Western blot adalah metode untuk mendeteksi protein spesifik tertentu dalam suatu sampel. Perkembangan teknik western blot oleh W. Neal Burnette dimulai pada tahun 1981. Pada akhirnya, teknik ini menjadi salah satu alat utama dalam penelitian biologi molekuler dan biokimia.Â
Prosedur western blot dapat memisahkan protein berdasarkan ukuran dan memvisualisasikan keberadaan protein tertentu menggunakan antibodi. Dalam konteks kanker, western blot digunakan untuk mendeteksi biomarker spesifik yang terkait dengan perkembangan dan progresi tumor.
Prosedur western blot memiliki beberapa langkah utama, yaitu ekstraksi protein, elektroforesis gel, transfer, blocking, inkubasi dengan antibodi primer, inkubasi dengan antibodi sekunder, dan deteksi sinyal dari antibodi sekunder. Teknik ini dapat diaplikasikan di berbagai bidang penelitian, seperti deteksi protein spesifik, studi ekskresi protein, validasi antibodi, dan analisis mutasi protein.
Western blot dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang kesehatan, salah satunya adalah kanker. Teknik ini dapat digunakan untuk mendeteksi dan menganalisis kanker. Contoh aplikasi western blot dalam bidang kanker adalah identifikasi biomarker kanker, analisis ekspresi protein, studi transduksi sinyal, deteksi mutasi dan modifikasi pascatranslasi, serta melihat respon terhadap terapi yang diberikan.
Oleh karena itu, western blot merupakan salah satu teknik yang berharga dalam penelitian dan diagnosis kanker. Dengan kemampuan untuk mendeteksi dan menganalisis protein spesifik, western blot dapat memberikan wawasan penting tentang mekanisme molekuler kanker, identifikasi biomarker, dan respons terhadap terapi. Penggunaan western blot dalam deteksi kanker tidak hanya meningkatkan pemahaman kita tentang penyakit ini tetapi juga berkontribusi pada pengembangan pendekatan diagnostik dan terapeutik yang lebih efektif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H