada di bengkel. Hanya beberapa teman nya saja yang terlihat sedang bekerja.  "Benar, ternyata dia tidak ada," gumam ku. Aku pun kembali masuk ke dalam minimarket. 

Rupanya Eva, teman sekerja aku, sedari tadi dia memperhatikan aku. Eva pun menghampiri aku.

" Kenapa sih, daritdi  aku lihat kamu seperti orang yang bingung?," tanya Eva. Aku pun coba menutupi tentang semua ini. " Tidak ada apa- apa kok Va", jawabku.

Tapi sepertinya aku tak sanggup menutupi semua ini. Karena Eva adalah teman baik aku. Aku menganggapnya sudah seperti sahabat. Lagipula Eva pun mengerti kalau aku sedang ada masalah. Akhirnya aku pun bercerita semua nya ke Eva. Eva pun kaget kalau ternyata aku sudah jadian sama Hendra. 

Setelah Eva mendengarkan cerita ku, dia pun memegang tangan ku sambil berkata," ya sudah.. aku bantu kamu menanyakan kabar Hendra ke paman nya nanti sore ya." 

" Makasih yaa Va", kata ku sambil menyambut tangan Eva.

Eva pun sambil tersenyum kembali berkata " sekarang fokus sama kerja an dulu yaa".

Dengan perasaan sedikit lega aku pun menjawab," iya Va",

Secara diam- diam Eva pun mencoba menelpon Hendra. Eva berpikir, mungkin kalau pakai nomer dia Hendra mau mengangkat telpon nya. Tapi tetap saja tidak diangkat. Sudah di coba berulang kali sama juga hasilnya. 

Aku pun lanjut bekerja. Meski pikiranku masih memikirkan Hendra yang menghilang begitu saja tanpa meninggal kan pesan. Biar lah, toh aku jadian juga baru sebentar. Mungkin tidak penting juga status kami. Pikir Deka guna menenangkan hati nya. Kita tunggu saja nanti sore kabar dari paman nya Hendra. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun