Tahukah Anda bahwa diare masih menjadi salah satu ancaman kesehatan utama bagi balita di Indonesia? Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017, lebih dari 17.000 kasus diare tercatat di daerah rural Papua. Penyakit ini bahkan menjadi penyebab kematian yang signifikan pada anak-anak. Namun, berita baiknya, solusi untuk mencegah diare sebenarnya dimulai dari hal sederhana yaitu jamban sehat.
Mengapa Diare Masih Menjadi Masalah?
Sebuah studi dari data SDKI tahun 2017 di daerah rural Papua menunjukkan bahwa anak-anak yang tinggal di rumah tanpa jamban sehat memiliki risiko 2,25 kali lebih besar terkena diare dibandingkan dengan yang tinggal di rumah dengan jamban sehat. Ketika fasilitas sanitasi seperti jamban tidak memenuhi standar— misalnya tanpa septic tank atau saluran pembuangan yang layak— air dan tanah bisa terkontaminasi bakteri penyebab diare seperti Escherichia coli. Selain itu, kebiasaan buang air besar sembarangan (BABS) yang masih banyak dilakukan di beberapa daerah memperburuk penyebaran penyakit ini.
Kriteria Jamban Sehat
Jamban sehat bukan hanya melindungi balita dari diare, tetapi juga menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga. Kriteria jamban sehat yang sesuai standar adalah sebagai berikut.
- Septic tank tertutup rapat untuk mencegah pencemaran lingkungan.
- Jarak minimal 10 meter dari sumber air, seperti sumur atau sungai.
- Konstruksi lantai kedap air dan tidak licin untuk mencegah kecelakaan.
- Saluran pembuangan yang baik, memastikan limbah tidak mencemari lingkungan.
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Kolaborasi lintas sektor menjadi suatu hal yang sangat diperlukan untuk memastikan sanitasi yang lebih baik di masyarakat. Pemerintah dapat berperan penting dengan meningkatkan edukasi masyarakat tentang pentingnya jamban sehat dan dampaknya terhadap kesehatan. Selain itu, pemerintah juga memiliki suatu peran krusial dalam menyediakan akses ke fasilitas sanitasi di daerah terpencil dan memberlakukan regulasi serta insentif untuk mendorong praktik sanitasi yang baik. Di sisi lain, masyarakat diharapkan dapat memprioritaskan pembangunan dan pemeliharaan jamban sehat di rumah masing-masing, menjaga kebersihan lingkungan sekitar, serta berpartisipasi aktif dalam program-program sanitasi yang digagas oleh pemerintah atau komunitas.
Sementara itu, tenaga kesehatan dapat berkontribusi dengan rutin memberikan penyuluhan tentang sanitasi dan kebersihan pribadi, serta meningkatkan pemantauan terhadap kasus penyakit terkait sanitasi, seperti diare, khususnya di daerah rawan. Dengan sinergi dan juga kolaborasi lintas sektor tersebut, dapat tercipta suatu lingkungan yang lebih sehat dan juga berkualitas.
Sanitasi untuk Masa Depan yang Lebih Baik
Studi yang dilakukan dengan mengambil wilayah di daerah rural Papua mengingatkan kita bahwa sanitasi yang baik adalah langkah awal untuk menciptakan generasi yang sehat dan kuat. Dengan fasilitas sanitasi yang memadai, tidak hanya diare yang dapat dicegah, tetapi juga berbagai penyakit lainnya yang disebabkan oleh lingkungan yang tidak bersih.
Tidak ada alasan untuk menunda tindakan. Dengan upaya bersama, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih sehat untuk anak-anak kita dan generasi mendatang. Jamban sehat adalah investasi kecil dengan manfaat besar bagi kesehatan dan kualitas hidup keluarga. Jadi, mari mulai dari sekarang untuk menjadikan jamban sehat sebagai prioritas!
Referensi
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,2018. Laporan Nasional Riskesdas.
- National Population and Family Planning Board (BKKBN), Statistics Indonesia (BPS), Ministry of Health (Kemenkes), and ICF. Indonesia demographic and health survey (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) 2017. Jakarta: National Population and Family Planning Board - BKKBN, Statistics Indonesia - BPS, Ministry of Health - Kemenkes, and ICF; 2018.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H