Mohon tunggu...
Hesya Permana
Hesya Permana Mohon Tunggu... -

saya mah...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

(Mirror) Hatiku Dimakan Tikus

16 Desember 2011   02:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:12 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Huh !! Inilah hal yang paling aku benci, menunggu ! Sudah matipun aku harus menunggu. Memang tanggung, ketika rohku melayang meninggalkan jasadku, waktu menunjukan jam sembilan malam tepat. Siapa yang mau menggali kubur untukku malam-malam begini ? Lagi pula komplek pemakaman di kampungku, jauh dari perumahan, kurang lebih lima kilometeran, di pinggir hutan.

Aku sekarang tidur telentang di atas tikar, kedua tangan dilipat di dada,dibungkus kain batik  istriku, masih baru. Sudah rapih,  sudah dimandikan dan di sholatkan. Rumah sudah sepi, hampir semua yang menungguiku sudah pada tidur.

Kasihan mereka, kudekati istriku, matanya masih sembab, anakku yang bungsu tidur di kursi, pakai kain sarung dan kopiyah putih masih melekat di kepalanya. Tetangga sudah pada pulang. Tinggal sanak saudara dan tetangga dekat,  tidur berserakan di tengah rumah bersama gelas-gelas aqua di atas meja, di sekelilingku. Di luar gerimis, dingin, gelap dan sepi . Jam di dinding menunjukan pukul tiga dinihari. Tiba-tiba, pintu ruang tengah yang membatasi dengan ruang dapur terbuka, segerombolan tikus berjinjit-jinjit menghampiri tubuhku, lalu mengeroyok tubuhku, membuka kain penutup  , lalu naik ke atas tubuhku, menggerayangi dan menggigit-gigit kulitku, dagingku, anehnya tikus-tikus itu, hanya berusaha melubangi dada dibagian ulu hati.....

Aku berteriak-teriak, tapi mulutku diam tak bergerak, tanganku berusaha untuk mengusir tikus-tikus itu, tapi tak berdaya, tikus itu terus menerus membuat lubang di dada. Darah campur kulit dan dagingku muncrat berserakan diatas kain dan tikar. Aku berusaha sekuat daya dan upaya untuk bergerak dan berteriak, membangunkan yang tidur di dekatku. Tapi mereka tidak bangun. Apakah suaraku tidak keluar atau mereka yang tertidur lelap.

Praaaang...........Akhirnya usahaku berhasil, aku bisa juga menjatuhkan toples gelas dari atas meja.

Dan usahaku berhasil, merekapun pada bangun.....Ah telat, hatiku sudah dimakan tikus sebagian.

Besoknya setelah sholat subuh, jasadku dimandikan kembali, membersihkan darah yang tercecer di sekitar ulu hati, lubang yang menganga ditutupi dengan kapas.

---

Betul dugaanku, setelah pemakaman, bisik-bisik tetangga mulai tersebar. Mayatku digerogoti tikus dan hatinya hilang separo.

"Makanya, pak...jangan pernah berpikir ingin kawin lagi !"  kata Erna yang punya lesung pipit dan tahi lalat di dagunya, tetanggaku sebelah kiri, kepada suaminya.

Brengsek !!! Sek ! Sek ! Dia pernah selingkuh denganku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun