Mohon tunggu...
Dewi Setianingsih
Dewi Setianingsih Mohon Tunggu... Freelancer - Content creator dan penulis

Saya seorang content creator, penulis. Hobbi saya berselancar dengan handphone.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Orang Lain Tak Boleh Tahu (Bab 4)

20 Februari 2024   11:04 Diperbarui: 20 Februari 2024   11:06 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena pertemuan antara Deka dan Hendra yang terlalu sering. Timbul lah rasa cinta diantara keduanya. Hendra pun mengungkapkan rasa suka nya pada Deka. Dan Deka pun menerima nya. Karna ini lah harapan Deka untuk kelanjutan hubungan nya dengan Hendra.

Tapi Hendra berpesan : " tolong ya, hubungan ini jangan di share kesemua orang termasuk tempat dia bekerja." Seakan- akan hubungan ini tidak boleh ada yang tahu. Intinya jangan bilang siapa- siapa. Aneh...

Menurut nya,dengan alasan dia malu hanya seorang montir saja.

" Memangnya kenapa kalau seorang montir ? Kerja apapun kan yang penting halal. Lagipula kita juga sama- sama makan nasi kok", pikir ku.

Ya sudah, tak apa lah. Yang penting saat ini kita berdua bahagia. 

Seperti biasa Deka berangkat bekerja menuju minimarket. Sementara Hendra pun menunggu aku di ujung gang. Sesuai kesepakatan kita kalau orang lain tidak boleh ada yang tahu. Setiap janjian bertemu atau menjemput, selalu tidak pernah ke rumah bibi. Tapi selalu janjian di suatu tempat. Seperti artis saja yang jika tidak mau ketemu wartawan, takut di publikasi kan. 

Tiba lah waktu beristirahat. Aku pun keluar menuju warteg yang tak jauh dari  tempat kerjaku. Untuk membeli makan siang dan minum kopi. " Haii.. mbak Sri..." sapa ku. " Haii juga Deka," balas mbak Sri. 

Aku sengaja membuat janji untuk bertemu dengan Hendra di warteg ini. Tak lama Hendra pun datang. " Aduhhh..senang nya hati ini", bisik ku dalam hati, sambil ternyum kecil, menyambut kedatangan Hendra. Akhirnya kita pun makan bersama.

" Ehh...Hendra , kita foto bareng yukk, " ajak ku. Kebetulan akan aku pasang untuk foto profil di sos med aku.  Tapi sayang nya Hendra menolak untuk foto bareng aku. Katanya , " ngapain sihh, malu kayak orang norak saja."

"Hello..., Sebenarnya status aku ini apa sih? " Pacar gelapmu gitu?

Hendra pun menjawab, " kan kamu sudah setuju sama komitmen kita,tidak boleh orang lain tahu".

Mbak Sri terdiam sambil memperhatikan kita berdua. Dan sepertinya mbak Sri juga akhirnya mengetahui kalo kita berdua sudah ber pacaran.

Iya ..tapi pacar yang tak jelas.

Sudah seminggu aku menjalani hubungan dengan Hendra layaknya seperti orang yang sedang mengumpat- umpat dan tak boleh terlihat oleh orang lain. Terserah kamu saja lah Hendra. Atur saja. Semua alasan yang kamu ungkapkan selain tak masuk akal, tapi juga sedikit aneh bagi ku yang baru mempunyai pacar.

Biar kan saja, lagipula baru juga seminggu. Masih seumur jagung, anggap saja masih tahap pendekatan. Dan aku berharap semoga ke depannya akan lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun