Mohon tunggu...
RD. KEDUM
RD. KEDUM Mohon Tunggu... profesional -

Lahir dengan nama RD.Kedum, aktif di bidang seni-Teater, menulis cerpen, puisi, artikel, naskah drama, dan bahan ajar. Mengasuh sanggar seni KOASIS, Pengurus sanggar Seni KISLIRA, Ketua Forum Guru Bahasa Kota Lubuklinggau,Penasehat di FLP Lubuklinggau, Bersma Benny Arnas (penulis Nasional, Ferry Irawan AM, menggagas Forum Apresiasi Karya sastra kota Lubuklinggau.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pada Rina-Bekasih

31 Agustus 2012   05:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:06 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

MERENUNG

(pada ananda Rina)

Anakku,

Telah bunda tuliskan pada tangkai hari ini

Sebait kata usang yang lama ku pendam dalam genggam

yang akan kutebar kala bulan menyingsing datang

dari pentang hingga ke petang

menjalinnya hingga menguntai

dalam kasih yang tumbuh bersama terbitnya pagi

lalu

bunda kalungkan dilehermu yang cantik

lihat

dan tatap

bening mata bunda yang berwarna coklat

di antara kerut yang mulai mekar

ada ketulusan yang bermanik doa

di hari jadimu yang mulai naik

Anakku,

Telah bunda bisikkan pada dedaun

‘gar senantiasa menaungi lindap hatimu

Untuk selalu menjadi cermin yang paling bening

berbalut tulus dan irama kasih

berbalut jarring tasbih

berbalut Nur

dan rapallah setiap detik

‘gar tapakmu senantiasa menumbuhkan cahaya

cahaya kerinduan yang paling rindu

berbasuh wudhu tiap waktu

Anakku,

Telah kau tinggalakan jejak tapak yang menancap di

bingkai waktu

jangan pernah kau lengah

karena di hadapanmu dua cahaya menunggu

hitam legam, atau suci bening

pertanda keagungan yang kan kau biarkan mengkristal dalam setiap jenjang waktu

dan tak akan membuatmu jauh

karena tapak hari ini bukan akhir dari perjalanan

Anakku,

Denting detik yang menggranting

Lalu berubah menjadi hari

Hari pun beganti bulan

Dan bulan pun berganti tahun

Catat rapat dalam deary dadamu

Sekedar pengingat,

Atas anugerah yang tak pernah pupus

Seperti teratai yang senantiasa muncul

Ditengah bening air

Dan kagumpun akan tumbuh pada setiap mata yang menancap girang

Anakku,

Dengan Bismillah

erat genggam tapak bunda

bersama kita melangkah

menyisir hari yang makin genting menuju tepi

/Bengkulu, 29 Juni 2012

*Selamat Ulang Tahun Ananda Rina…rindu dan doa Bunda selalu untukmu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun