WASPADA DEMAM BERDARAH
FARRA NAQA ALTHEA / 191241224
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan global yang signifikan, terutama di negara-negara tropis dan subtropis, termasuk Indonesia. Tantangan yang dihadapi dalam penanganan DBD cukup kompleks dan memerlukan peran aktif dari berbagai sektor, khususnya kesehatan masyarakat.
Insiden demam berdarah telah meningkat secara drastis di seluruh dunia dalam beberapa dekade terakhir, dengan kasus yang dilaporkan ke WHO meningkat dari 505.430 kasus pada tahun 2000 menjadi 5,2 juta pada tahun 2019. Sebagian besar kasus tidak bergejala atau ringan dan dapat ditangani sendiri, sehingga jumlah kasus demam berdarah yang sebenarnya tidak dilaporkan.Â
Banyak kasus juga salah didiagnosis sebagai penyakit demam lainnya . Jumlah kasus demam berdarah tertinggi tercatat pada tahun 2023, yang memengaruhi lebih dari 80 negara di semua wilayah WHO. Sejak awal tahun 2023, penularan yang terus berlanjut, dikombinasikan dengan lonjakan kasus demam berdarah yang tidak terduga, mengakibatkan rekor tertinggi lebih dari 6,5 juta kasus dan lebih dari 7300 kematian terkait demam berdarah dilaporkan.
Beberapa faktor dikaitkan dengan meningkatnya risiko penyebaran epidemi demam berdarah: perubahan distribusi vektor (terutama  nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus), terutama di negara-negara yang sebelumnya tidak pernah mengalami demam berdarah; konsekuensi fenomena El Nio pada tahun 2023 dan perubahan iklim yang menyebabkan peningkatan suhu serta curah hujan dan kelembaban yang tinggi; sistem kesehatan yang rapuh di tengah pandemi COVID-19 dan ketidakstabilan politik dan keuangan di negara-negara yang menghadapi krisis kemanusiaan yang kompleks dan pergerakan penduduk yang tinggi.
Terdapat beberapa fakta-fakta penting mengenai demam berdarah, sebagai berikut:
1.Demam berdarah adalah infeksi virus yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi.
2.Demam berdarah ditemukan di daerah beriklim tropis dan subtropis di seluruh dunia, sebagian besar di daerah perkotaan dan semi-perkotaan.
3.Pencegahan dan pengendalian demam berdarah bergantung pada pengendalian vektor. Tidak ada pengobatan khusus untuk demam berdarah/demam berdarah berat, dan deteksi dini serta akses ke perawatan medis yang tepat sangat menurunkan angka kematian akibat demam berdarah berat
Tantangan Penyakit Demam Berdarah
1.Peningkatan Kasus Musiman
DBD cenderung memiliki pola musiman yang dipengaruhi oleh kondisi cuaca, terutama hujan yang menyebabkan akumulasi air dan meningkatkan populasi nyamuk. Di Indonesia, peningkatan kasus biasanya terjadi pada musim hujan. Fluktuasi ini menambah kompleksitas dalam perencanaan dan pelaksanaan program pencegahan serta respons kesehatan masyarakat.
2.Kurangnya Pengetahuan dan Kesadaran
Salah satu tantangan utama adalah kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang DBD dan cara pencegahannya. Banyak orang yang tidak mengetahui gejala awal, yang sering kali mirip dengan penyakit ringan lainnya, sehingga menyebabkan keterlambatan dalam penanganan medis dan berpotensi meningkatkan risiko komplikasi.
3.Keterbatasan Sumber Daya
Sumber daya yang terbatas, baik dalam hal dana maupun tenaga medis terlatih, sering kali menjadi kendala dalam penanganan DBD. Di banyak daerah, fasilitas kesehatan mungkin tidak memadai untuk menangani jumlah kasus yang tinggi, terutama di daerah pedesaan yang memiliki akses terbatas ke layanan kesehatan.
Peran Kesehatan Masyarakat
1.Edukasi dan Penyuluhan
Kesehatan masyarakat memainkan peran krusial dalam meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang DBD. Program edukasi yang efektif dapat membantu masyarakat memahami gejala, cara pencegahan, dan tindakan yang harus diambil saat terinfeksi. Penyuluhan dapat dilakukan melalui berbagai saluran, termasuk media massa, seminar, dan kampanye di tingkat komunitas.
2.Program Pengendalian Nyamuk
Implementasi program pengendalian nyamuk yang menyeluruh sangat penting. Kesehatan masyarakat harus mengoordinasikan upaya-upaya seperti fogging (pengasapan), pengelolaan tempat-tempat penampungan air, dan penggunaan larvasida. Selain itu, promosi penggunaan kelambu dan pakaian pelindung juga bisa menjadi bagian dari strategi pengendalian nyamuk.
3.Peningkatan Infrastruktur Kesehatan
Penguatan sistem kesehatan untuk menangani kasus DBD merupakan langkah penting. Ini termasuk memastikan bahwa fasilitas kesehatan memiliki peralatan dan obat-obatan yang diperlukan serta melatih tenaga medis dalam penanganan DBD. Kesehatan masyarakat dapat berperan dalam merancang dan mendukung inisiatif ini, serta memastikan adanya sistem pelaporan dan pemantauan yang efektif.
Kesimpulan
Demam Berdarah Dengue merupakan tantangan kesehatan masyarakat yang signifikan, dengan berbagai faktor yang mempengaruhi penyebaran dan penanganannya. Untuk menghadapi tantangan ini, peran kesehatan masyarakat sangat penting dalam meningkatkan kesadaran, mengimplementasikan program pengendalian nyamuk, memperbaiki infrastruktur kesehatan, berkolaborasi dengan berbagai sektor, dan mendukung penelitian. Dengan pendekatan yang komprehensif dan kerja sama yang erat antara pemerintah, masyarakat, dan sektor kesehatan, diharapkan dapat mengurangi dampak dari penyakit ini dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
"KATA KUNCI : Demam Berdarah, Kesehatan, Nyamuk"
DAFTAR PUSTAKA
Bhatt, S. Distribusi global dan beban demam berdarah. Â Nature , 2013. 496(7446): hal. 504--507.
Brady, OJ. Memperbaiki batas spasial global penularan virus dengue. Â PLOS Neglected Tropical Diseases , 2012. 6(8): p.e1760.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H