BANTEN: SIMBOL HARMONI ANTARA MANUSIA DAN ALAM DALAM TRADISI UMAH HINDU
Oleh : Kadek Indah Ari Artini/2314101017
      Banten, dalam agama Hindu khususnya di Bali, merupakan persembahan yang memiliki makna dan fungsi yang sangat penting dalam praktik keagamaan. Kata "banten" sendiri berasal dari kata "bantena" yang berarti "persembahan" atau "hadiah". Banten adalah suatu bentuk ritual yang berfungsi sebagai sarana komunikasi antara manusia dan dewa-dewi, leluhur, serta roh-roh alam.Â
Melalui banten, umat Hindu mengekspresikan rasa syukur, doa, permohonan, dan pengabdian mereka kepada kekuatan ilahi. Banten dibuat dengan penuh perhatian dan keterampilan, menggunakan berbagai bahan alami seperti bunga, daun, buah-buahan, beras, dan kadang-kadang disertai dengan makanan atau minuman tertentu. Setiap elemen dalam banten memiliki makna simbolis yang dalam, mewakili berbagai aspek kehidupan dan alam semesta.
      Simbolisme dalam banten mencerminkan hubungan yang erat antara manusia, alam, dan Tuhan dalam tradisi Hindu Bali. Setiap elemen dalam banten dipilih dengan cermat dan memiliki makna spiritual yang mendalam, mencerminkan berbagai aspek kehidupan dan alam semesta.Â
Melalui banten, umat Hindu mengekspresikan rasa syukur, doa, dan pengabdian mereka, serta menjaga harmoni dan keseimbangan dalam kehidupan mereka. Banten bukan hanya sebuah persembahan, tetapi juga sebuah sarana komunikasi dan penghubung antara manusia dan Tuhan.Â
Banten, dalam tradisi Hindu Bali, adalah persembahan yang sarat dengan simbolisme mendalam, mewakili berbagai aspek kehidupan dan spiritualitas. Setiap elemen dalam banten dipilih dengan cermat dan memiliki makna khusus. Bunga, misalnya, melambangkan keindahan, kesucian, dan ketulusan hati, serta digunakan untuk menyampaikan rasa hormat dan pengabdian kepada dewa-dewi.Â
Daun janur, terutama dari kelapa muda, melambangkan kesucian dan niat yang tulus, sering digunakan untuk menghias banten dan mencerminkan kesuburan serta kehidupan yang berkelanjutan. Buah-buahan, nasi, dan beras melambangkan hasil bumi, kemakmuran, dan kelangsungan hidup, menunjukkan rasa syukur atas berkah Tuhan dan harapan untuk rezeki yang terus berlanjut.Â
Dupa, dengan asap yang naik ke atas, melambangkan doa dan permohonan yang mencapai surga, serta berfungsi sebagai pembersih dan penyuci. Kue tradisional dalam banten melambangkan keceriaan dan kebahagiaan, sedangkan air suci atau tirtha digunakan untuk memercikkan banten dan umat sebagai simbol penyucian dari dosa dan kotoran batin.Â
Telur melambangkan potensi kehidupan dan kesuburan, sementara uang dalam banten mencerminkan hasil kerja keras dan ungkapan syukur atas rezeki yang diterima. Kain kuning dan putih, yang sering digunakan untuk membungkus atau menghias banten, melambangkan kebijaksanaan dan kesucian, memberikan perlindungan dan makna spiritual tambahan.Â
Melalui simbolisme yang kaya ini, banten tidak hanya berfungsi sebagai persembahan ritual tetapi juga sebagai sarana komunikasi dan penghubung antara manusia dengan kekuatan ilahi, menjaga harmoni dan keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari.