Negara ini sudah menjadi negara hewan. Rasanya kurang lengkap menyebutkan nama-nama hewan dalam panggung dunia politik. Awalnya adalah kerbau sibuya - yang merujuk pada seseorang. Ditanggap pula dengan cicak buaya. Masih kurang? masih ada babi yang juga turut meramaikan lakon politik. Sudah lengkap? oh ternyata belum. masih ada satu hewan penting yang belum muncul. Tikus. Wahai politikus, jadilah engkau tikus. Ucapan ini dilontarkan oleh presiden belakang layar, Aburizal Bakrie aka Ical. Pernyataan politik ini sungguh diluar dugaan. Seorang Ical memberikan pengarahan yang begitu lugas dan lancar untuk para bawahannya di partai Golkar. "Kita politisi bekerja keras, main taktis. Jangan kemudian kita dalam permainan itu menggigit terus. Golkar harus berprinsip seperti tikus, ngendus, baru gigit," kata Ical dalam sambutannya di acara Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Wilayah Jawa-Bali-NTB Partai Golkar di Hotel Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Minggu (4/7/2010). pengarahan yang disampaikan pada rapat koordinasi ini tidak bisa dianggap enteng dan remeh temeh. Inilah arah politik dan gerak para politikus dari partai Golkar. Inilah visi kedepan dari seorang Ical bagi partai dan poltisi dibawah bendera Partai Golkar. sungguh miris. Bantahan halus pun dilayangkan dari mulut seorang Agung Laksono - Menko Kesra dan juga Wakil Ketua Umum Partai Golkar. "Tikus kan juga makhluk Tuhan dan tidak selamanya buruk, seperti dicap korupsi. Tikus juga sering dipakai untuk praktik kedokteran. Tikus putih baik kan," kata Agung Laksono diplomatis saat dimintai tanggapannya di Kantor Presiden, Senin (5/7/2010). Setali tiga uang bukan? antara pimpinan dan bawahan tentang polemik tikus di partai golkar. Tidakkah mereka menyadari bahwa tikus lebih condong bernilai negatif ketimbang positifnya. Tidakkah mereka menyadari bahwa tikus membawa penyakit? Tidakkah mereka mengetahui bahwa tikus senang menggerogoti lumbung pagi? Tidakkah mereka mengetahui bahwa tikus adalah simbol koruptor? Tidakkah mereka malu akan hal tersebut diatas? Begitulah politisi dari partai golkar ke depannya. Bertindak tanduk seperti tikus. Mengendap-mengendap, mengendus lumbung uang agar bisa digerogoti. Menggigit lawan politiknya. Menularkan penyakit leptospirosis dan penyakit pest. masihkah ada harapan untuk politikus yang berlaku seperti tikus? rasa2nya sudah tidak ada lagi. jadi, jangan pilih partai golkar dan politisinya karena mereka adalah tikus got sumber foto: http://saung001.wordpress.com/2009/05/22/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H